Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Tabel 1.1 Relevansi penelitian masyarakat Kerinci Nama Peneliti Judul Penelitian Topik Penelitian Hasil Penelitian Aumeeruddy Y. 1992 Jurnal Agroforestry in The Kerinci Valley: A support to Buffer Zone Management for Kerinci Seblat National Park, Sumatra Indonesia Management buffer zone for agroforestry in Kerinci Valley Perbedaan kawasan geomorfologi Aumeeruddy Y. Sansonnens. 1994. Jurnal Shifting from Simple to Complex Agroforestry Systems: An Example for Buffer Zone Management from Kerinci Sumatra, Indonesia. Sistem agroforestry masyarakat Kerinci Pelak sebagai model agroforestry masyarakat Kerinci Aumeeruddy Y. Bakels J. 1994 Jurnal Management of Sacred Forest in the Kerinci Valley Central Sumatra : An Example of Conservation of Biological Diversity and Its Cultural Basis Principles of the preservation and management of biological diversity which is locally viewed in terms of it’s utilitarian, economical and ecological basis Protection of springs and rivers in order to secure water for ricefields and local belief in an ancestral tiger are some of the reasons which underlie the preservation of this forest. Devi SA 2012. Tesis Etnoekologi Masyarakat Kerinci Mengidentifikasi kategorisasi satuan lingkungan dan pemanfaatannya Terdapat 11 satuan lingkungan masyarakat Efrison. 2009 Tesis Jati Diri Masyarakat Kerinci Dalam Sastra Lisan Budaya lisan masyarakat Kerinci Adanya tradisi lisan masyarakat Kerinci Hariyadi B. 2008. Disertasi The Entwined Tree : Traditional Natural Resource Management of Serampas Jambi Indonesia Mengidentifikasi jenis tumbuhan pemanfaatannya oleh masyarakat Serampas Kearifan lokal pemanfaatan tumbuhan masyarakat Sarampas Hidayat H 2006 Jurnal Perspeksi Stakeholders Dalam Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat di Era Otonomi Daerah Peran stakeholders dalam pengelolaan TNKS di era otonomi daerah Tentang peran berbagai stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan TNKS

1.7 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori etnografi Koentjaraningrat 2009; Rachman 2013, etnobiologi Anderson et al. 2011 dan ekologi manusia Rambo 1983; Marten 2001.

1.7.1 Etnografi

Menurut etimologi bahasa, etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphi yang berarti tulisan, jadi etnografi berarti tulisan tentang bangsa-bangsa. Secara terminologi etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan fieldwork selama sekian bulan atau sekian tahun. Sedangkan secara definitif beberapa ahli memberikan batasan etnografi sebagai suatu kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan masyarakat baik kondisi masa lampau ataupun masa sekarang Spradley 1997; Genzuk 2003. Sedangkan menurut Mulyana 2001 etnografi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Etnografi menguraikan suatu budaya secara menyeluruh, yakni semua aspek budaya baik yang bersifat material, seperti artefak dan yang bersifat abstrak seperti pengalaman, kepercayaan norma dan sistem nilai dari kelompok yang diteliti. Etnografi berguna untuk meneliti perilaku manusia dalam lingkungan spesifik alamiah. Uraian tebal thick description berdasarkan pengamatan yang terlibat observatory participant merupakan ciri utama etnografi. Pengamatan yang terlibat menekankan logika penemuan logic of discovery, suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Kajian etnografi pada awalnya dilakukan untuk membangun tingkat perkembangan evolusi budaya manusia dari masa manusia mulai muncul di permukaan bumi sampai ke masa terkini. Namun pada perkembangan selanjutnya etnografi lebih fokus kepada kehidupan masa kini, yaitu tentang the way of life masyarakat tersebut. Tujuan etnografi adalah untuk mendeskripsikan dan membangun struktur sosial dan budaya suatu masyarakat Kartodirdjo 1992. Spradley 1997 menyatakan bahwa selain kajian budaya, etnografi juga merupakan proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya. Etnografi bukan merupakan suatu metode untuk meneliti other culture masyarakat liyan yang terisolasi, namun juga masyarakat kita sendiri, masyarakat multicultural di seluruh dunia. Spradley menegaskan bahwa etnografi harus menyangkut hakikat kebudayaan, yaitu sebagai pengetahuan yang diperoleh, digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Itulah sebabnya etnografi akan mengungkap seluruh tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistik. Unsur-unsur etnografi suatu masyarakat terdiri dari lokasi, lingkungan alam, demografi, asal mula dan sejarah asal-usul, bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, kesenian dan sistem religi Koentjaraningrat 2009. Sedangkan menurut Rachman 2013 unsur-unsur etnografi terdiri dari keadaan umum kampung letak kampung, keadaan