52
C. Pembelajaran Seni Lukis di Sekolah Dasar
1. Pengertian dan Jenis Seni Lukis
Seni lukis merupakan bagian dari bidang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi, sehingga seni lukis merupakan karya yang terlepas dari unsur-unsur
kegunaan praktis. Lebih jelas lagi seni lukis merupakan suatu pengucapan pengalaman artistik seseorang yang dicurahkan ke dalam bidang dua dimensi
dengan menggunakan garis, warna, bidang, dan tekstur. Seni lukis adalah salah satu lingkup seni murni berwujud dua dimensi. Karya seni lukis yang juga sering
disebut dengan lukisan, umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya. Objek dan gaya lukisan
sangatlah beragam. Karya seni lukis bergaya naturalis potret dibuat persis seperti objek aslinya, seperti pemandangan alam, figur manusia, binatang, atau benda
lainnya. Karya lukis bergaya ekspresionis penuh perasaan memiliki objek benda atau figur yang dibuat dengan garis dan warna yang bernuansa emosi pelukisnya.
Lukisan bergaya abstrak berasal dari khayalan kreatif senimannya, bentuknya tidak nyata, tersamar, bahkan kurang dimengerti oleh orang awam, tetapi
mengandung berbagai alternatif rupa yang baru. Dalam pembuatan sebuah karya seni lukis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu elemen seni lukis dan kaidah-kaidah komposisi.
a. Elemen-elemen seni lukis 1
Garis
Pada dasarnya garis merupakan elemen utama dalam seni lukis, karena garis yang pertama menentukan bentuk suatu karya lukis secara keseluruhannya.
53 Garis merupakan hasil suatu goresan yang diakibatkan oleh sebuah titik bergerak
lurus sehingga membentuk jejak. Garis adalah batas limit suatu benda, massa, ruang, warna, dan susunan dari objek-objek. Wujud garis dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: a garis nyata, garis ini dihasilkan dan terjadi karena suatu goresan, sehingga meninggalkan bekas yang nyata, b garis semu, yaitu
garis yang terjadi karena kesan yang dapat ditangkap oleh mata yang sesungguhnya merupakan batas limit suatu benda, massa, ruang, warna, dan
susunan objek. Selanjutnya Ruta 2005: 22 mengatakan bahwa garis dapat menyatakan bentuk, gerak, irama, tekstur, gelap terang, suasana, dan kontur.
Apabila dilihat dari bentuk garis, Djelantik 1999: 19 mengemukakan bahwa garis sebagai bentuk mengandung arti lebih daripada titik karena dengan
bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada pengamat. Garis yang kencang memberikan perasaan yang berbeda dari garis yang berbelok atau
melengkung. Yang satu memberi kesan yang kaku, keras, dan yang lain memberikan kesan luwes dan lemah lembut. Kesan yang diciptakan juga
tergantung dari ukuran, tebal-tipisnya, dan dari letaknya terhadap garis-garis yang lain, sedang warnanya berfungsi sebagai penunjang dan menambahkan kualitas
tersendiri. Sesuai dengan pendapat di atas, garis merupakan sebuah goresan,
kumpulan dari beberapa titik dan sebuah bentuk yang mengandung arti yang melebihi daripada titik, karena bentuknya yang menimbulkan perasaan tertentu
kepada si pengamat.
54
2 Bidang
Bidang merupakan suatu area yang dibatasi oleh garis, baik garis nyata maupun garis semu. Dengan demikian, titik dapat berupa bidang, namun bidang
belum tentu titik. Demikian juga dengan garis, bahwa garis dapat berupa bidang, namun bidang belum tentu berwujud garis. Jenis bidang dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu: a
Bidang geometris, dibuat secara terukur
Gambar 1. Bidang Geometris b
Bidang organik, dibatasi oleh garis lengkung bebas yang mengesankan keceriaan dan pertumbuhan
Gambar 2. Bidang Organik c
Bidang bersudut, dibatasi oleh beberapa garis lurus yang secara matematis tidak bertalian.
55 Gambar 3. Bidang Bersudut
d Bidang tak beraturan, dibatasi oleh garis lurus dan lengkung yang secara
matematis tidak bertalian.
Gambar 4. Bidang Tak Beraturan
3 Ruang
Ruang dapat diartikan sebagai keluasan yang dibatasi oleh limit baik keluasan positif maupun keluasan negatif. Keluasan positif yaitu ruang yang
sering menggambarkan objek sedangkan keluasan negatif yaitu keluasan dalam bentuk dua dimensi ruang negatif ini sering menjadi background.
Gambar 5. Komposisi Ruang Negartif dan Positif
56 Beberapa teknik dalam pencapaian ruang dalam karya dua dimensi yaitu:
a Penumpangan, satu bentuk menumpang pada bentuk lain. Bentuk yang
nampak berada di depan atau di atas bentuk lain.
Gambar 6. Ruang dengan Teknik Penumpangan b
Pergantian warna, semakin jauh suatu benda warnanya semakin memudar
atau warna panas akan berkesan mendekat, sedangkan warna dingin berkesan menjauh.
Gambar 7. Ruang dengan Teknik Pergantian Warna c
Pergantian bentuk dan ukuran, yaitu semakin jauh suatu bentuk akan
terlihat semakin kecil.
Gambar 8. Ruang dengan Teknik Pergantian Bentuk dan Ukuran d
Pergantian tekstur, tekstur yang kasar akan tampak lebih dekat
dibandingkan dengan tekstur halus.
57 Gambar 9. Ruang dengan Teknik Pergantian Tekstur
e Pelengkungan atau pelekukan, hal in terjadi dengan menukarkan
kedudukan bentuk untuk membangkitkan ruang maya.
Gambar 10. Ruang dengan Teknik Pelengkungan f
Penambahan bayangan pada bentuk, yaitu penambahan dapat dilakukan
dibelakang atau di depan.
Gambar 11. Ruang dengan Teknik Bayangan g
Manipulasi dengan teknik gelap terang atau dengan perbedaanperubahan tekstur.
Gambar 12. Ruang dengan Teknik Gelap Terang
58
4 Tekstur
Tekstur merupakan nilai raba suatu permukaan benda. Nilai raba suatu permukaan benda tersebut dapat berbeda-beda, ada yang kasar, halus, keras,
lunak, kasap, dan licin. Jenis tekstur ada dua macam, yaitu: tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata yang dimaksud disini adalah nilai raba suatu
permukaan benda secara fisik dapat dirasakan oleh indera raba, misalnya tekstur batu. Sedangkan tekstur semu adalah nilai raba suatu permukaan benda hanya
dapat dinilai secara visual, tetapi tidak dapat dinilai atau dirasakan oleh alat indera raba.
5 Warna
Warna yang sering kita lihat atau gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi tiga dimensi, yaitu:
a Hue, yaitu istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan lain-lain. b
Value, yaitu istilah yang digunakan untuk menunjukkan terang gelapnya warna. Terangnya seluruh warna adalah putih dan gelapnya seluruh warna
adalah hitam. Oleh karena itu putih dan hitam tidak termasuk dalam lingkaran warna. Merubah value menjadi terang dapat dengan cara
menambah warna putih secara bertingkat disebut tint, sebaliknya merubah value menjadi gelap dengan cara menambah warna hitam secara bertingkat
disebut shade. c
Intensity, berkaitan tentang cerah dan suramnya warna, yaitu kualitas dari suatu warna yang menunjukkan suatu hue. Hue yang murni adalah
59 cemerlang dan kuat. Hue dalam intensitasnya yang lebih rendah adalah lebih
lembut. Mengurangi intensutas suatu warna dapat dicapai dengan mencampur atau menambah hue yang murni dengan warna-warna netral
seperti putih, hitam, dan abu-abu atau mencampur dengan warna komplemennya atau dapat juga dengan warna-warna yang ada disebelahnya.
Selain dimensi warna yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hubungan antar warna, yaitu sebagai berikut:
a Analogus, yaitu hubungan warna yang saling bersebelahan pada lingkaran
warna, seperti hijau dengan kuning, kuning dengan oranye, oranye dengan merah, dan sebagainya.
b Monocromatik, yaitu campuran warna-warna dari ketiga variabel dimensi
warna yang berasal dari satu warna yang berlainan nilai dan intensitasnya. c
Komplementer, yaitu susunan warna yang kontras atau bertentangan. Semua warna memiliki temperatur, sehingga menimbulkan sensasi visual
panas dan dingin. Klasifikasi temperatur warna tersebut dapat dilihat pada lingkaran warna: warna panas terdiri dari warna kuning, kuning-oranye, oranye,
oranye-merah, merah, dan ungu merah. Sedangkan warna dingin terdiri atas: kuning-hijau, hijau, hiaju-biru, biru, biru-violet, dan violet. Untuk lebih jelasnya
lingkaran warna dapat dilihat pada gambar berikut:
60 Gambar 13. Lingkaran Warna
b. Kaidah-kaidah Komposisi