6 SINTESIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem Masyarakat Kerinci
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya menunjukkan bahwa masyarakat Kerinci adalah masyarakat liyan, spesifik dan
unik. Keunikan tersebut tergambar dari konsep-konsep pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistem di sekitar mereka. Interaksi sejak lama dan berlangsung
secara turun temurun dengan sumber daya alam hayati dan ekosistem yang ada di sekitarnya telah membentuk suatu hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara sistem budaya sistem sosial dan sistem biofisik sistem ekologi. Hubungan timbal balik ini dapat berlangsung secara baik karena masing-
masing sistem berjalan menurut asas kebebasan dan ketertiban. Kebebasan berarti masyarakat Kerinci menyadari bahwa setiap sistem adalah unik oleh karena itu
tidak dapat mengintervensi sistem lainnya, sedangkan ketertiban adalah bahwa setiap sistem harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Hubungan timbal balik antara sistem sosial dan sistem ekologis masyarakat Kerinci sebagaimana Gambar 6.1 berikut :
Gambar 6.1 Interaksi sistem sosial dan sistem ekologi masyarakat Kerinci modifikasi Rambo 1983
Gambar 6.1 menunjukan bahwa sistem sosial masyarakat Kerinci terdiri dari fungsi adaptasi, fungsi pencapaian tujuan, fungsi integrasi dan fungsi lattent
pattern maintenance. Fungsi adaptasi masyarakat Kerinci dapat dilihat dari Aliran materi,
energi informasi
SISTEM SOSIAL SISTEM EKOLOGIS
Fungsi adaptasi
Fungsi lattern pattern
maintenance Fungsi
pencapaian tujuan
Fungsi integrasi
Iklim
Satwa Tumbuhan
Geofisik
Aliran materi, energi informasi
adanya aktivitas keseharian anggota masyarakat dalam melaksanakan usaha produksi, distribusi dan jasa serta menghasilkan alat-alat untuk kebutuhan hidup
mereka. Agar fungsi adaptasi tercapai diperlukan pengaturan, sehingga interaksi anggota masyarakat berjalan dengan baik dan tertib. Oleh karena itu diperlukan
para pemimpin yang dapat menjalankan fungsi pencapaian tujuan. Pemimpin dalam menjalankan tugasnya berpedoman kepada nilai-nilai adat yang dianut oleh
masyarakat Kerinci yang menjadi kontrol sosial dalam menjalankan tugasnya fungsi integrasi. Sedangkan untuk mempertahankan sistem nilai masyarakat
Kerinci terdapat nilai-nilai agama, keluarga dan pendidikan fungsi lattent pattern maintenance. Sistem nilai yang mereka anut tertuang dalam istilah adat bersendi
syarak dan syarak bersendi kitabullah. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Kerinci memiliki pandangan bahwa adat adalah sesuatu yang sakral karena adat
adalah implementasi dan aktualisasi dari agama yang mereka anut.
Sistem ekologis masyarakat Kerinci terdiri dari komponen iklim, aspek biofisik, satwa dan tumbuhan. Keempat komponen saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi dan secara bersama-sama berinteraksi dengan sistem sosial melalui proses pertukaran energi, materi dan informasi. Rambo 1983, Marten
2001 dan Adiwibowo 2007 menyatakan bahwa sistem merupakan suatu entitas yang menyeluruh, terorganisir, koheren memiliki atau diasumsikan memiliki sifat-
sifat unik. Setiap entitas kehidupan merupakan sistem yang otonom dan merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar. Dalam sistem dikenal adanya
jaring hubungan atau relasi antar subsistem yang terpola, sehingga perubahan dari subsistem menjadi keseluruhan juga dapat dipahami bahwa perubahan dari suatu
obyek menjadi suatu hubungan yang saling berhubungan.
Interaksi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kerinci dan budayanya telah mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitarnya beratus-ratus
tahun yang lalu secara turun temurun. Hubungan timbal balik antara sistem sosial masyarakat Kerinci dengan sistem ekologis sekitarnya telah menyebabkan mereka
memiliki kemampuan mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Interaksi berbagai komponen tersebut telah berlangsung sejak lama dan berlanjut
hingga saat ini. Pada ekosistem masyarakat Kerinci senantiasa terjadi pertukaran arus energi, materi dan informasi antara sistem sosial dan sistem ekologis di
daerah itu atau dengan daerah lainnya. Arus ini telah menyebabkan pembentukan struktur dan fungsi khas di wilayah Kerinci misalnya berbagai praktek agroforestri
tradisional pelak, hutan adat, hutan larangan hutan keramat, lubuk larangan, perladangan dan kegiatan pertanian sawah irigasi. Di sisi lain sistem sosial
membutuhkan arus energi dari alam ekosistem misalnya dalam bentuk bahan pangan untuk kehidupan sehari-hari, kebutuhan bahan kayu bakar, kebutuhan
berbagai tumbuhan untuk bahan obat-obatan yang dapat diekstrak dari hutan dan berbagai macam sumber daya tumbuhan dan satwa lainnya. Rambo 1983
menyatakan, faktor- faktor sistem biofisik atau ekosistem di sekitar manusia sangat beragam bergantung pada dimana manusia itu tinggal, termasuk di
dalamnya iklim, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Jadi kehidupan manusia sehari - hari tidak pernah lepas dari lingkungannya.
Ideologi masyarakat Kerinci termasuk diantaranya dalam bentuk kearifan lokal, kepercayaan, perspektif dan sistem nilai. Faktor-faktor ini telah terbentuk
dan dapat dilihat dalam perilaku masyarakat sehari-hari dalam tata cara mereka memperlakukan alam lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu tidaklah