Hasil dan Pembahasan .1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, sebelah timur dengan Kabupaten Bungo Tebo Provinsi Jambi dan sebelah barat dengan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Kerinci yang beribukota Sungai Penuh, terdiri dari 16 kecamatan 285 desa dan 2 kelurahan dengan jumlah penduduk 244 018 jiwa dengan tingkat kepadatan 73 jiwa per km 2 BPS Kerinci 2012. Lokasi penelitian terdapat pada empat kecamatan yang berbeda yaitu : 1. Dusun Baru Lempur Dusun Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya, secara geografis terletak pada posisi 101 o 30’ – 101 o 40’ Bujur Timur, berjarak kurang lebih 40 km sebelah timur dari kota Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci. Secara administrasi pemerintahan Dusun Baru Lempur adalah pemekaran dari Desa Lempur yang terkenal dengan sebutan Lekuk Lima Puluh Tumbi. Daerah Lekuk 50 Tumbi dikelilingi perbukitan dan diapit dua pegunungan yaitu Gunung Batuah dan Gunung Kunyit. Terdapat banyak danau sebagai sumber mata air yaitu Danau Kaco, Danau Duo, Danau Lingkat, Danau Nyalo dan Danau Kecik. Terletak pada ketinggian 750 m dpl. 2. Dusun Ulu Jernih Dusun Ulu Jernih Kecamatan Gunung Tujuh, secara geografis terletak pada posisi 1º05’-3º44’Lintang Selatan dan 101º36’- 101º48’Bujur Timur, berjarak kurang lebih 60 km sebelah barat dari kota Sungai Penuh. Secara administrasi pemerintahan, Dusun Ulu Jernih merupakan pemekaran dari Desa Pelompek. Dusun Ulu Jernih memiliki geomorfologi berupa perbukitan dan pegunungan yaitu Gunung Tujuh dimana disana terdapat danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Pulau Sumatera. Terletak pada ketinggian tempat lebih dari 1 000 m dpl. 3. Dusun Lama Tamiai Dusun Lama Tamiai Kecamatan Batang Merangin, secara geografis terletak pada posisi 2 o 10’ – 2 o 20’ Lintang Selatan dan 101 o 40’ – 101 o 50’ Bujur Timur, berjarak kurang lebih 50 km ke arah utara dari Kota Sungai Penuh. Secara administrasi pemerintahan Dusun Lama Tamiai merupakan pemekaran dari Dusun Pasar Tamiai. Karakteristik wilayah berupa perbukitan dengan lantai lembah yang datar dan landai, merupakan bagian tengah lembah Kerinci. Terletak pada ketinggian 500 – 1 000 m dpl. 4. Dusun Keluru Dusun Keluru Kecamatan Keliling Danau, secara geografis terletak pada posisi 2 o 10’ – 2 o 20’ Lintang Selatan dan 101 o 20’ – 101 o 30’ Bujur Timur, berjarak kurang lebih 25 km ke arah timur dari Kota Sungai Penuh. Secara administrasi pemerintahan Dusun Keluru merupakan pemekaran Desa Jujun yang berjarak sekitar 2 km. Keluru berada di pinggir Danau Kerinci yang merupakan danau terbesar di Kabupaten Kerinci memiliki geomorfologi berupa dataran rendah dan perbukitan. Terletak pada ketinggian di bawah 500 m dpl. Keempat lokasi penelitian dipilih secara purposive karena merupakan kawasan penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat yang memiliki perbedaan dari tingkat aksesibilitas dan masyarakatnya 2 Tabel 2.1 2 Berdasarkan rekomendasi dari orang asli Kerinci, Kepala Seksi I TNKS Kabupaten Kerinci Tabel 2.1 Tingkat aksesibilitas dan masyarakat di lokasi penelitian Karakteristik Dusun Baru Lempur Dusun Lama Tamiai Dusun Keluru Dusun Ulu Jernih Aksesibilitas Rendah Sedang Tinggi Tinggi sekali Etniksuku Asli Kerinci Campuran tinggi Campuran rendah Campuran sedang Keterangan: Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan transportasi dan mobilitas ke ibukota Kabupaten Kerinci terpencil atau tidak, etnik adalah keberadaan suku yang terdapat dalam masyarakat. Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan aksesibilitas keempat dusun berbeda, Dusun Baru Lempur memiliki aksesibilitas tergolong rendah terpencil, Dusun Lama Tamiai memiliki akses sedang, Dusun Keluru akses tinggi dan Dusun Ulu Jernih memiliki akses tinggi sekali. Etnik adalah suku-suku yang terdapat dalam masyarakat pada setiap lokasi penelitian. Berdasarkan data dari masing-masing Sekretaris Desa, masyarakat Dusun Baru Lempur merupakan masyarakat asli suku Kerinci 95. Masyarakat di Dusun Keluru merupakan etnik campuran rendah, karena masih didominansi oleh suku Kerinci, hampir 80 penduduk adalah suku Kerinci. Masyarakat Dusun Ulu Jernih dikategorikan campuran sedang karena masyarakat masih didominasi suku kerinci 65 ditambah dengan suku lain 25 seperti minang dan jawa. masyarakat Dusun Lama Tamiai dikategorikan campuran tinggi karena masyarakat terdiri dari suku Kerinci 50, dan suku lainnya 50 seperti minang, jawa, bugis dan batak. 2.3.2 Kondisi Geomorfologi a. Kondisi Fisik Secara khusus kondisi fisik lokasi penelitian memiliki aspek yang berbeda. Perbedaan karakteristik kawasan terdiri dari aspek geomorfologi, ketinggian tempat di atas permukaan laut, curah hujan, jenis tanah, kondisi pertanian dan penggolongan kawasan sebagaimana Tabel 2.2. Tabel 2.2 Karakteristik geomorfologi lokasi penelitian Aspek Keluru Lama Tamiai Baru Lempur Ulu Jernih Geografis 2 o 10’ – 2 o 20’ LS 101 o 20’ – 101 o 30’ BT 2 o 10’ – 2 o 20’ LS 101 o 40’ – 101 o 50’ BT 2 20’ – 2 30’ LS 101 o 30’ – 101 o 40’ BT 1º05’-3º44’LS 101º36 - 101º48’ BT Geomorfologi Dataran dan perbukitan Perbukitan dengan lantai lembah yang datar dan landai Dataran dan perbukitan Perbukitan dan pegunungan Penggolongan kawasan Areal perairan Danau Kerinci Bagian tengah lembah Kerinci Areal Lolo- Lempur Dataran tinggi Kayu Aro Jenis tanah Andosol, latosol Andosol, latosol, podsolik, aluvial Andosol, latosol, podsolik, litosol Andosol, latosol Ketinggian tempat m dpl 500 500 - 750 750 – 1 000 1 000

b. Keadaan iklim

Menurut Schmidt dan Fergusson, kawasan Kerinci beriklim tipe A kecuali di lembah cekungan beriklim tipe B BPS Kerinci 2012. Berdasarkan data hasil pengukuran suhu 10 tahunan 2003 – 2012 yang dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci, diperoleh suhu rata-rata 22.9 C, dengan suhu maksimum 28.9 C terjadi pada bulan Mei dan suhu minimum sebesar 16.6 C terjadi pada bulan Februari sebagaimana Gambar 2.2. Gambar 2.2 Grafik suhu udara rata-rata, maksimum dan minimum di Kerinci Menurut Teori Braak , setiap kenaikan 100 m ketinggian suatu tempat, suhu udara akan turun sebesar 0,625 C Beek 1996. Semakin mendekati daerah pantai maka suhu udara akan semakin naik, dan semakin mendekati daerah pegunungan suhu akan semakin turun. Di dataran rendah yang panas rata-rata suhu tanah tahunan di atas 22 C, di puncak gunung suhu rata-rata 0 – 8 C Tabel 2.3. Tabel 2.3 Distribusi suhu dari permukaan laut sampai pegunungan Altitude m dpl Kategori suhu Rata-rata suhu udara tahunan C 0 - 700 Isohyperthermic 22 700 – 1 900 Isothermic 15 – 22 1 900 – 3 000 Isomesic 8 – 15 3 000 Isofrigid 0 – 8 Sumber Modifikasi Aththorick 2012 Berdasarkan data iklim tahun 2003 hingga 2012 pada Stasiun Klimatologi Kerinci diketahui bahwa Kerinci memiliki rata-rata curah hujan tahunan sebesar 1 600 mm. Rata-rata jumlah curah hujan bulanan maksimum terjadi pada bulan April sebesar 228 mm dan rata-rata jumlah curah hujan bulanan minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 38 mm. Gambar 2.3. 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 S uhu C Bulan Maksimum Minimum Rata-rata Gambar 2.3 Grafik rata-rata curah hujan bulanan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 Sumber : Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci Wilayah Kerinci memiliki rata-rata tekanan udara sebesar 1 015.4 mb dengan tekanan udara tetinggi pada bulan September 1 016.8 mb dan terendah terjadi pada bulan Januari yaitu 1 014.5 mb. Kecepatan angin rata-rata yaitu 8.5 knot dan lama penyinaran matahari rata-rata 48.2 Tabel 2.4. Tabel 2.4 Keadaan tekanan udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari Bulan Tekanan udara Kecepatan angin Penyinaran mb knot matahari Januari 1 014.5 8 46 Februari 1 015.2 8 61 Maret 1 014.8 9 49 April 1 015.6 8 40 Mei 1 015.5 9 62 Juni 1 015.8 8 53 Juli 1 015.5 9 63 Agustus 1 016.1 9 54 September 1 016.8 8 42 Oktober 1 015.5 9 48 November 1 015.0 9 33 Desember 1 014.9 8 27 Rata-rata 1 015.4 8.5 48.2 Sumber : Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci

c. Geologis dan Jenis Tanah

Kondisi geografis kawasan Kerinci secara umum terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan bergelombang dengan puncak-puncak gunung yang memiliki ketinggian diatas 2 400 m dpl. Pada kawasan Kerinci ini juga terdapat patahan dan sesar fault yang merupakan daerah rawan bencana geologis. Selain itu kondisi geologis kawasan Kerinci ini didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan yang bersifat vulkan kuarter. 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 C u rah h u jan r at aan Bulan Berdasarkan proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhi jenis tanah, maka jenis tanah yang mendominasi wilayah Kerinci adalah latosol, podsolik dan andosol. Tanah latosol umumnya terdapat pada dataran rendah memiliki ciri teksturnya halus, gambur dan tingkat kesuburan sedang, jenis podsolik merupakan jenis tanah yang masam, bergumpal dengan tingkat kesuburannya rendah sampai sangat rendah. Sedangkan jenis tanah andosol adalah jenis tanah yang gembur, remah, kandungan bahan organiknya tinggi sehingga tingkat kesuburannya tinggi. Jenis tanah ini memiliki sifat remah, mendominasi kawasan Kerinci yang berada pada dataran tinggi. Aumeeruddy dan Bakels 1994 menyebutkan bahwa Kerinci memiliki jenis tanah yang bervariasi antara lain tanah vulkanis yang sangat subur, tanah-tanah gunung pada lereng yang landai, banyak mengandung inseptisol dan ultisol yang relatif tidak subur, dengan lapisan tipis tanah yang subur namun mudah tererosi, serta tanah dengan batuan vulkanik asam di sekitar lembah Merangin dan tanah endapan di dasar lembah. Tabel 2.5 berikut merupakan penyebaran jenis tanah dan luas wilayahnya di Kabupaten Kerinci. Tabel 2.5 Luas wilayah menurut jenis tanah wilayah Kerinci Jenis tanah Luas Ha Persentase Andosol 267 683 70.29 Latosol 65 229 17.13 Podsolik 27 296 7.17 Alluvial 5 062 1.33 Komplek podsolik, latosol , litosol 12 975 3.41 Komplek latosol-litosol 2 605 0.68 Jumlah 380 850 100.00 Sumber Badan Pertanahan Nasional Kerinci, 2012

2.3.3 Lingkungan Biologi

1 Tumbuhan Lingkungan biologi yang terdapat pada lokasi penelitian terdiri dari vegetasi dan satwa. Tipe vegetasi dapat dilihat dari tipe hutan pada masing-masing lokasi. Secara umum tipe vegetasi hutan adalah sama dengan tipe hutan pada Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu tipe hutan pegunungan dan tipe hutan dataran rendah. Pada tipe hutan pegunungan bawah 1 400 - 1 900 m dpl ruang terbuka lebih banyak dibandingkan hutan dataran tinggi, sebaliknya lumut dan jenis -jenis epifit meningkat berkorelasi dengan naiknya kelembaban udara. Dalam kawasan TNKS terdapat lebih dari 4 000 spesies tumbuhan baik yang berbentuk pohon, perdu maupun terna, termasuk 300 spesies anggrek. Di beberapa lokasi tumbuh spesies-spesies pohon khas yang hanya terdapat di daerah Kerinci antara lain; kayu sigi atau pinus Kerinci Pinus merkusii strain Kerinci dan kayu pacat Harpulia arborea. Spesies tumbuhan khas lain di antaranya pembuluh Histiopteris incisca, bunga bangkai Amorphophalus titanum, dan bunga raflesia Rafflesia arnoldi. Hasil p enelitian Biological Science Club BScC tahun 1993 menyebutkan d i perbatasan TNKS tumbuh setidaknya 115 jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk obat tradisional, kosmetik, bumbu dan obat anti nyamuk WARSI 2001.