Umah Integrasi Etnobiologi Masyarakat Kerinci Dalam Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Saat ini keberadaan umah laheik semakin sulit ditemukan, karena masyarakat sudah beralih ke bentuk rumah-rumah individual bergaya modern. Tata ruang dalam rumah sudah mengacu pada tata ruang rumah modern seperti ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, ruang keluarga dan dapur. Antara satu ruang dengan ruang lainnya dibatasi dengan dinding yang terbuat dari semen dinding tembok. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain faktor bencana alam seperti gempa bumi dan kebakaran; faktor kesulitan mendapatkan kayu untuk bahan bangunan serta faktor privacy kenyamanan, kebersihan dan biaya yang harus dikeluarkan.

c. Laman

Masyarakat Kerinci tidak memiliki istilah khusus untuk menyebut pekarangan. Pekarangan merupakan tanah yang berada di sekitar rumah disebut laman. Laman masyarakat Kerinci pada umumnya sempit karena tipe pemukiman yang mengelompok, jarak satu rumah ke rumah lainnya sangat dekat. Walaupun demikian setiap lahan laman memiliki batas yang jelas antara rumah yang satu dengan rumah lainnya. Batas tersebut biasa ditandai dengan tanaman, pohon, batu atau tanda lainnya. Secara umum masyarakat Kerinci di keempat lokasi memiliki luas laman yang tidak begitu luas, berkisar 10 x 10m 2 hingga 15x15m 2 . Laman biasanya ditanam dengan berbagai jenis tanaman hias, tumbuhan obat dan bahan pangan. Keanekaragaman jenis tanaman laman masyarakat Kerinci di setiap lokasi penelitian sangat bervariasi tergantung kesukaan penghuninya. Masyarakat di keempat lokasi pada umumnya mengusahakan pekarangannya dengan berbagai jenis tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Berbagai jenis tanaman hias antara lain seperti bungo kreteh Bougainvillea glabra, mawar Rosa sp, bungo aster Chrysantetemum indicum, bungo kladi Caladium bicolor dan sebagainya. Secara umum keanekaragaman spesies tumbuhan yang dijumpai di laman pada keempat lokasi, hampir sama. Hal ini dinyatakan oleh hasil perhitungan Indeks Kesamaan Komunitas sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Indeks Kesamaan spesies pada masing-masing laman Lokasi Penelitian DBL DLT DUJ DKL DBL - 100 96.77 95.65 DLT - 96.77 95.65 DUJ - 92.13 DKL - Keterangan : DBL = Dusun Baru Lempur, DLT = Dusun Lama Tamiai, DUJ = Dusun Ulu Jernih, DKL = Dusun Keluru Hasil inventarisasi keanekaragaman tumbuhan pada keempat lokasi, di laman dapat dijumpai sebanyak 48 spesies yang termasuk ke dalam 30 famili sebagaimana pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Keanekaragaman spesies tumbuhan di laman masyarakat Kerinci Nama Ilmiah Nama lokal DBL DLT DUJ DKL Ageratum conizoydes Pladang abang 1 1 1 1 Ananas comusus Nanas 1 1 1 1 Ageratum sp Pladang putih 1 1 1 1 Aglaia odorata Inai kayu 1 1 1 1 Allium porum Bawang pray 1 1 1 1 Aloe vera Lidah buaya 1 1 1 1 Amaranthus caudatus Bayam merah 1 1 1 1 Artocarpus heterophyllus Temedaik 1 1 1 1 Annona muricata Durian belando 1 1 1 1 Averhoa carambola Asam belimbing 1 1 1 1 Bougainvillea glabra Bungo kreteh 1 1 1 1 Caladium bicolor Bungo kladi 1 1 1 1 Capsicum frustecens Cabe rawit 1 1 1 1 Carica papaya Sampilo 1 1 1 1 Chrysantemum indicum Bungo aster 1 1 1 1 Citrus aurantifolia Limau kapeh 1 1 1 1 Citrus reticulata Limau manih 1 1 1 Cocos nucifera Kelapa 1 1 1 Colocasia esculenta Taleh 1 1 1 1 Coriandrum sativum Umbu panyelauw 1 1 1 1 Curcuma longa Kunyaik 1 1 1 1 Cycas rumphii Paku jarum 1 1 1 1 Dahlia rosea Bungo dahlia 1 1 1 1 Eurycles amboinensis Bungo lili 1 1 1 1 Hibiscus rosa sinensis Bungo rayo 1 1 1 1 Impatiens balsamina Pacar air putih 1 1 1 1 Jasminum sambac Bungo mlati 1 1 1 1 Kaempferia rotundifolia Ckaw 1 1 1 1 Leucopersycum esculentum Tomat 1 1 1 1 Mangifera foetida Kuini 1 1 1 1 Mangifera indica Mplaw 1 1 1 1 Manihot esculenta Ubi kayaw 1 1 1 1 Ortosiphon aristatus Kumis kucing 1 1 1 1 Pandanus amaryllifolius Pandan wangi 1 1 1 1 Persea americana Pokat 1 1 1 1 Phaleria macrocarpa Mahkota dewa 1 1 1 1 Piper betle Sihih 1 1 1 1 Psidium guajava Jambu biji 1 1 1 1 Rosa sp Bungo ros 1 1 1 1 Ruta angustifolia Inggu 1 1 1 1 Saccharum officinarum Tebu 1 1 1 1 Sechium edule Timun blando 1 1 1 1 Senna alata Saga 1 1 Syzigium aqueum Jambu aie 1 1 1 1 Vigna ungiculata Kacang panjang 1 1 1 1 Zea mays Jagung 1 1 1 1 Zingiber officinale Jahe 1 1 1 1 Zingiber purpureum Kunyit melay 1 1 1 1 Keterangan : 1 = ada, 0 = tidak ada. DBL = Dusun Baru Lempur, DLT = Dusun Lama Tamiai, DUJ = Dusun Ulu Jernih, DKL = Dusun Keluru 2 Kawasan persawahan Kawasan persawahan adalah kawasan yang berguna untuk aktivitas produksi guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada umumnya kawasan persawahan masyarakat Kerinci letaknya tersebar, ada yang dekat dengan pemukiman dan ada yang jauh, dengan rata-rata jarak sekitar 2 hingga 3 km dari pemukiman. Kawasan persawahan ini menempati lokasi berdasarkan kesesuaian lahan yang tersedia dengan pertimbangan utama faktor kesuburan tanah, topografi dan dekat dengan sumber air. Daerah yang datar dan landai merupakan lahan yang baik untuk dijadikan sawah Gambar 4.6. Gambar 4.6 Sawah masyarakat Kerinci Pada umumnya masyarakat Kerinci memiliki sawah yang tidak bisa diperjualbelikan karena merupakan milik bersama dalam satu keluarga besar. Sawah hanya boleh digarap, secara bergilir dalam satu keluarga besar dan bagi anggota keluarga yang menggarap, harus mengeluarkan sepertiga hasil untuk dikeluarkan sebagai tabungan bersama, yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat dan mendesak. Pengeluaran sepertiga hasil panen ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk membersihkan hasil panen, sehingga diharapkan hasil panen tahun berikutnya menjadi lebih baik dan banyak lagi. Sistem sawah yang terdapat pada masyarakat Kerinci adalah sawah irigasi pengairan. Varietas padi yang ditanam adalah padi lokal yaitu padi payo atau padi tinggi dengan masa panen 1 kali dalam setahun, 7 bulan masa tanam dan 5 bulan masa bera. Pada saat bera sawah dibiarkan secara alami, hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kesuburan tanah sehingga penggunaan pupuk buatan untuk menambah kesuburan tidak dilakukan oleh masyarakat Kerinci. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, telah terjadi perubahan pemilihan varietas padi yang ditanam. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor internal dan eksternal yang masuk kepada masyarakat Kerinci. Faktor internal antara lain pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang menyebabkan sebagian masyarakat beralih kepada padi jenis unggul yang memiliki masa panen bisa 2 hingga 3 kali dalam satu tahun untuk pemenuhan kebutuhan seperti masyarakat Dusun Lama Tamiai, Dusun Ulu Jernih dan Dusun Keluru. Masyarakat Dusun