249 untuk x =3 adalah 0,76238. Hasil ini menunjukkan bahwa persamaan non-linear
memberikan pendekatan yang lebih akurat. Namun demikian, adanya pengkuadratan item menyebabkan perhitungan harus dilakukan dengan lebih teliti,
terutama untuk jumlah item yang banyak. Berdasarkan Gambar 67, pendekatan dengan persamaan non-linear menunjukan kurva cenderung monoton naik untuk
setiap jumlah item yang dirating, itu berarti koefisien Genova semakin bertambah seiring bertambahnya item yang dirating. Karena kecenderungan kurva yang
monoton naik, maka nilai maksimum koefisien genova terjadi untuk banyaknya item yang dirating 3 atau
3 =
x , adapun nilai koefisien Genovanya sebagai
berikut: 2685
, 2902
, 0418
,
2
+ +
− =
x x
y 2685
, 3
2902 ,
3 0418
,
2
+ +
− =
= 0,7629
e. Penilaian Produk Kelas 2
Koefisien Genova pada penilaian produk di kelas 2 menunjukkan perkembangan yang meningkat seiring dengan peningkatan jumlah item yang
dirating oleh rater, Gambar 68 memberikan gambaran bahwa kecenderungan perkembangan koefisien Genova pada penilaian produk di kelas 2 dapat didekati
dengan persamaan linier maupun persamaan non-linear kuadratik. Kedua persamaan itu memberikan pendekatan koefisien Genova yang berbeda untuk
masing-masing banyaknya item yang dirating. Sebagai bahan perbandingan, kedua persamaan disajikan sebagai berikut.
250 Tabel 49
Estimasi Koefisien Genova dengan Persamaan Linear dan Non-Linear pada Penilaian Produk Kelas 2
Persamaan Linear Persamaan non-linear Persaman Kuadratik 1327
, 1249
, +
= x
y 0496
, 2245
, 0249
,
2
+ +
− =
x x
y
dengan: y = estimasi koefisien Genova,
x = banyak item yang dirating oleh rater,
Tingkat determinasi model persamaan linear dalam memprediksi sebesar 98,69, sedangkan tingkat determinasi model persamaan non-linear dalam
memprediksi sebesar 100. Berdasarkan tingkat determinasi ini, tampak dengan jelas bahwa persamaan non-linear akan memberikan hampiran koefisien Genova
untuk jumlah item tertentu dengan lebih baik. Sebagai contoh untuk banyak item yang dirating x sebanyak 2 ditulis x =2, maka koefisien Genova untuk masing-
masing persamaan diperoleh dengan mensubstitusikan x =2 pada kedua persamaan seperti ditunjukan berikut:
Tabel 50 Perbandingan Hasil Estimasi Koefisien Genova untuk x =2 Menggunakan
Persamaan Linear dan Non-Linear Persamaan Linear Persamaan non-linear
1327 ,
1249 ,
+ =
x y
1327 ,
2 1249
, +
= = 0,3825
0496 ,
2245 ,
0249 ,
2
+ +
− =
x x
y 0496
, 2
2245 ,
2 0249
,
2
+ +
− =
= 0,3990
251 Jadi estimasi koefisien Genova jika jumlah item yang dirating oleh penilai
2 menggunakan persamaan linear adalah 0,3825, sedangkan menggunakan persamaan non-linear 0,3990. Adapun koefisien Genova yang sesungguhnya
untuk x =2 adalah 0,3990. Dari hasil ini tampak persamaan non-linear memberikan pendekatan yang lebih akurat. Namun demikian, adanya
pengkuadratan item menyebabkan perhitungan harus dilakukan dengan lebih teliti, terutama untuk jumlah item yang banyak.
Gambar 68. Kecenderungan Perkembangan Koefisien Genova untuk Penilaian Produk Kelas 2
Gambar 68 menunjukkan bahwa pendekatan dengan persamaan non-linear menunjukan kurva cenderung monoton naik untuk setiap jumlah item yang
dirating, itu berarti koefisien Genova semakin bertambah seiring bertambahnya item yang dirating. Karena kecenderungan kurva yang monoton naik, maka nilai
maksimum koefisien Genova terjadi untuk banyaknya item yang dirating 3 atau 3
= x
, adapun nilai koefisien Genovanya sebagai berikut:
0496 ,
2245 ,
0249 ,
2
+ +
− =
x x
y
000 ,
1
2
= R
, ,
,
Keterangan: Kurva Data Asli
Kurva Linear Kurva Non-Linear
252 0496
, 2245
, 0249
,
2
+ +
− =
x x
y 4989
, 0496
, 3
2245 ,
3 0249
,
2
= +
+ −
=
f. Penilaian Produk Kelas 3