Tumbuhan sebagai bahan minuman
Kayumanis Cinnamomun burmanii menghasilkan kulit kayu yang mempunyai bau tajam dan aromatis, dapat digunakan untuk bahan bumbu masak.
Buah pinang digunakan sebagai bahan stimulan, dicampur dengan kapur dan daun sirih yang biasa dikunyah atau yang disebut dengan menyirih. Buah pinang
rasanya sepat, oleh karena itu dicampur dengan daun sirih yang rasanya menyerupai rempah-rempah sedikit pedas dan tajam, untuk keperluan tersebut
sebelum dimasukan ke dalam mulut, buah pinang dimasukan ke dalam kapur terlebih dahulu kemudian digulung dengan daun sirih baru dikunyah. Menyirih
yang biasa dilakukan oleh orang-orang tua ini membuat pernafasan menjadi segar, gigi dan gusi menjadi terasa segar dan kuat. Cabe rawit, pala, lengkuas dan ckaw
biasanya digunakan untuk stimulan pada masakan. Cabe rawit memberikan rasa pedas sehingga sering digunakan untuk sambal atau untuk memberikan rasa pedas
pada masakan. Ckaw merupakan jenis terna yang tidak berbatang dan mempunyai banyak rhizome yang bercabang-cabang dan memiliki bau yang aromatis seperti
rempah-rempah. g.
Tumbuhan sebagai bahan pembungkus makanan
Banyak jenis tumbuhan di daerah tropik yang mempunyai bentuk daun lebar, daun-daun tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pembungkus makanan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, pada umumnya masyarakat Kerinci menggunakan daun pisang Musa sp sebagai bahan pembungkus makanan. Daun
pisang yang tua apabila langsung digunakan untuk membungkus biasanya akan pecah, untuk melemaskan daun tersebut sebelum digunakan biasanya daun
dijemur di terik matahari atau dipanggang sebentar. Selain sebagai pembungkus daun pisang juga dapat digunakan alas makan pengganti piring.
Masyarakat Kerinci juga menggunakan bambu sebagai bahan pembungkus makanan. Bambu digunakan untuk membuat lemang yaitu makanan dari ketan .
Ketan yang telah dicuci bersih dimasukan ke dalam batang bambu dan dicampur dengan santan, kemudian dibakar. Lemang merupakan makanan khas masyarakat
Kerinci yang disajikan pada waktu-waktu tertentu seperti dalam acara pesta-pesta pernikahan, pesta adat kenduri sko, menyambut bulan puasa dan lebaran. Selain
daun pisang dan bambu terdapat spesies kantong semar Nephentes ampularia juga dapat digunakan sebagai bahan pembungkus makanan yang disebut dengan
kancung beruk Gambar 3.7. Aroma dan rasa yang diberikan dari kantong semar membuat jenis makanan ini disukai oleh masyarakat Kerinci. Hasil penelitian
Morgan 1996 menyebutkan bahwa kantong semar mengandung enzim protease yang dapat menambah nikmat pada ‘kancung beruk’.
Gambar 3.7 Nephentes ampularia sebagai pembungkus makanan
Nepenthes ampularia Diisi ketan, dikukus
Kancung beruk
Penggunaan kantong semar sebagai pembungkus dilakukan pada saat-saat tertentu seperti upacara adat ‘kenduri sko’. Pemungutan kantong semar dilakukan
di dalam hutan dengan tidak memungut yang masih muda dan dilakukan dengan menggunakan parang atau gunting pada saat mengambilnya. Hal ini dimaksudkan
agar kantong semar yang masih muda masih bisa tetap tumbuh dan berkembang sedangkan penggunaan gunting atau parang dimaksudkan agar guncangan saat
mengambil tidak memberi efek stress pada bunga yang tidak diambil sehingga masih bisa tumbuh dengan baik.
Nephentes atau kantong semar ini merupakan tumbuhan tropis yang dapat menjadi indikator iklim, memiliki banyak manfaat antara lain sebagai tanaman
hias, cairan yang ada di dalam kantong tertutup dapat digunakan sebagai obat batuk , air rebusan akar dan cairan dalam kantong juga berguna sebagai obat sakit
perut. Eksploitasi Nephentes menyebabkan keberadaannya di alam semakin sedikit sehingga termasuk tumbuhan yang dilindungi menurut undang-undang
berdasarkan Peraturan Pemerintah No 71999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwaliar.
Namun berdasarkan informasi narasumber dan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa Nephentes masih cukup banyak di habitat aslinya.
Selain karena kearifan dalam cara panen, waktu panennya juga menjadi sebab keberadaannya di alam dapat bertahan dan berkelanjutan. Penggunaan Nephentes
sebagai kancung beruk hanya pada waktu-waktu tertentu seperti kenduri adat menjadi sebab keberadaannya di alam dapat bertahan dan berkelanjutan lestari.
h.
Tumbuhan sebagai bahan pewarna makanan
Masyarakat Kerinci telah mengenal bahan pewarna makanan secara alami yang berasal dari tumbuhan. Spesies tumbuhan yang biasa digunakan sebagai
bahan pewarna makanan adalah pandan Pandanus immerus yaitu dengan menumbuk daun pandan, kemudian diperas dan diambil airnya. Pandan
memberikan warna hijau pada makanan. 2
Keanekaragaman spesies tumbuhan sebagai bahan materi utama
Termasuk ke dalam kelompok pemanfaatan bahan materi utama adalah kayu bahan bangunan dan konstruksi, kayu bahan bakar, bahan serat tali temali, tenun,
bahan pakaian, bahan kerajinan utama atau teknologi tradisional serta kulit kayu sebagai wadah atau konstruksi.