Jenis Instrumen Pengumpul Data Teknik Analisis Data

164 kabupatenkota tersebut dapat mewakilirepresentatif DIY. Dari ketiga sekolah tersebut dipilih kelas satu, dua, dan tiga sebagai subjek ujicoba karena pada KTSP untuk tingkat Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan seni lukis hanya dilaksanakan pada kelas satu, dua, dan tiga. Penentuan tiga sekolah tersebut didasarkan pada pertimbangan sekolah yang melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan KTSP dengan didukung tenaga pendidik yang memiliki latar belakang pendidikan seni rupa.

3. Jenis Instrumen Pengumpul Data

Data penelitian ini terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui intrumen untuk menilai proses, produk, penilaian diri, dan penilaian kelompok. Data kualitatif diperoleh melalui instrumen penilaian diri dan penilaian kelompok dalam bentuk jawaban terbuka dari subjek penelitian. Data kualitatif digunakan untuk mengembangkan konstruk instrumen. Data ini diperoleh melalui diskusi para pakar seni lukis, pakar pendidikan seni lukis, dan praktisi lapangan. Data kuantiatif digunakan untuk memperoleh koefisien keandalan instrumen. Data ini berupa hasil penilaian karya lukis anak yang dilakukan oleh pendidik. Selain itu data kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menentukan keterpakaian instrumen. Instrumen ini dilengkapi dengan pedoman penilaiannya. Pedoman penilaian seni lukis anak merupakan acuan yang digunakan pendidik dalam menilai seni lukis anak. 165 Pedoman ini berisi cara menggunakan instrumen, menskor, dan menafsirkan hasilnya.

4. Teknik Analisis Data

Pengujian konstruk instrumen dilakukan melalui pendapat para pakar bidang seni lukis, pakar bidang penilaian pendidikan, dan para praktisi lapangan. Pertemuan dengan kelompok yang berbeda dilakukan tiga kali untuk memperoleh masukan yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil yang dapat diandalkan. Penentuan koefisien keandalan instrumen penilaian dilakukan dengan menggunakan paket program komputer Genova berdasarkan teori generalizability yang dikembangkan oleh Crick dan Brennan pada tahun 1983 yang disebut dengan A Generalized Analysis of Variance System. Pada teori ini ada G generalized study dan D decision study. Pada G-study dilakukan estimasi sejumlah varians komponen. Banyaknya komponen ditentukan oleh model yang digunakan. Hasil dari G-study digunakan pada D-study. Menurut Brennan 1983: 3, D-study menekankan estimasi, penggunaan, dan interpretasi dari varians komponen untuk membuat keputusan, dengan prosedur pengukuran yang baik. Hal yang penting pada D-study adalah spesifikasi dari generalisasi universe, yaitu universe berlakunya generalisasi D-study dengan suatu prosedur pengukuran tertentu. Menurut Thomson 2003: 43, teori generalizability adalah teori pengukuran modern yang memiliki keunggulan dibanding teori tes klasik. Beberapa keunggulan yang penting adalah: 1 memperhitungkan sumber 166 2 , : 2 2 , : , e i r p e i r p σ σ σ + = kesalahan pengukuran yang jamak secara simultan, 2 memperhatikan efek kesalahan pengukuran interaksi, dan 3 mengestimasi koefisien keandalan baik yang relatif maupun yang absolut. Besarnya koefisien keandalan merupakan rasio antara varians sistematik atau varians sebenarnya dan varians total. Penelitian ini menggunakan GENOVA yang komponen variansnya adalah person, rater, item, interaksi person dan rater, dan kesalahan. G study- nya menggunakan rancangan bersarang nested design dan D-study-nya juga menggunakan rancangan bersarang nested design. Penelitian ini menggunakan satu facet p xi: r G-study yang bersarang untuk mengestimasi varians komponen, varians kesalahan, generalizeability dan koefiesien phi untuk one-facet, nested, i: r D-study. Varians komponen yang berbaur pada rancangan bersarang p, r:i,e adalah jumlah varians komponen dalam G- study bersarang yang dapat ditulis sebagai berikut. Keterangan: p = person r = gururater i = item r:i = rater bersarang pada item e = kesalahan Setelah varians komponen diperoleh, termasuk varians kesalahan, maka dapat diestimasi varians sebenarnya true variance. Selanjutnya dapat diestimasi besarnya indek keandalan hasil pengukuran, yaitu rasio varians sebenarnya terhadap varians keseluruhan komponen. Estimasi varians setiap komponen 167 dan besarnya indeks keandalan hasil pengukuran dengan instrumen yang dikembangkan peneliti menggunakan paket program GENOVA. Rancangan yang digunakan untuk G-study adalah pxi:r, yaitu item bersarang pada rater, penilai dalam menilai hasil karya lukis anak berinteraksi dengan anak yang bersarang pada item. Cara penilai rater dalam menilai karya lukis anak p tergantung pada pendapat penilai terhadap item yang dinilai, sehingga dikatakan rater bersarang pada item. Rancangan pxr:i ini berdasarkan analisis varians efek random memiliki efek utama: p, r, r:i dan efek interaksinya adalah pi, pr bersarang pada i. Jadi ada varians person, varians rater, dan varians penilai bersarang pada i untuk efek utama, sedang untuk efek interaksinya adalah varians person item, varians rater yang bersarang pada item. Besarnya varians r bersarang pada i dapat ditulis sebagai berikut. σ²r : i = σ²r, ri= σ²r + σ²ri. Besarnya koefisien keandalan instrumen penilaian adalah: σ²p E ρ² = —————— σ²p + σ²δ E ρ² adalah nilai harapan koefisien keandalan instrumen, σ²p adalah varians person peserta didik, σ²δ adalah varians kesalahan. 168 Varians kesalahan terdiri atas varians rater, varians item, dan varians interaksi rater item. Besarnya varians ini diestimasi dengan menggunakan teknik analisis varians rancangan efek random. Untuk melihat reliabilitas dari kriteria instrumen penilaian seni lukis anak hasil uji coba, digunakan analisis koefisien interrater. Koefisien interrater adalah salah satu sarana untuk melihat tingkat konsistensi atau keajegan antar rater dalam memberikan rating terhadap unjuk kerja karya seni lukis siswa. Untuk keperluan ini, digunakan koefisien Cohen’s Kappa. Ada 3 tiga orang rater yang memberikan rating pada penilaian instrumen seni lukis anak untuk kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Pada penilaian proses, ada 7 tujuh item yang menjadi objek penilaian, pada penilaian produk ada 3 tiga item, sedangkan penilaian diri dan penilaian kelompok masing-masing ada 5 lima item. Selanjutnya nilai koefisien κ yang dihasilkan dibandingkan dengan kriteria minimal yang diperkenankan, yaitu 0.70 Linn, 1990: 143. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Seni Rupa 1. Pengertian Pendidikan Seni Rupa

Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu proses untuk mempersiapkan peserta didik menuju ke kedewasaan, dengan segala watak, pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk dapat hidup di tengah- tengah masyarakat dan kemudian dapat memberikan manfaat bagi lingkungan. Ditinjau dari tujuannya, pendidikan adalah membentuk manusia yang memiliki kepribadian yang kuat dan beradab sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan zaman. Pendidikan seni rupa berfungsi mengembangkan kepekaan rasa, kreativitas, dan cita rasa estetik peserta didik, mengembangkan etika, kesadaran sosial, dan kesadaran kultural dalam kehidupan bermasyarakat Rohidi, 2000: 55. Dalam proses pembelajarannya, pendidikan seni rupa selain melatih keterampilan peserta didik agar lancar berkarya seni rupa, juga dimaksudkan sebagai sarana atau alat pendidikan. Dengan demikian pendidikan seni rupa merupakan media untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum. Secara visual Soedarso 2006: 97 membagi seni rupa menjadi dua bagian besar, yaitu 1 seni rupa dua dimensi seperti gambar, lukisan, seni grafis, fotografi, mosaik, intarsia, tenun, sulam, dan kolase dan 2 seni rupa tiga dimensi seperti patung, bangunan, monumen, keramik dan sebagian besar seni kriya lainnya. Keduanya bisa dipecah berdasar atas medium, teknik atau proses pembuatan, dan benda produknya.