67 lukisan anak, pertumbuhan kreatif dapat diidentifikasi melalui bagaimana karya
itu dibuat secara imajinatif dan mandiri. Untuk menjadi kreatif, anak tidak harus terampil, tetapi memiliki suatu kebebasan dalam ekplorasi dan ekperimen bahan,
serta menentukan tema. Dalam berkarya, jika dipaksa untuk membuat sesuatu yang tidak berhubungan dengan dirinya, anak akan mengalami kemandegan
kebebasan kreatifnya. Mereka akan cenderung tergantung dan meniru pekerjaan orang lain.
b. Ciri Seni Lukis Anak
Anak berbuat dan berkarya atas dasar daya nalar anak. Mereka mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam ujud karya seni rupa atau lukisan
tanpa terbatas pada apa yang terlihat dengan mata kepala saja, melainkan lebih pada apa yang mereka mengerti, pikirkan atau khayalkan. Perkembangan
menggambar anak menurut Ricci 1960: 302-307: The child starts drawing with an “interlacing network of lines” and then moves
on to simple representational foms which become more detailed with age. He recognized in these simple forms that the child draws a description of the
subject according to his knowledge of that subject and not according to its visual appearance.
Dengan demikian anak menggambar mulai yang paling sederhana yaitu dengan garis-garis dan berkembang menjadi bentuk-bentuk yang representasional
dan detail sesuai dengan perkembangan usia sesuai dengan pengetahuannya sendiri bukan menurut penampakan visual.
Banyak sedikitnya unsur pada lukisan sangat tergantung pada keasyikan pemikiran dan fantasinya, lebih banyak yang akan mereka ceritakan maka lebih
banyak pula bentuk yang akan dimunculkannya. Dengan penalaran anak wajar
68 dan spontan maka hasilnya tampak sungguh naif. Ungkapan pribadinya muncul
melalui bentuk-bentuk dengan makna simbolik tertentu, intuitif, dan lebih dekat pada sifat bermain.
c. Perkembangan Gambar Anak
Perhatian terhadap perkembangan gambar anak-anak merupakan hal yang baru. Pada tahun 1885-1886 Ebenezer Cooke melakukan penelitian tentang
perkembangan gambar anak-anak yang pertama kalinya. Ia menemukan empat tahap perkembangan simbolik pada anak-anak. Perkembangan pertama berkisar
antara umur dua sampai lima tahun, ketika anak sangat aktif mempelajari benda- benda di sekelilingnya. Hasil gambarnya baru merupakan coreng-moreng yang
menunjukkan akibat gerakan otot. Pada periode selanjutnya gambar anak menunjukkan bukti adanya unsur imajinasi dan kesadaran yang lebih tinggi
terhadap gerakan linier. Gambar anak di sini meniru objek representasional, tetapi menurut Cooke, anak belum memperhatikan ketepatan penggambarannya.
Mata, kaki, bulu, dan ekor digambarkan tanpa pemahaman tentang jumlah dan hubungan antara bagian-bagian objek itu. Cooke menyatakan bahwa pada tahap
ketiga gambar anak telah menunjukkan adanya hubungan yang alami antarbagian tersebut. Gambar anak bukan merupakan tiruan objek-objek di alam, melainkan
didasarkan pada ingatan atau imajinasi. Cooke tidak memberikan gambaran yang menyeluruh tentang tahap keempat pada gambar anak-anak, tetapi ia
menetapkannya antara umur empat sampai sembilan tahun. Pada masa itu anak telah mampu meniru benda-benda di alam dan menghasilkan gambar yang
mencerminkan analisis terhadap benda-benda yang dilihatnya.
69 Ebenezer Cooke adalah guru Bahasa Inggris dan observasinya tidak begitu
akurat. Namun, ia selayaknya mendapat penghargaan sebagai orang yang pertama kali menulis tentang gambar anak-anak. Pada tahun-tahun berikutnya, ditemukan
tambahan informasi dari hasil observasi dan penelitian oleh Ricci 1887, Perez 1888, Barnes 1893, Herrick 1893, Baldwin 1894, O’Shea 1894, Sully
1896, Maitland 1895, Lukens 1896, Brown 1897, Shinn 1897, Götze 1898, Clark 1902, Levenstein 1905, Kerschenstein 1905, Stern 1910,
Luquet 1913, Rouma 1913, Krötzsch 1917, Burt 1921, Wuiff 1927, Eng 1931, Griffiths 1935, Lowenfeld 1947, Kellogg 1955, Lark-Horovitz
1959, dan Eisner 1967. Daftar ini bukan merupakan daftar lengkap para ahli yang telah memberikan sumbangan pengetahuan tentang urutan tahap-tahap
dalam simbolisasi visual, namun daftar ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap karya gambar anak-anak telah muncul sejak tahun 1885. Kebanyakan
perhatian itu berasal dari tumbuhnya minat terhadap psikologi dan penelitian yang sistematik terhadap anak.
1 Gambar Anak pada Tahap Figuratif 3-12 Tahun
Pada dasarnya gambar anak mengalami tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan perkembangan umurnya. Menurut Lansing 1976: 138-
139, hasil-hasil penelitian terhadap gambar anak-anak menunjukkan adanya kesesuaian umum mengenai urutan dan wujud simbol visual perkembangan
gambar anak, tetapi tidak terdapat kesesuaian mengenai jumlah tahap perkembangan dan penyebab-penyebabnya. Sebagai contoh, Sir Cyril Burt
menyimpulkan adanya tujuh tahap perkembangan, salah satu di antaranya tahap
70 represi, sedangkan menurut Viktor Lowenfeld, hanya terdapat enam tahap
perkembangan, karena tahap represi sulit diprediksi. Ketidaksesuaian mengenai jumlah tahapan tersebut pada dasarnya terjadi karena perkembangan gambar anak
bersifat gradual, halus, dan kontinyu. Peneliti tertentu menganggap suatu susunan pada gambar anak sebagai karakteristik tahap perkembangan tertentu, tetapi
peneliti yang lain hanya menganggapnya sebagai fase transisi. Selanjutnya, sesuai pendapat para ahli Lansing, 1976: 138-139,
perkembangan gambar anak pada dasarnya dapat disederhanakan menjadi tiga tahap pokok: 1 tahap coreng-moreng umur dua sampai empat tahun, 2 tahap
figurative umur empat sampai dua belas tahun, dan 3 tahap keputusan artistic umur dua belas tahuh ke atas. Pada tahap coreng-moreng anak membuat simbol-
simbol visual karena rangsangan gerakan otot, kemudian mengontrol gerakan- gerakan otot itu, dan akhirnya mengaturnya sehingga mengesankan “sesuatu hal”.
Pada tahap figuratif anak membuat simbol-simbol visual sebagai cara untuk memahami benda-benda dan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata dan
menggunakannya untuk memberikan informasi kepada orang lain. Pada tahap keputusan artistik anak membuat simbol-simbol visual sebagai cara untuk
memahami konsep-konsep nyata maupun abstrak dan, yang lebih penting, sebagai cara untuk mengubah atau mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan budaya. Lansing 1976: 147-178 membagi tahap figuratif menjadi tiga subtahap:
1 subtahap figuratif awal umur tiga sampai empat tahun, 2 subtahap figuratif
71 tengah umur empat sampai tujuh tahun, dan 3 subtahap figuratif akhir umur
tujuh sampai dua belas tahun yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a Subtahap Figuratif Awal
Subtahap figuratif awal terjadi pada anak umur tiga sampai enam tahun, yaitu anak di kelompok bermain, taman kanak-kanak, kelas satu sekolah dasar,
dan kadang-kadang juga di kelas dua sekolah dasar. Dalam tahap perkembangan simbolik ini gambar anak menunjukkan hubungan dengan kenyataan visual.
Dengan kata lain, gambar anak menyerupai benda-benda di lingkungan nyata. Pada umumnya anak pertama kali menggambarkan figur manusia. Subtahap
figuratif awal ini berkembang dari tahap coreng-moreng secara hampir tidak tampak, karena figur manusia itu digambarkan berdasarkan kombinasi dari
coreng-moreng. Pada gambar 14 tampak usaha pertama anak untuk menggambarkan manusia. Lingkaran menggambarkan kepala atau badan dan
garis-garis lengkung menggambarkan kaki dan rambut. Secara keseluruhan unsur- unsur tersebut menggambarkan manusia secara umum. Anak mungkin mengetahui
bagian-bagian tubuh manusia yang lain, tetapi ia mampu atau tidak mengetahui cara menggambarkannya. Oleh karena itu, gambar anak merupakan petunjuk
kematangan intelektual yang bagus sampai umur sepuluh tahun.
Gambar 14. Gambar Manusia oleh Anak Umur Empat Tahun Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
72 Pada subtahap figuratif awal kemampuan motorik anak terus berkembang
dan aktivitas perseptualnya meningkat. Konsep anak tentang benda-benda di lingkungannya berubah atau berkembang dan berangsur-angsur menjadi rinci,
demikian juga hasil gambarnya. Sebagai contoh, dalam menggambar suatu objek anak mulai menggunakan cara tertentu, tetapi pada kesempatan lain menggunakan
cara yang lain. Perubahan atau perkembangan gambar anak pada tahap ini berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan tahap-tahap perkembangan sebelum
maupun sesudahnya. Kecepatan perubahan gambar anak ini mengalami penurunan setelah anak mencapai umur lebih dari tujuh tahun.
Selain objek manusia, pada masa perkembangan ini juga anak memasukkan unsur benda-benda yang lain untuk memenuhi bidang gambar. Pada
gambar 15 figur-figur manusia digambarkan menggantung di langit bersama-sama dengan piring, benang, dan rumah penyihir. Dalam hal ini, mula-mula anak
memusatkan perhatiannya pada suatu objek sampai selesai, kemudian melupakannya dan berganti memusatkan perhatiannya pada objek yang lain
sampai selesai dan demikian seterusnya. Bilamana perlu, ia menggeser-geser atau mengubah-ubah posisi kertas untuk menjangkau bagian-bagian bidang gambar
yang belum terisi. Hal ini menjadikan objek-objek tertentu digambarkan tegak, sedangkan objek-objek lainnya digambarkan terbalik. Dengan demikian, susunan
objek-objek itu tidak memberikan hubungan makna, meskipun mungkin memiliki kaitan antara objek yang satu dengan yang lain.
73 Gambar 15. Gambar Anak Pada Awal Munculnya Tahap Figuratif dengan
Objek-objek yang Menggantung di Langit Sumber
: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Ciri lain gambar anak pada subtahap figuratif awal adalah penggambaran objek-objek dengan ukuran yang berlebihan. Sebagai contoh, gambar kepala
orang lebih besar dari pada pohon atau gambar anak lebih besar dari rumah. Penggunaan unsur garis, warna, dan tekstur sedikit atau tidak memiliki hubungan
dengan kenyataan, misanya wanita digambarkan dengan warna ungu, sedangkan anjingnya digambarkan dengan warna hijau. Kaki dan tangan manusia hanya
digambarkan dengan garis lurus. Dengan kata lain, gambar anak pada subtahap ini tidak begitu naturalistik. Kemiripan gambar anak dengan kenyataan baru
menandakan objek-objek secara umum. Pada masa perkembangan ini, anak baru sedikit atau belum memiliki
kesadaran untuk berpikir tentang keindahan. Objek-objek digambarkan dan disusun dengan cara tertentu sesuai dengan perasaan atau intuisi anak. Pada
umumnya anak begitu senang menggambar dan bertahan pada masa perkembangan ini hingga waktu yang lama.
74
b Subtahap Figuratif Tengah
Gambar anak pada subtahap ini terutama dapat dijumpai di taman kanak- kanak dan di kelas satu, tiga, dan empat sekolah dasar. Namun demikian, perlu
diketahui guru bahwa gambar seperti ini mungkin muncul di berbagai jenjang sekolah dari playgroup sampai sekolah menengah pertama. Gambar seperti ini
merupakan satu-satunya tahap simbolisasi yang dapat dijumpai pada berbagai jenjang umur.
Dalam masa perkembangan ini simbol visual anak bertambah rumit dan terus cenderung mengarah pada ketelitian. Perubahan yang paling penting dari
subtahap sebelumnya dapat dilihat pada susunan simbol-simbol dalam gambar anak. Penempatan satu objek berkaitan dengan objek lain sekarang tampak jelas
disengaja dan bermakna. Benda-benda yang terletak di tanah dalam kenyataan sekarang dibuat berdiri pada garis yang menggambarkan tanah. Garis ini disebut
garis dasar base line dan merupakan ciri pokok tahap figuratif tengah. Garis dasar ini dapat berupa garis yang dibuat oleh anak atau garis tepi kertas. Dengan
demikian, jelas bahwa gambar anak sekarang telah memiliki orientasi bawah dan atas. Hal ini berarti bahwa objek yang berada di bagian atas mengarah ke langit,
sedangkan objek yang berada di bagian bawah bidang gambar mengarah ke tanah. Susunan ini dapat dilihat pada gambar 16.
75 Gambar 16. Hasil Gambar Anak Umur Lima Tahun, Yang Menunjukkan Masa
Peralihan dari Subtahap Figuratif Awal ke Subtahap Figuratif Tengah Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Pada gambar 16, garis dasar terletak agak ke tengah bidang gambar dan anak serta bunga-bunga berdiri di atasnya. Di atas anak terdapat corengan yang
menggambarkan langit, dan beberapa kotak berada di tengah bidang gambar. Karena gambar tanah dan kotak itu tampak menggantung, maka lebih tepat
dikatakan bahwa gambar ini menunjukkan peralihan dari subtahap ini dan subtahap sebelumnya.
Gambar 17. Gambar Anak Pada Subtahap Figuratif Tengah Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar anak pada subtahap figuratif tengah dapat dilihat dengan jelas pada gambar 17. Simbol anak kecil itu tampak berdiri kokoh di atas tanah garis
dasar yang tidak lagi menggantung di udara. Tampak di sini simbol figur yang
76 lebih kompleks dibandingkan dengan simbol figur pada gambar-gambar
sebelumnya. Kecenderungan kompleksitas ini dapat dilihat pada simbol-simbol yang paling sering ditemukan anak di lingkungannya. Objek yang tidak sering
ditemukan anak disimbolkan secara sederhana. Sebagai contoh, pada Gambar 18 kepala harimau digambarkan mirip wajah manusia. Anak tidak memiliki imajinasi
yang kompleks tentang kepala binatang itu, karena anak tidak mungkin melihatnya dari dekat. Pada masa perkembangan ini binatang semacam itu
digambarkan anak dengan kepala seperti wajah manusia.
Gambar 18. Harimau dalam Kandang Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar 19 menunjukkan gambar kereta dengan gerbong awak kereta caboose dan mesin di sebelah kiri serta orang di sebelah kanan. Asap muncul di
atas mesin dan matahari objek yang banyak terdapat di dalam gambar anak bersinar dengan terang.
77 Gambar 19. Gambar Kereta oleh Anak Umur Lima Tahun
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar 20. Gambar Anak Umur Lima Tahun Menunjukkan Objek-objek Yang Ada di dalam Maupun di luar Rumah
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education Meskipun gambar simbol grafis anak semakin kompleks atau rinci
detail, dalam periode perkembangan ini masih begitu naturalistik. Gambar 20 menunjukkan gambar anak yang hampir mencapai tahap selanjutnya subtahap
figuratif akhir, karena anak telah menciptakan ilusi kedalaman dengan bentuk- bentuk yang tumpang tindih. Di sini anak masih menggunakan garis dasar.
Perbandingan ini merupakan contoh perkembangan yang terjadi dalam suatu
78 subtahap. Gambar 20 merupakan karya anak umur lima tahun, sedangkan gambar
anak pada gambar 21 merupakan karya anak umur sepuluh tahun. Jelas bahwa dengan kematangan perkembangan anak, gambar figur yang dibuat anak semakin
realistik, tetapi pada akhir subtahap figuratif tengah gambar anak belum begitu mirip dengan kenyataan. Gambar itu masih datar dan kaku.
Gambar 21. Gambar Anak Umur Sepuluh Tahun Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Ciri yang lain gambar anak pada tahap perkembangan ini adalah gambar sinar-x x-ray drawing, seperti ditunjukkan pada Gambar 22 dan 23. Gambar 22
menunjukkan bus penuh dengan para penumpangnya, sedangkan gambar 23 ibu dan dua anak di dalam badannya. Gambar ini merupakan penggabungan
penampakan dari dalam dan sekaligus dari luar suatu objek. Cara penggambaran ini biasanya ditemukan pada subtahap figuratif tengah, tetapi dapat ditemukan
juga pada semua tahap perkembangan, kecuali tahap coreng-moreng. Gambar 23 dibuat oleh anak umur lima tahun, sedangkan gambar 22 dibuat oleh anak umur
sepuluh tahun.
79 Gambar 22. Gambar Bus Penuh Dengan Penumpang
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar 23. Gambar X-ray oleh Anak Umur Lima Tahun yang Menunjukkan Ibu Dengan Dua Anak di Dalamnya
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education Selain penggambaran secara sinar-x, pada subtahap perkembangan ini juga
ditemukan adanya kombinasi gambar tampak atas plan dan tampak sisi elevation dalam satu gambar, seperti tampak pada gambar 22. Ciri gambar
semacam ini juga tampak pada Gambar 24. Dalam gambar ini tampak gambar sebuah mobil terletak pada satu garis dasar, sedangkan rumah terletak pada garis
dasar yang lain. Jadi, untuk menggambarkan ruang, digunakan dua garis dasar. Sementara itu, jalan dan kendaraan-kendaraan lainnya digambarkan secara tampak
atas. Lowenfeld menyebut cara menggambar ini gambar rebahan folding over yang juga merupakan ciri pokok subtahap figuratif tengah. Gambar rebahan
80 misalnya digunakan anak untuk menggambarkan sisi jalan, meja, dan lapangan
sepak bola.
Gambar 24. Gambar Anak yang Menunjukkan Penggabungan Antara Tampak Depan dan Tampak Atas
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
c Subtahap Figuratif Akhir
Gambar pada subtahap figuratif akhir mungkin dimulai pada anak kelas tiga, tetapi kebanyakan ditemukan pada anak kelas lima, enam, dan tujuh. Gambar
subtahap ini tidak terdapat lagi pada anak di atas kelas tujuh. Setelah umur sebelas atau dua belas tahun anak biasanya tidak aktif menggambar lagi dan jika anak
terus aktif menggambar, karyanya akan terus berkembang. Namun, pada umumnya gambar anak berhenti pada subtahap figuratif akhir.
Perbedaan yang paling penting antara subtahap figuratif tengah dan subtahap figuratif akhir adalah munculnya penggunaan perspektif sebagai
pengganti garis dasar. Objek tidak lagi terletak pada garis dasar tetapi terletak di atas bidang yang tampak membentang ke belakang, mengesankan ruang, sehingga
lebih dekat dengan kenyataan. Anak juga membuat objek di tempat yang dekat dengan ukuran yang lebih besar dari pada objek di tempat yang jauh. Selain itu,
81 anak tidak lagi menggambarkan objek-objek secara tembus pandang gambar
sinar-x. Kadang-kadang anak pada subtahap ini telah menggunakan perspektif
linier. Perspektif linier adalah cara menggambarkan garis-garis sejajar secara khusus untuk mengesankan kedalaman. Seperti tampak pada jalan yang menuju ke
tempat yang jauh, kedua garis tepinya seolah-olah terus saling mendekat. Penggunaan perspektif linier ini ditunjukaan pada gambar 25 dan gambar 26. Pada
gambar 25 anak menggambarkan setiap kendaraan dengan menggunakan perspektif linier. Pada gambar 26 tampak juga bahwa anak menggunakan
perspektif linier untuk menggambarkan tempat duduk.
Gambar 25. Gambar yang Menunjukkan Penggunakan Perspektif Linier oleh Anak Kelas Lima
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar 26. Gambar Bus Yang Penuh Sesak oleh Penumpang Yang Digambarkan Dengan Perspektif Linier
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
82 Selain perspektif linier, gambar anak pada subtahap figuratif akhir
menunjukkan tingkat realisme yang lebih tinggi pada setiap objek. Untuk figur manusia, anak telah menggambar seluruh unsur tubuh: kepala, badan, kaki,
lengan, rambut, mata, kuping, hidung, telapak tangan, dan jari-jari. Bahkan kebanyakan bagian-bagian itu digambarkan dengan rinci.
Pada subtahap figuratif akhir ini dalam menggambar orang anak telah membedakan ciri-ciri orang menurut jenis kelaminnya dengan lebih jelas. Pada
tahap sebelumnya mungkin anak sudah menggambarkan orang perempuan dengan rok dan orang laki-laki dengan celana panjang. Namun, pada tahap perkembangan
ini anak menggambarkan orang perempuan dengan rambut panjang yang berombak, dada, dan bibir yang mencolok, sedangkan orang laki-laki dengan
rambut pendek, pundak yang lebar, dan otot-otot yang menonjol. Anak pada subtahap ini juga mengidentikasikan dirinya dengan peran
dalam bidang pekerjaan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak perempuan misalnya mengidentifikasikan dirinya dengan perawat, ibu, bintang film, dan
guru. Anak laki-laki misalnya mengidentifikasikan dirinya sebagai pemain sepak bola, polisi, tentara, dan pilot. Pada umumnya anak belum merasa puas jika belum
dapat menggambarkan dirinya sesuai dengan peran-peran itu secara cukup realistik. Pada Gambar 27 dua anak perempuan digambarkan sebagai pemain
drumband. Rambut yang panjang, bibir, kontur tubuh, leher, siku-siku, dan lutut menunjukkan anak ciri-ciri perempuan. Gambar 28 menunjukkan gambar pemain
tenis laki-laki dan perempuan yang dapat dibedakan dengan ciri-ciri yang jelas pada pakaiannya. Bagi anak-anak tertentu penggambaran secara realistik ini akan
83 terus berkembang, sebagian anak lainnya akan berganti dengan penggunaan
simbol-simbol abstrak, dan sebagian lagi akan berhenti membuat simbol-simbol visual.
Gambar 27. Gambar Anak Perempuan Yang Mengidentifikasi Dirinya dengan Pemain Drumband
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
Gambar 28. Gambar Yang Menunjukkan Perbedaan Anak Laki-laki dan Perempuan Dengan Ciri-Ciri Pakaian yang Rinci
Sumber: Lansing, 1976, Art, Artist, and Art Education
84 Sedangkan menurut Lowenfeld Britain dalam buku Creative Mental
Growth 1982 membuat periodisasi lukisan anak sebagai berikut:
1 Periode Coreng Moreng Scribbling Period
Periode ini berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun masa pra sekolah. Pada masa ini merupakan pengalaman dari aktivitas motorik anak,
wujud gambarnya berupa goresan tebal tipis dengan arah yang belum terkendali. Pada tahap ini unsur warna belum penting. Periode ini terbagi dalam 3 tahap,
yaitu: a
Corengan tak beraturan: bentuk sembarangan, mencoreng tanpa melihat kertas, belum dapat coretan berupa lingkaran, anak bersemangat dalam
membuat coretan, adalah ciri tahapan mencoreng paling awal. Di bawah ini adalah contoh gambar anak pada tahap corengan tidak beraturan:
Gambar 29. Corengan Tak Beraturan Sumber: Hardiman, 1981: 2, Art Activities for Children
b Corengan terkendali: anak mulai menemukan kendali visual terhadap
coretan yang dibuatnya denagn kata lain sudah ada koordinasi antara perkembangan visual dan perkembangn motorik. Goresan dibuat dengan
85 penuh semangat. Terdapat pengulangan pencoretan garis, baik horixontal,
vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Gambar 30. Corengan Terkendali Sumber: Hardiman, 1981: 2, Art Activities for Children
c Corengan bernama: merupakan tahap terakhir masa mencoreng. Cirinya:
bentuk semakin bervariasi, anak mulai memberi nama pada hasil coretannya, menggunakan waktu yang semakin banyak. Warna mulai
menyita perhatian anak.
Gambar 31. Corengan Bernama Sumber: Hardiman, 1981: 2, Art Activities for Children
Gambar di bawah ini merupakan salah satu karya anak periode coreng moreng pada usia 3 tahun.
86 Gambar 32. Coreng Moreng Anak Usia 3 Tahun
Sumber: Rubin, 1978: 39, Child Art Therapy
2 Periode Pra Bagan Pre Schematic Periode
Berlaku bagi anak berusia 4 sampai 7 tahun taman kanak-kanak. Pada periode ini anak mendapat kesempatan mencipta, menjelajah,
bereksperimen, dan berbagai hal baru kaitannya dengan perkembangan jiwa, rasa, maupun emosi mereka. Berbagai pengalaman berarti mereka temukan dengan
adanya interaksi dengan dunia baru, teman sekolah, pendidik, pelajaran, alat peraga, ataupun disiplin. Dengan demikian anak mulai menggambar bentuk-
bentuk yang ada hubunganya dengan dunia sekitar dan membangun ikatan emosional dengan apa yang digambar. Pada usia 5 tahun, gambar bersifat bagan
makin dapat dikenali, gambar manusia, rumah, pohon, dan sebagainya. Usia 6 tahun, mulai menggambar manusia walau masih sangat sederhana. Gambar di
bawah ini merupakan contoh periode pra bagan karya anak usia 7 tahun Horovitz, dkk, 1973: 83.
87 Gambar 33. Pra Bagan Anak Usia 7 Tahun
Sumber: Horovitz, dkk, 1973: 83, Understanding Children’s Art for Better Teaching
Gambar 34. Pra Bagan Anak Usia 4-7 Tahun Sumber: Lowenfeld, 1982: 430, Creative and Mental Growth
3 Periode Bagan Schematic Period
Berlaku pada anak usia 7 sampai 9 tahun. Anak mulai menggambar obyek dalam suatu hubungan yang logis dengan
obyek lain. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan atau hubungan antara obyek dengan ruang. Muncul gejala yang disebut “sinar X” X-
ray, yaitu: gambar yang menyertakan pula benda atau obyek di dalam ruang yang sebenarnya tidak kelihatan.
88 Gambar 35. Bagan Anak Usia 7-9 Tahun
Sumber: Lowenfeld, 1982: 431, Creative and Mental Growth
4 Periode Awal Realisme Early Realism
Berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun. Kesadaran visual anak mulai berkembang, mulai memeperhatikan detail,
tetapi spontanitas menjadi hilang, gambar jadi kelihatan kaku, anak mulai mengekspresikan karakter sex, lalaki dan wanita secara jelas. Karakteristik warna
mulai mendapat perhatian anak, tetapi belum dapat menampilkan perubahan efek warna dan baying-bayang.
Gambar 36. Bagan Anak Usia 10 Tahun Sumber: Horovitz, dkk, 1973: 182 Part 3,
Understanding Children’s Art for Better Teaching
89
5 Periode Naturalistik Semu Pseudo Naturalistic
Berlaku pada anak usia 12 sampai 14 tahun masa pra puber Merupakan akhir dari aktivitas spontan, anak menjadi kritis terhadap
karyanya sendiri. Anak tidak lagi menggambar apa yang diketahuinya tetapi apa yang dilihatnya.
Gambar 37. Bagan Anak Usia 13 Tahun Sumber: Horovitz, dkk, 1973: 182 Part 3, Understanding Children’s
Art for Better Teaching
6 Periode pengambilan keputusan
Berlaku pada anak remaja usia 14 sampai 17 tahun Anak bersikap kritis terhadap diri sendiri, introspektif, idealistic dan mulai
memikirkan hubungan dirinya dengan masyarakat. Seni rupa menjadi produk dari suatu usaha yang serius.
90 Gambar 38. Bagan Anak Usia 14 Tahun
Sumber: Horovitz, dkk, 1973: 182 Part 3, Understanding Children’s Art for Better Teaching
d. Tipologi Seni Lukis Anak