Polyparus derrmoporus Polyporaceae
Jamur Umbut
Pithecellebium jiringa Fabaceae
Jengkol Buah
Sauropus androgynus Euphorbiaceae
Katunkatuh Pucuk daun
Sechium edule Cucurbitaceae
Timun blando Buah
Solanum melongena Solanaceae
Thauw Buah
Solanum rudepannum Solanaceae
Rimbang Buah
Uncaria longiflora Rubiaceae
Kait-kait Daun
Vigna unguiculata Fabaceae
Kacang panjang Buah
Salah satu tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kerinci sebagai sayuran adalah jamur
Polyparus dermoporus, tumbuh pada batang kayu tumbang dan telah lapuk. Hall et al. 2003 menyebutkan bahwa jamur merupakan
sumber protein dan nilai ekonomis tinggi. Pemungutan hasil hutan non kayu yaitu jamur yang tumbuh di dalam hutan pada kayu yang tumbang dan lapuk.
Pemungutan dapat dilakukan oleh siapa saja, biasanya diambil oleh petani yang pulang dari dalam hutan Gambar 3.5. Selain jamur, tumbuhan liar lainnya adalah
jenis paku-pakuan atau pakis seperti Diplazium esculentum dan aua mnyak Gigantochloa apus juga dapat dijadikan sebagai sayuran. Spesies paku-pakuan
dan apus ini termasuk disukai oleh masyarakat Kerinci, pemanenannya juga cukup mudah dan ketersediaan di alam masih cukup tinggi. Tumbuhan sayuran
budidaya antara lain bayam merah Amaranthus caudatus, buncis Phaseolus vulgaris, katule Luffa acutangula dan sebagainya seperti pada Tabel 3.9 diatas.
Gambar 3.5 Jamur Polyparus dermoporus sebagai sayuran alternatif berprotein tinggi dan bernilai ekonomis
d. Tumbuhan sebagai bahan minuman
Untuk bahan minuman terdapat kawakopi Coffea arabica dan sirup kayumanis Cinnamomum burmanii. Biji kawa ditumbuk dan dihaluskan sampai
menjadi bubuk, kemudian baru siap dijadikan sebagai bahan minuman. Sedangkan daun kawa yang sudah dikeringkan juga dapat dijadikan sebagai
minuman penyegar dan penghangat badan. Kulit kayumanis Cinnamomun burmanii diolah dan dijadikan sebagai bahan sirup yang sudah cukup dikenal
Gambar 3.6.
Gambar 3.6 a Daun kawa kering sebagai bahan minuman penghangat badan b sirup kulit kayumanis khas Kerinci
Kedua jenis bahan minuman ini berguna untuk penghangat badan sebagai proses adaptasi masyarakat Kerinci terhadap udara dingin. Daun kawa kering
diseduh dengan air panas kemudian diminum dengan menggunakan tempurung kelapa sedangkan kulit kayumanis merupakan bahan untuk pembuat minuman
penghangat badan yang telah menjadi salah satu usaha dagang bagi masyarakat Kerinci di daerah Siulak Deras dan sekitarnya. Pengeringan daun kawa
merupakan upaya pengawetan agar daun kawa menjadi tahan lama, yang telah dilakukan oleh masyarakat Kerinci sejak lama.
e.
Tumbuhan sebagai penyedap flavoring
Termasuk tumbuhan sebagai penyedap atau flavoring adalah spesies tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kerinci untuk memberi penyedap
pada masakan. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Kerinci menggunakan buah durian Durio zibethinus yang sudah sangat matang untuk dijadikan asam
dengan jalan proses fermentasi alami. Buah durian matang Durio zibethinus, atau tepatnya arilusnya yang merupakan bagian yang dapat dimakan, umumnya
dikonsumsi dalam keadaan segar, buah ini mempunyai aroma yang khas dan tajam. Pada saat musim buah berlimpah, selain dimakan segar, masyarakat
Kerinci biasa mengawetkan buah durian dengan cara daging buah yang telah dibuang bijinya difermentasi dengan disimpan dalam wadah tertutup. Durian yang
telah difermentasi atau yang disebut dengan asam durian ini dengan rasanya yang khas sangat disukai oleh masyarakat untuk digunakan sebagai campuran sambal
atau masakan berkuah seperti gulai asam padeh. Selain buah durian yang sudah difermentasi, asam jawa Tamarindus indica dan asam belimbing Dialium
platysepalum juga digunakan sebagai bahan pemberi rasa asam dalam masakan.
f. Tumbuhan sebagai penghasil stimulan
Hasil inventarisasi terdapat 7 spesies tumbuhan sebagai bahan stimulan, yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Kerinci. Tumbuhan tersebut adalah
kayumanis Cinnamomun burmanii, pinang Areca catechu, ckaw Kaempferia galanga, cabe rawit Capsicum frutescens, lengkuas Alpinia galanga, pala
Myristica fragrans dan sirih Piper betle.
a b
Kayumanis Cinnamomun burmanii menghasilkan kulit kayu yang mempunyai bau tajam dan aromatis, dapat digunakan untuk bahan bumbu masak.
Buah pinang digunakan sebagai bahan stimulan, dicampur dengan kapur dan daun sirih yang biasa dikunyah atau yang disebut dengan menyirih. Buah pinang
rasanya sepat, oleh karena itu dicampur dengan daun sirih yang rasanya menyerupai rempah-rempah sedikit pedas dan tajam, untuk keperluan tersebut
sebelum dimasukan ke dalam mulut, buah pinang dimasukan ke dalam kapur terlebih dahulu kemudian digulung dengan daun sirih baru dikunyah. Menyirih
yang biasa dilakukan oleh orang-orang tua ini membuat pernafasan menjadi segar, gigi dan gusi menjadi terasa segar dan kuat. Cabe rawit, pala, lengkuas dan ckaw
biasanya digunakan untuk stimulan pada masakan. Cabe rawit memberikan rasa pedas sehingga sering digunakan untuk sambal atau untuk memberikan rasa pedas
pada masakan. Ckaw merupakan jenis terna yang tidak berbatang dan mempunyai banyak rhizome yang bercabang-cabang dan memiliki bau yang aromatis seperti
rempah-rempah. g.
Tumbuhan sebagai bahan pembungkus makanan
Banyak jenis tumbuhan di daerah tropik yang mempunyai bentuk daun lebar, daun-daun tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembungkus makanan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, pada umumnya masyarakat Kerinci menggunakan daun pisang Musa sp sebagai bahan pembungkus makanan. Daun
pisang yang tua apabila langsung digunakan untuk membungkus biasanya akan pecah, untuk melemaskan daun tersebut sebelum digunakan biasanya daun
dijemur di terik matahari atau dipanggang sebentar. Selain sebagai pembungkus daun pisang juga dapat digunakan alas makan pengganti piring.
Masyarakat Kerinci juga menggunakan bambu sebagai bahan pembungkus makanan. Bambu digunakan untuk membuat lemang yaitu makanan dari ketan .
Ketan yang telah dicuci bersih dimasukan ke dalam batang bambu dan dicampur dengan santan, kemudian dibakar. Lemang merupakan makanan khas masyarakat
Kerinci yang disajikan pada waktu-waktu tertentu seperti dalam acara pesta-pesta pernikahan, pesta adat kenduri sko, menyambut bulan puasa dan lebaran. Selain
daun pisang dan bambu terdapat spesies kantong semar Nephentes ampularia juga dapat digunakan sebagai bahan pembungkus makanan yang disebut dengan
kancung beruk Gambar 3.7. Aroma dan rasa yang diberikan dari kantong semar membuat jenis makanan ini disukai oleh masyarakat Kerinci. Hasil penelitian
Morgan 1996 menyebutkan bahwa kantong semar mengandung enzim protease yang dapat menambah nikmat pada ‘kancung beruk’.
Gambar 3.7 Nephentes ampularia sebagai pembungkus makanan
Nepenthes ampularia Diisi ketan, dikukus
Kancung beruk