Manfaat Pendidikan Seni Rupa

22 tersebut saling berpadu dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menjalankan tahapan-tahapan dalam membentuk karya seni. Hal ini didukung oleh Munandar 1999: 50 yang mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan. Tampilan karya yang kreatif selalu tampil tunggal unicness, karena tidak terdapat kembarannya; asli original, karena dihasilkan oleh diri sendiri pelaku seni, dan ber-kebaruan novelty, karena belum pernah ada sebelumnya. Dengan demikian melalui seni rupa kreativitas anak dapat berkembang, karena dengan membuat karya seni rupa membentuk anak untuk berani mengambil resiko, sikap yang untuk tidak selalu puas dengan apa yang sudah ada dan sudah didapat, sikap untuk selalu mencari sesuatu yang orang lain belum mengetahuinya. Hal ini sangat berguna dalam pembentukan pribadi anak.

2. Manfaat Pendidikan Seni Rupa

Kegiatan seni mempunyai manfaat langsung maupun tidak langsung yang dapat dirasakan oleh peserta didik. Manfaat langsung yang dapat dirasakan adalah sebagai media untuk berekspresi, media untuk berkomunikasi, media bereksplorasi, media pengembangan bakat seni yang dimilikinya. Sebagai media ekspresi, karena melalui kegiatan seni rupa anak dapat mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya yang berkaitan dengan emosi, daya pikir, imajinasi serta keinginan anak tanpa memperhatikan apakah ungkapan yang tervisualisasi dalam karya tersebut dapat dimengerti oleh orang lain atau tidak. 23 Dalam hal ini anak merasakan adanya kepuasan karena ada kebebasan dalam mengungkap apa yang ada dalam dirinya melalui pembuatan karya seninya. Kematangan emosi anak menurut Wedwick 2006 adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya, melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat menilai kesesuaian tindakannya dengan norma yang berlaku di masyarakat serta dapat memprediksi akibat yang diambil dari tindakan tersebut, dan mampu bertingkah laku dengan penuh tanggung jawab serta mampu mempertanggungjawabkan tingkah lakunya dalam berkomunikasi. Dengan demikian apabila kematangan emosi anak terlatih, maka anak akan positif tindakannya sesuai dengan perkembangan usianya. Sebagai media komunikasi, dalam aktivitas komunikasi terdapat unsur: pengirim pesan, isi pesan, dan penerima pesan. Pesan yang disampaikan dalam seni rupa adalah gagasan yang berupa simbol yang dituangkan dalam karya seni rupa. Dengan demikian seni rupa dapat dikatakan sebagai media komunikasi karena pengirim pesan dapat mengungkap isi pesan ke dalam simbol bermakna yang dapat diterima oleh orang lain sebagai penerima pesan. Sebagai media bereksplorasi, kegiatan seni rupa memerlukan alat-alat atau bahan yang secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan kemampuan bernalar bagi anak. Anak memiliki kebebasan dalam bereksperimen, melalui eksplorasi dengan bahan-bahan yang ada untuk membuat karya seni rupa. Sebagai media pengembangan bakat, kegiatan seni rupa menawarkan beragam potensi. Bakat adalah kondisi atau rangkaian karakteristik yang 24 dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau serangkaian respon melalui latihan-latihan Bennet, 1952: 12. Adapun dimensi bakat meliputi persepsi, psikomotorik dan intelektual. Dengan demikian, kegiatan seni rupa melalui latihan-latihan membuat karya seni rupa memupuk bakat anak. Hal ini dapat dilihat pada dimensi bakat yang terkait dalam pembuatan karya seni rupa yaitu, persepsi terkait dengan kepekaan dari masing- masing pancaindera yang berhubungan dengan perhatian, yaitu penglihatan, pendengaran, dan kinestesi. Dimensi psikomotorik mencakup koordinasi dan fleksibilitas gerakan. Sedangkan dimensi intelektual meliputi ingatan dan berpikir. Dengan demikian bakat anak yang terpupuk sejak awal akan lebih baik perkembangannya, dari pada seseorang yang mempunyai bakat kreatif namun tidak dipupuk, maka bakat tersebut tidak akan berkembang bahkan menjadi bakat terpendam dan tidak dapat diwujudkan.

3. Pendekatan dalam Proses Pendidikan dan Pembelajaran Seni Rupa