142 kemampuan masing-masing dengan tujuh kriteria sebagai berikut: 1
kemampuan untuk mengamati dan merekam suatu pengalaman visual, 2 pengembangan ketrampilan teknis dan penggunaan bahan, teknik, serta
peralatan, 3 minat dan motivasi serta penggunaan bahasa seni dan desain, 4 ekspresi dan kontrol atas ide-ide, 5 pencapaian sasaran pembelajaran,
6 menekankan kembali batasan-batasan dari suatu proyek, 7 komitmen untuk menunaikan tugas rumah sebagai bagian dari riset untuk suatu proyek.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: kriteria-kriteria yang dikembangkan dapat mengekspresikan elemen-elemen krusial dari kemajuan dalam seni
dan desain, yang diharapkan terbukti cukup flesibel untuk tugas-tugas yang berbeda, dan memberi keuntungan baik pada pendidik maupun peserta didik.
7. Penelitian Freeman 1997 bertujuan ingin menjelaskan bagaimana seorang
anak didorong untuk mengerahkan segala kemampuan internalnya dalam berbagai wilayah yang berbeda. Model ini sudah umum dan telah diterapkan
pada studi tentang bagaimana anak-anak menjadi kreatif dalam menggambar sesuatu yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Dengan menggunakan
model Karmiloff-Smith dikenal sebagai Representational Redescription Model RRM. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kemampuan-
kemampuan awal dari anak-anak, seperti pengamatan penuh selidik atas wajah manusia atau atas bunyi ucapan manusia, disalurkan dalam ranah
perkembangan dengan pengaruh-pengaruh dari luar si anak maupun dari
dalam anak.
143 Cara terbaik untuk melihat apakah seorang anak memiliki kemampuan internal
ataukah tidak adalah dengan menugasinya menggambar sesuatu yang diperkirakan belum pernah ia lihat dan ia gambar sebelumnya. Tantangan
tersebut biasanya dilontarkan dengan menyuruh si anak menggambar berdasarkan imajinasinya atau meminta si anak mengekspresikan fantasinya.
Suatu imajinasi yang aktif atau fantasi kehidupan yang hidup tidak dengan sendirinya menjamin sebuah inovasi dalam ekspresi atau tindakan. Hal itu
terjadi, seturut model RRM, oleh karena representasi-representasi mental tahap awal a tidak sepenuhnya eksplisit dan dengan demikian tidak mudah
diakses semau-maunya oleh anak, b kemungkinan besar tersimpan dalam otak secara terpisah-pisah sehingga keterhubungannya tidak diketahui oleh
anak, c dan berkaitan dengan penataan tindakan-tindakan praktis dan dengan demikian tidak mudah diuraikan untuk kepentingan pengaturan tindakan-
tindakan inovatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, pertama melibatkan 62
anak usia lima tahunan dan 62 anak usia sembilan tahunan. Modifikasi yang dibuat hanyalah meminta anak menjelaskan bagaimana mereka berhasil
menggambarkan “sosok manusia yang belum pernah ada.”. Ini akan memudahkan untuk membedakan anak yang bertumpu pada kemampuan
eksternal semisal “hantu” atau “raksasa” dari anak lain yang bertumpu pada sebuah kemampuan internal dan menciptakan sebuah lukisan yang
sepenuhnya “keluar dari kepalanya sendiri.’. Sayangnya, tidak semua anak cukup eksplisit mengungkapkan penilaiannya, tetapi dari mereka yang
144 ternyata cukup eksplisit 36 anak usia lima tahunan dan 52 anak usia sembilan
tahunan, mayoritas anak yang lebih muda usia 61 menyebut suatu karakter fiksional eksternal sebagai model mereka, dan mayoritas anak yang
lebih tua 67 menerangkan bagaimana mereka membuat inovasi dari kemampuan-kemampuan internal mereka. Perbedaan ini secara statistik
bersifat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada: pertama, di kalangan anak-anak yang bertumpu pada sebuah model yang disebutkan sebagai eksternal tidak
ada hubungan terjadi antara seberapa terkait ungkapan verbal mereka dan seberapa kreatif hasil karya mereka itu dinilai. Ini masuk akal mengingat
kepercayaan atas suatu model eksternal tidak otomatis membuat anak akan lebih berhasil dalam membedakan lukisan, dari lukisan normalnya mengenai
sosok manusia apa adanya yang sudah dikumpulkan sebelum eksperimen dimulai. Hal itu menegaskan bahwa ketika kemampuan-kemampuan internal
untuk inovasi grafis meningkat, bertambah pulalah meteri verbal yang diperoleh begitu saja tanpa usaha keras dari anak untuk tujuan pembahasan
karya, dan barangkali bisa memantik ide-ide yang bermanfaat. Eksperimen ini membuahkan hasil yang selaras dengan eksperimennya
Karmiloff-Smith: hanya 8 dari anak yang lebih muda usia berani membuat lukisan yang silang kategori bila dibandingkan dengan 39 dari anak-anak
yang lebih tua.
145
F. Kerangka Pikir