Kebaruan Penelitian Novalty Integrasi Etnobiologi Masyarakat Kerinci Dalam Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

1.7 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori etnografi Koentjaraningrat 2009; Rachman 2013, etnobiologi Anderson et al. 2011 dan ekologi manusia Rambo 1983; Marten 2001.

1.7.1 Etnografi

Menurut etimologi bahasa, etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphi yang berarti tulisan, jadi etnografi berarti tulisan tentang bangsa-bangsa. Secara terminologi etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan fieldwork selama sekian bulan atau sekian tahun. Sedangkan secara definitif beberapa ahli memberikan batasan etnografi sebagai suatu kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan masyarakat baik kondisi masa lampau ataupun masa sekarang Spradley 1997; Genzuk 2003. Sedangkan menurut Mulyana 2001 etnografi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnografi menguraikan suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua aspek budaya baik yang bersifat material, seperti artefak dan yang bersifat abstrak seperti pengalaman, kepercayaan norma dan sistem nilai dari kelompok yang diteliti. Etnografi berguna untuk meneliti perilaku manusia dalam lingkungan spesifik alamiah. Uraian tebal thick description berdasarkan pengamatan yang terlibat observatory participant merupakan ciri utama etnografi. Pengamatan yang terlibat menekankan logika penemuan logic of discovery, suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Kajian etnografi pada awalnya dilakukan untuk membangun tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari masa manusia mulai muncul di permukaan bumi sampai ke masa terkini. Namun pada perkembangan selanjutnya etnografi lebih fokus kepada kehidupan masa kini, yaitu tentang the way of life masyarakat tersebut. Tujuan etnografi adalah untuk mendeskripsikan dan membangun struktur sosial dan budaya suatu masyarakat Kartodirdjo 1992. Spradley 1997 menyatakan bahwa selain kajian budaya, etnografi juga merupakan proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya. Etnografi bukan merupakan suatu metode untuk meneliti other culture masyarakat liyan yang terisolasi, namun juga masyarakat kita sendiri, masyarakat multicultural di seluruh dunia. Spradley menegaskan bahwa etnografi harus menyangkut hakikat kebudayaan, yaitu sebagai pengetahuan yang diperoleh, digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Itulah sebabnya etnografi akan mengungkap seluruh tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistik. Unsur-unsur etnografi suatu masyarakat terdiri dari lokasi, lingkungan alam, demografi, asal mula dan sejarah asal-usul, bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian dan sistem religi Koentjaraningrat 2009. Sedangkan menurut Rachman 2013 unsur-unsur etnografi terdiri dari keadaan umum kampung letak kampung, keadaan perumahan, pola berkampung, ekosistem lingkungan lokal, lingkungan sosial luar, pemerintahan, sosio-budaya suku bangsa asal usul, struktur dan komposisi kependudukan, bahasa, silsilah, kepercayaanagama, kepemimpinan kampung dan organisasi kerja. 1.7.2 Etnobiologi Etnobiologi adalah merupakan studi interdisiplin ilmu yang mengacu pada pendekatan metode sosial dan biologi. Secara definitif, etnobiologi adalah studi hubungan timbal balik antara budaya manusia dan alam lingkungannya. Hubungan timbal balik yang mengacu pada persepsi manusia tentang lingkungan biologisnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku manusia, sedangkan perilaku manusia pada gilirannya akan mempengaruhi dan membentuk lingkungan biologisnya Pieroni et al. 2007. Etnobiologi sebagai suatu studi ilmiah terhadap dinamika hubungan diantara masyarakat, biota dan lingkungan alamiahnya, yang telah ada sejak dulu hingga sekarang ini bersifat kecil, kompak, unik, berkelanjutan dan turun temurun Anderson et al. 2011. Berdasarkan kepada tujuan penelitian, para peneliti sepakat mengelompokan etnobiologi suatu kelompok masyarakat atas etnobotani, etnoekologi dan etnozoologi. Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah sudut pandang modern terhadap pengetahuan lokal suatu masyarakat tentang hubungannya dengan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya Martin 1995; Cotton 1996, Purwanto 2007; Anderson et al. 2011. Etnobotani adalah keseluruhan pengetahuan tentang tumbuhan masyarakat yang menganalisis seluruh aspek pengetahuan lokal tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya tumbuhan meliputi identifikasi, pemanfaatan dan pengelolaan tumbuhan secara subsisten, budaya materi dan sebagai obat-obatan tradisional. Seorang peneliti etnobotani akan menggali informasi tentang bagaimana masyarakat memanfaatkan tanaman tertentu untuk bahan pangan, bahan obat, bahan bangunan dan sebagainya Cotton 1996; Martin 1997; Nolan dan Turner 2011. Etnoekologi adalah pengetahuan ekologi masyarakat lokal, yang menganalisis semua aspek pengetahuan lokal lingkungannya meliputi persepsi dan konsepsi masyarakat mengenai lingkungan dan sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya. Etnoekologi mengkaji cara kelompok masyarakat dalam memahami ekosistem di sekitar tempat tinggalnya, bagaimana interaksi yang terjadi antara masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya; pemanfaatan, pengelolaan dan pelestarian lingkungan Johnson dan Hunt 2011. Etnozoologi adalah keseluruhan pengetahuan lokal tentang sumberdaya hewan meliputi identifikasi, pemanfaatan, pengelolaan dan perkembang biakannya budidayadomestikasi. Etnozoologi mengkaji hubungan yang ada pada masa lampau dan hingga masa kini antara masyarakat dengan hewan yang ada di sekitarnya. Secara lebih spesifik etnozoologi dapat dibedakan lagi berdasarkan jenis hewannya seperti etnoentomologi studi ilmiah yang mengkaji interaksi yang terjadi pada serangga dengan masyarakat tertentu etnis, etnoornitologi mengkaji interaksi masyarakat dengan burung, etnoherpetologi mengkaji interaksi masyarakat dengan ampibi Hunn 2011. Ketiga bidang kajian etnobiologi ini akan menjadi lebih mudah dipahami dengan mengetahui budaya manusia yang membentuknya. Budaya terbentuk dari hubungan timbal balik yang berkesinambungan antara manusia dan lingkungannya Nugraha dan Murtijo 2005. Budaya masyarakat lokal sekitar hutan suatu lokasi tertentu adalah unik dan spesifik, beradaptasi dengan perubahan untuk ratusan tahun sehingga sesuai karakteristik hutan. Integrasi budaya lokal dan pengetahuan tradisional dapat melengkapi informasi dan mengidentifikasi arah manajemen pengelolaan kawasan konservasi Rist et al. 2010. Oleh karena itu pengelolaan hutan harus mempertimbangkan aspek ekologi, sosial dan budaya. Aspek sosial dan budaya dapat meningkatkan efektivitas manajemen untuk mengakomodasi aspirasi dan partisipasi masyarakat lokal dalam managemen pengelolaan hutan Aumeeruddy dan Bakels 1994; Byers et al. 2001. Soedjito dan Sukara 2006 juga menyatakan bahwa untuk dapat memahami suatu ekosistem alami, hendaknya harus dimengerti pula budaya manusia yang membentuknya. Keanekaragaman budaya dan keanekaragaman hayati saling tergantung dan saling mempengaruhi. Inilah kunci untuk menjamin ketahanan sistem sosial dan ekologi. Untuk melihat budaya masyarakat lokal kajian etnografi menjadi penting dilakukan. 1.7.2 Ekologi Manusia Istilah ekologi manusia muncul pertama kali pada tahun 1910 oleh E.L Richards seorang ahli ekonomi Adiwibowo 2007. Teori ini digunakan karena secara umum, konsep ini mendeskripsikan bagaimana interaksi manusia dengan lingkungannya. Konsep teori ini menyebutkan bahwa pada dasarnya setiap kelompok masyarakat selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi yang terjalin membentuk suatu hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara sistem budaya sistem sosial dengan sistem biofisik sistem ekologi. Hubungan timbal balik antara dua subsistem ini dapat berjalan dengan baik dan teratur karena adanya aliran energi, materi dan informasi yang saling mempengaruhi Gambar 1.1. Konsep ekologi manusia telah digunakan untuk mengkaji berbagai konsep dasar seperti proses adaptasi dan maladaptasi ekologis pada kelompok masyarakat lokal dalam bertahan hidup pada suatu kawasan untuk menjelaskan perkembangan sistem sosial masyarakat berdasarkan interaksinya dengan alam. Konsep ekologi manusia sebagai suatu sistem memiliki dua ciri penting yaitu 1 Sistem merupakan suatu entitas yang menyeluruh, terorganisir, koheren memiliki atau diasumsikan memiliki sifat-sifat unik. Setiap entitas kehidupan merupakan sistem yang otonom dan merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar; 2 Dalam sistem dikenal adanya jaring hubungan atau relasi antar subsistem yang terpola, sehingga perubahan dari subsistem menjadi keseluruhan juga dapat dipahami bahwa perubahan dari obyek menjadi hubungan. Ekologi manusia berguna untuk memahami konsekuensi dari aktivitas manusia pada sistem sosial dan sistem ekologis secara sekaligus, sehingga menjadikan konsep ekologi manusia ini sebagai suatu konsep yang dapat diformulasikan melalui seperangkat norma dan tata aturan dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati Adiwibowo 2007.