205 penilaian yang nested pada penilai I:R merupakan sumber varians komponen
varians kesalahan pengukuran yang utama. Oleh sebab itu dalam pengembangan ini, kedua sumber variansi ini harus diperhatikan secara seksama dalam usaha
menyempurnakan alat penilaian kualitas karya seni lukis. Hasil analisis komponen varians untuk penilaian proses, produk,
penilaian diri dan penilaian kelompok, di atas memberi petunjuk bahwa pengembangan alat penilaian kualitas karya seni lukis sudah menunjukkan
indikasi kebermaknaan untuk digunakan sebagai sarana melakukan observasi. Untuk mengetahui apakah hasil pengembangan tersebut telah memenuhi standar
minimal, dipakai persyaratan minimal koefisien G Sebesar 0,70 Nunnaly, 1978: 245, Linn,1989:106 agar memenuhi syarat bagi penggunaan pada faset yang
lebih luas. Untuk maksud tersebut dilakukan analisis lanjut terhadap hasil Genova koefisien G dan analisis tingkat perubahan koefisien G pada level analisis hasil
D study. Hasil Analisis dipaparkan pada uraian berikut.
b. Analisis Data Hasil G Study Koefisien G
Hasil G study untuk mengetahui tingkat kebermaknaan penggunaan alat penilaian kualitas karya seni lukis dari uji coba di lapangan dapat dirangkum pada
Tabel 12. Koefisien G dari komponen-komponen penilaian kualitas karya seni lukis hasil uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengembangan model
instrumen penilaian kualitas karya seni lukis dapat diterima untuk digunakan melakukan penilaian pada faset yang lebih luas atau dengan kata lain telah
memenuhi untuk kepentingan faset pengukuran yang berkaitan dengan objek
206 pengukuran universe of admissible observations pada kualitas karya seni lukis
anak yakni ditunjukkan oleh indeks koefisien G sebesar 0,71. Tabel 12
Rangkuman Hasil G Study dan Koefisien G Pada Berbagai Komponen dan Berbagai Faset Terapan Uji Coba
Komponen Sasaran
Uji Faset
Jumlah Item
Koefisien G
Keterangan Linn
≥ 0,70
Rerata Koefisien
G Kelas 1
7
0,91
persyaratan Kelas 2
7
0,67
persyaratan 1. Proses
Kelas 3 7
0,67
persyaratan 0,75
Kelas 1 3
0,76
persyaratan Kelas 2
3
0,50
persyaratan
2. Produk Kelas 3
3
0,62
persyaratan
0,63 Kelas 1
5
0,68
persyaratan
Kelas 2 5
0,61
persyaratan
3. Penilaian Diri Kelas 3
5
0,66
persyaratan
0,65 Kelas 1
5
0,86
persyaratan
Kelas 2 5
0,82
persyaratan
4. Penilaian Kelompok Kelas 3
5
0,74
persyaratan
0,81 Kelas 1
15
0,80
persyaratan Kelas 2
15
0,65
persyaratan 5. Semua komponen
Kelas 3 15
0,67
persyaratan 0,71
memenuhi syarat menurut kriteria standard minimal Linn, 0,70.
Jika dilihat dari karakteristik faset uji coba untuk semua komponen, maka terapan model penilaian pada faset di kelas 1 sudah memberikan bukti bahwa
model yang dikembangkan dapat digunakan untuk penilaian pada faset yang lebih luas, tetapi jika memperhatikan koefisien G pada terapan faset di kelas 2 dan
di kelas 3, maka model yang dikembangkan masih memerlukan penyempurnaan dalam hal administrasi penyelenggaraan yakni harus meningkatkan keterampilan
guru sebagai penilai atau rater agar ada peningkatan pemahaman, keterampilan dan pengalaman agar diperoleh hasil pengukuran yang konsisten.
207 Jika ditilik pada rerata komponen penilaian pada masing-masing kelompok
ternyata untuk komponen penilaian proses dan penilaian kelompok telah memenuhi syarat untuk digunakan pada faset yang lebih luas, sedangkan untuk
komponen penilaian produk dan penilaian diri masih memerlukan upaya penyempurnaan. Berdasarkan elaborasi sumber variansi komponen variansi
kesalahan pengukuran sebagaimana telah dibahas di atas, maka tindakan untuk melatih guru agar berpengalaman dalam menggunakan alat penilaian ini
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kebermaknaan penggunaan model ini pada faset yang lebih luas.
c. Analisis Data Hasil D Study