139 lukis peserta didik menggambarkan dunia anak dengan tema pilihannya
sendiri sesuai dengan pengalaman dalam kehidupannya.
5. Penelitian yang dilakukan Newton 1989 dari University of Missouri
bertujuan untuk mengetahuimemeriksa tentang perubahan-perubahan perkembangan tanggapan estetis pada dimensi-dimensi stilistik dan isi
rangsangan seni dengan menggunakan tanggapan verbal dan non-verbal. Tanggapan-tanggapan verbal diukur dengan instrumen diferensial semantik,
dan pengukuran non-verbal memandang waktu dan rata-rata waktu LTRT. Tingkatan kelas subjek adalah kelas lima, delapan, dan sebelas, dan masing-
masing dari 150 subjek diuji secara perorangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor, analisis variasi dengan pengukuran
berulang, dan the Fisher Least Significant Differenc. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan slide-slide lukisan secara bertahap pada subjek- subjek sekolah dasar dan menengah, dengan menggunakan pengukuran
verbal dan non-verbal. Masalah yang diperiksa dipilah ke dalam tujuan- tujuan sebagai berikut: 1 untuk memeriksa efek-efek perkembangan usia
kelas lima, delapan, dan sebelas pada tanggapan subjek atas rangsangan seni; 2 untuk memeriksa baik peringkat verbal pada diferensial semantik
maupun tanggapan-tanggapan non-verbal looking time [LT] dan rating time [RT]; 3 untuk menyelidiki efek-efek jenis-jenis rangsangan dimensi-
dimensi gaya dan isi slide-slide lukisan; dan 4 untuk meletakkan dimensi- dimensi penting di dalam beragam skala diferensial semantik. Hasil
penelitan menunjukkan bahwa anak-anak kelas lima memiliki evaluasi yang
140 lebih tinggi, dan ketidakpastiankemunculan yang lebih rendah lebih
familiar dan kurang kompleks, dan LTRT yang lebih panjang ketimbang anak-anak kelas delapan maupun sebelas. Hal ini menunjukkan bawah anak-
anak kelas lima menunjukkan kesiapan dan keterbukaan yang nampaknya
berkurang ketika anak-anak menjadi dewasa. 6.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Coney 1999 tentang pentingnya kriteria untuk menilai hasil karya seni lukis anak, dilatarbelakangi bagaimana
membuat suatu penilaian menjadi sebuah elemen pembelajaran yang aktif dan bagian positif dari pengajaran. Penilaian dengan mudah disertakan
dalam setiap tahapan suatu proyek, dengan cara membangun kepercayaan diri, dan menggugah semangat siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka
kapada guru dan kelompoknya. Suatu kriteria telah dikembangkan untuk mencapai tujuan ini, untuk membantu pendidik memahami bagaimana
peserta didik beajar dari suatu proyek, dan letak keunggulan dan kelemahan mereka. Kriteria inipun bertujuan untuk membiarkan peserta didik membuat
evaluasi sendiri mengenai kemajuan mereka.
Kriteria penilaian memberi suatu kerangka bagi pendidik dan peserta didik untuk menentukan teknik-teknik dan aspek-aspek dari karya mereka yang
mereka kerjakann dengan benar. Pendidik hendaknya memberikan penilaian menyeluruh atas karya siswa dengan menyertakan alasan-alasan. Sehingga
siswa merasakan makna dari peningkatan, arti dari bertambahnya pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Kriteria penilaian yang bagus
memberikan suatu bahasan, baik kepada guru maupun siswa, untuk bicara
141 mengenai kemajuan dan pembelajaran dalan suatu cara yang penuh makna.
Dalam menentukan serangkaian kriteria untuk mengevaluasi karya seni dan desain, perlulah kiranya menyeimbangkan kebebasan siswa untuk
mengeksplorasi dan merespon pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan untuk berkembang dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang tepat.
Sikap atas penilaian dalam bidang seni dan desain bisa bermacam-macam, mulai dari sikap menerima hingga menolak secara total. Sudah diterima
secara luas bahwa penilaian harus mengevaluasi perkembangan siswa. Sebuah pandangan kompromis yang tercantum dalam tugas ini menerima
prinsip penilaian, tetapi menemukakan pentingnya kreativitas. Banyak hasil pendidikan seni yang paling berharga tidak kapabel bila dibilang maju dalam
bentuk tujuan-tujuan pengajarannya, padahal pendidikan seni penting sekali untuk memupuk spontanitas dan eksperimentasi.
Penilaian atas dasar kriteria yang dikembangkan dalam laporan ini, penilaian diripun dibangkitkan demi membantu siswa memahami kemajuaanya
sendiri, dan memepermudah guru memahami pendekatan yang diambil siswa secara individual.
Selanjutnya atas dasar hal tersebut di atas, dilakukan studi kasus yang dilakukan terhadap enam peserta didik dalam suatu proyek nyata. Pada
proyek dilengkapi dengan judul, tujuan, sasaran. Proyek terdiri dari empat aspek, yaitu: melukis, kolase, tugas rumah, dan penilaian riil. Dengan
sebuah kerangka yang didesain untuk digunakan dalam setiap mata pelajaran selama berlangsungnya suatu proyek, digunakan untuk merekam
142 kemampuan masing-masing dengan tujuh kriteria sebagai berikut: 1
kemampuan untuk mengamati dan merekam suatu pengalaman visual, 2 pengembangan ketrampilan teknis dan penggunaan bahan, teknik, serta
peralatan, 3 minat dan motivasi serta penggunaan bahasa seni dan desain, 4 ekspresi dan kontrol atas ide-ide, 5 pencapaian sasaran pembelajaran,
6 menekankan kembali batasan-batasan dari suatu proyek, 7 komitmen untuk menunaikan tugas rumah sebagai bagian dari riset untuk suatu proyek.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: kriteria-kriteria yang dikembangkan dapat mengekspresikan elemen-elemen krusial dari kemajuan dalam seni
dan desain, yang diharapkan terbukti cukup flesibel untuk tugas-tugas yang berbeda, dan memberi keuntungan baik pada pendidik maupun peserta didik.
7. Penelitian Freeman 1997 bertujuan ingin menjelaskan bagaimana seorang