Laman Integrasi Etnobiologi Masyarakat Kerinci Dalam Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

2 Kawasan persawahan Kawasan persawahan adalah kawasan yang berguna untuk aktivitas produksi guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada umumnya kawasan persawahan masyarakat Kerinci letaknya tersebar, ada yang dekat dengan pemukiman dan ada yang jauh, dengan rata-rata jarak sekitar 2 hingga 3 km dari pemukiman. Kawasan persawahan ini menempati lokasi berdasarkan kesesuaian lahan yang tersedia dengan pertimbangan utama faktor kesuburan tanah, topografi dan dekat dengan sumber air. Daerah yang datar dan landai merupakan lahan yang baik untuk dijadikan sawah Gambar 4.6. Gambar 4.6 Sawah masyarakat Kerinci Pada umumnya masyarakat Kerinci memiliki sawah yang tidak bisa diperjualbelikan karena merupakan milik bersama dalam satu keluarga besar. Sawah hanya boleh digarap, secara bergilir dalam satu keluarga besar dan bagi anggota keluarga yang menggarap, harus mengeluarkan sepertiga hasil untuk dikeluarkan sebagai tabungan bersama, yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat dan mendesak. Pengeluaran sepertiga hasil panen ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk membersihkan hasil panen, sehingga diharapkan hasil panen tahun berikutnya menjadi lebih baik dan banyak lagi. Sistem sawah yang terdapat pada masyarakat Kerinci adalah sawah irigasi pengairan. Varietas padi yang ditanam adalah padi lokal yaitu padi payo atau padi tinggi dengan masa panen 1 kali dalam setahun, 7 bulan masa tanam dan 5 bulan masa bera. Pada saat bera sawah dibiarkan secara alami, hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kesuburan tanah sehingga penggunaan pupuk buatan untuk menambah kesuburan tidak dilakukan oleh masyarakat Kerinci. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, telah terjadi perubahan pemilihan varietas padi yang ditanam. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor internal dan eksternal yang masuk kepada masyarakat Kerinci. Faktor internal antara lain pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang menyebabkan sebagian masyarakat beralih kepada padi jenis unggul yang memiliki masa panen bisa 2 hingga 3 kali dalam satu tahun untuk pemenuhan kebutuhan seperti masyarakat Dusun Lama Tamiai, Dusun Ulu Jernih dan Dusun Keluru. Masyarakat Dusun Baru Lempur masih mempertahankan jenis padi lokal karena menurut mereka memiliki rasa yang lebih enak dan khas, daya adaptasi yang tinggi, tahan hama penyakit serta pemeliharaan yang relatif lebih mudah. Faktor eksternal antara lain dikenalkannya varietas baru kepada masyarakat yang menyebabkan para petani mengkonstruksikan pengetahuan mereka dengan cara bereksperimen, pertukaran informasi serta pengamatan cermat tanaman padi sesama petani yang dilakukan pada hampir segala kesempatan. Karena pengetahuan ini dapat berubah-ubah maka tidak semua petani dalam sebuah desa memiliki pengetahuan dan informasi yang sama, dan keingintahuan serta kemampuan masing-masing yang tergantung pada umur dan pengalaman bertani, untuk mengaktualkan pengetahuan mereka menjadi penting maknanya Setyawati 1999. Pada kawasan persawahan biasanya masyarakat membangun pondok kerja yang mereka sebut gubuk. Gubuk biasanya berukuran 2 x 3 m untuk keperluan istirahat siang hari dan menyimpan alat-alat dan bahan pertanian seperti cangkul, pupuk dan sebagainya. Aktivitas turun ke sawah biasanya dilakukan serentak oleh masyarakat Kerinci dengan cara pemberian aba-aba oleh tetua kampung atau tokoh adat. 3 Kawasan perladangan Kawasan perladangan adalah kawasan yang digunakan untuk aktivitas berladang bagi masyarakat Kerinci guna mengusahakan sumber kehidupan. Kawasan perladangan masyarakat Kerinci terdiri dari satuan lingkungan pelak, ladang pnanam mudo dan ladang pnanam tuo. Masing-masing satuan lingkungan menempati lokasi berdasarkan kesesuaian lahan yang tersedia dengan pertimbangan utama kesuburan tanah, topografi dan letak dari perkampungan. Pelak umumnya lebih dekat dengan pemukiman karena satuan lingkungan pelak lebih dulu dibuka, biasanya bersamaan dengan waktu pembangunan rumah tinggal. Sedangkan ladang pnanam mudo dan ladang pnanam tuo dibuka semakin menjauh dari pemukiman karena tiap kali pembukaan lahan semakin jauh ke dalam hutan.

a. Pelak

Pelak adalah ladang yang letaknya paling dekat dengan pemukiman masyarakat, dimaksudkan untuk memaksimalkan lahan guna menghasilkan tanaman berguna yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pelak merupakan sistem agroforestry kompleks dengan komponen utama kulit manis dipadukan berbagai spesies pepohonan asal hutan dan tanaman semusim. Pada umumnya spesies tumbuhan yang terdapat pada lahan pelak di keempat lokasi penelitian adalah sama, terdapat perbedaan untuk tanaman musiman karena sangat tergantung dengan faktor kesesuaian lahan dan kesuburan tanah. Berdasarkan hasil inventarisasi spesies tumbuhan yang terdapat di lahan pelak masyarakat Kerinci tercatat sebanyak 27 spesies tumbuhan dari 20 famili sebagaimana Tabel 4.4. Tabel 4.4 Keragaman spesies tumbuhan di lahan pelak masyarakat Kerinci Nama Ilmiah Nama lokal DBL DLT DUJ DK Aleurites moluccana Kemiri 1 1 1 1 Arachis hypogea Kacang tanah 1 1 1 1 Areca catechu Pinang 1 1 1 1 Bambusa sp Bambu 1 1 1 1 Brassica oleracea Kol 1 1 Capsicum annum Cabe 1 1 1 1 Capsicum frutescens Cabe rawit 1 1 1 1 Cinnamomun burmannii Kayu manis 1 1 1 1 Coffea arabica KawoKopi 1 1 1 1 Curcuma domestica. Kunyit 1 1 1 1 Daucus carota. Wortel 1 1 Durio zibethinus Durian 1 1 1 Garcinia mangostana Manggis 1 1 1 1 Ipomea aquatica Kangkung 1 1 1 1 Ipomoea batatas Ubi jalar 1 1 1 1 Mangifera foetida Kuini 1 1 1 1 Momordica charantia. Pare 1 1 1 1 Persea americana Alpokat 1 1 1 1 Psophocarpus tetragonolobus Kacang belimbing 1 1 1 1 Sechium edule Labu siam 1 1 1 1 Solanum tuberosum Kentang 1 1 Spondias pinnata Kedondong 1 1 1 1 Styrax benzoine Kemenyan 1 1 1 1 Toona sureni Surian 1 1 1 Vigna unguiculata Kacang panjang 1 1 1 1 Zea mays Jagung 1 1 1 1 Zingiber officinale Jahe 1 1 1 1 Jumlah 24 24 26 27 Keterangan : 1 = ada, 0 = tidak ada, DBL = Dusun Baru Lempur, DLT = Dusun Lama Tamiai, DUJ = Dusun Ulu Jernih, DKL = Dusun Keluru Hasil penghitungan Indeks Kesamaan Spesies tumbuhan menunjukkan keanekaragaman spesies tumbuhan di lahan pelak Dusun Baru Lempur sama dengan keanekaragaman spesies tumbuhan di Dusun Lama Tamiai IS = 100, sedangkan Indeks Kesamaan Spesies terkecil antara Dusun Lama Tamiai dan Dusun Ulu Jernih yaitu 75 Tabel 4.5. Hal ini diduga karena perbedaan faktor ketinggian tempat dari permukaan laut yang cukup tinggi antara Dusun Lama Tamiai dan Dusun Ulu Jernih sehingga mempengaruhi kondisi tempat tumbuh. Tabel 4.5 Hasil perhitungan Indeks Kesamaan Spesies di lahan pelak Lokasi Penelitian DBL DLT DUJ DKL DBL - 100 83.33 82.35 DLT - 75.00 82.35 DUJ - 82.35 DKL - Keterangan : DBL = Dusun Baru Lempur, DLT = Dusun Lama Tamiai, DUJ = Dusun Ulu Jernih, DKL = Dusun Keluru Dari 27 spesies tumbuhan komposisi tanaman pelak masyarakat Kerinci dilakukan penghitungan Indeks Nilai Penting Budaya Tumbuhan =ICS yang diacu dari Turner 1988 dan dimodifikasi oleh Purwanto 2004. Nilai ini didasarkan pada nilai kuantitas quality value, nilai intensitas intensity value dan nilai esklusifitas ekslusivity value. Sedangkan skor penyebaran diperlukan untuk melihat kepentingan suatu spesies tumbuhan di dalam ekosistem. Hasil penghitungan ICS dan skor penyebarannya di lahan pelak masyarakat Kerinci Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil perhitungan ICS dan skor penyebaran tumbuhan di lahan pelak masyarakat di Dusun Keluru Nama Ilmiah Nama Lokal ICS Skor Penyebaran Cinnamomun burmannii Kayu manis 57 3 Carica papaya L Sampilo 48 3 Manihot esculenta Ubi kayaw 48 3 Toona sureni Surian 39 1 Leucopersycum esculentum Tomat 38 3 Zea mays Jagung 35 3 Zingiber officinale Jahe 32 3 Capsicum frutescens Cabe rawit 28 2 Areca catecu Pinau 27 2 Arachis hypogea Kacang tanah 25 2 Bambusa vulgaris var vulgaris Bambu 24 1 Ipomoea batatas Ubi jalar 24 2 Persea americana Pokat 24 2 Psophocarpus tetragonolobus Kacang belimbing 24 2 Brassica oleracea Kol 21 1 Curcuma longa Kunyaik 21 3 Durio zibethinus Durian 21 1 Garcinia mangostana Manggis 21 1 Piper betle Sihih 21 3 Vigna unguiculata Kacang panjang 21 3 Aleurites moluccana Kemintang 18 2 Cocus nucifera Niye 18 2 Sechium edule Timun 18 2 Mangifera foetida Kuini 12 1 Ocimum bacilicum Umbu kamangay 12 2 Spondias pinnata Kedondong 12 1 Andropogon nardus Sray 9 3 Keterangan : ICS = Indeks of Cultural Significance ICS Skor 1 = Penyebaran spesies tumbuhan yang diasumsikan sangat terbatas karena keberadaanya secara alamiah jarang dan atau hanya ditemukan pada jarak tempuh yang relatif jauh dari kawasan pemukiman. Skor 2 = Penyebaran jenis-jenis tumbuhan yang diasumsikan terbatas karena banyak ditemukan di hutan primer dan hutan di sekitar pemukiman hutan sekunder dan bekas ladang, Skor 3 = Penyebaran jenis-jenis tumbuhan yang diasumsikan banyak dan mudah ditemukan karena biasanya terdapat di ladang hingga sekitar pemukiman.