meningkatkan proses dan hasil belajar IPS. Model pembelajaran ini menempatkan siswa  sebagai  subyek  yang  aktif  baik  secara  fisik  maupun  mental  dalam
mempelajari  Ilmu  Pengetahuan  Sosial.  Model  pembelajaran Quantum  Teaching ini  sangat  menekankan  pada  percepatan  pembelajaran  dengan  taraf keberhasilan
yang  sangat  tinggi,  memusatkan  perhatian  siswa  pada  interaksi  yang  bermakna, menempatkan  nilai  dan  keyakinan  sebagai  bagian  penting  proses  pembelajaran
dan mengutamakan keberagaman dan kebebasan dalam pembelajaran. Dalam Quantum  Teaching terdapat  petunjuk  yang  spesifik  untuk
menciptakan lingkungan
belajar yang
efektif, merancang
kurikulum, menyampaikan  isi,  dan  memudahkan  proses  belajar.  Untuk  meningkatkan  minat
belajar, di dalamnya terdapat kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
11
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  tersebut  maka  peneliti  ingin melakukan  penelitian  dengan  judul  “Pengaruh  Penggunaan Model Quantum
Teaching Terhadap  Hasil  Belajar  IPS Quasi  Experiment di  SMP Negeri 178 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas,  dapat  diidentifikasi  beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Pada  pembelajaran  Ilmu  Pengetahuan  Sosial guru  masih menggunakan metode ceramah sehingga  proses  pembelajaran di  kelas  terkesan
membosankan. 2. Proses pembelajaran yang membosankan menjadi tidak efektif.
3. Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM
pada mata pelajaran IPS.
11
Ibid., h. 9.
C. Pembatasan Masalah
Karena luas cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada:
1. Penerapan  model  pembelajaran yang  digunakan  adalah  model
pembelajaran Quantum Teaching. 2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 178
Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan  identifikasi  dan  pembatasan  masalah  yang  telah  diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Apakah  terdapat pengaruh  penggunaan  model  Quantum  Teaching terhadap hasil belajar IPS kelas VII di SMP Negeri 178 Jakarta?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan  yang  ingin  dicapai  peneliti  melalui  penelitian  ini  yaitu  untuk mengetahui pengaruh model Quantum  Teaching terhadap  hasil  belajar IPS kelas
VII di SMP Negeri 178 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi para peseta didik,  guru, komponen pendidikan di sekolah, dan peneliti. Manfaat penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Teori  ini  akan  membuktikan  bagaimana  pengaruh  penggunaan  model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS.
b. Riset  ini  akan  mendukung  teori – teori  belajar  yang  sudah  ada sebagaimana yang ditekankan pada dunia pendidikan dewasa ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, lebih berani mengemukakan pendapat, ide, gagasan, dan  saran  yang  mereka  miliki,  dan  memiliki  motivasi  untuk
memperhatikan  dan mengikuti  proses  pembelajaran dengan  baik
sehingga mendapat hasil belajar  yang sesuai dengan KKM  yang sudah ditentukan.
b. Bagi  guru,  dapat  menjadi  salah  satu  acuan  untuk  menggunakan  model pembelajaran Quantum  Teaching dalam  proses  belajar  mengajar  mata
pelajaran  IPS  di  kelas  VII di  SMP  Negeri  178  Jakarta,  sebab  guru merupakan pengatur dan pencipta kondisi yang menyenangkan, namun
dapat  memberikan  pemahaman  konsep  terhadap  peserta  didik  dengan model pembelajaran tepat tidak konvensional namun, bersifat variatif.
c. Bagi  sekolah  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala
sekolah  untuk  mengambil  keputusan  dalam  pembinaan  guru  untuk menggunakan  model  pembelajaran  yang  inovatif  dalam  proses
pembelajaran. d. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.
e. Bagi  para  akademisi,  penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  referensi atau  bahan  kajian  dalam  menambah  ilmu  pengetahuan  di  bidang
pendidikan, sehingga  dapat  mengembangkan  penerapan  model
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. f. Bagi  peneliti  lebih  lanjut,  dapat  dijadikan  referensi  dalam
mengembangkan  pengetahuan tentang  model  pembelajaran Quantum Teaching sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
9
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS A. Deskipsi Teoritik
1. Model Pembelajaran
Menurut Trianto, “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu  pola  yang  digunakan  sebagai  pedoman  dalam  merencanakan
pembelajaran di kelas”.
1
Joyce  dan  Weil  dalam  buku  karangan  Rusman  menjelaskan,  “Model pembelajaran  adalah  suatu  rencana  atau  pola  yang  dapat  digunakan  untuk
membentuk  kurikulum  rencana  pembelajaran  jangka  panjang,  merancang bahan–bahan  pembelajaran,  dan  membimbing  pembelajaran  di  kelas  atau
yang lain”.
2
Menurut  Arends  dalam  buku  karangan  Trianto  menjelaskan,  “Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di  dalamnya  tujuan-tujuan  pengajaran,  tahap-tahap  dalam  kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.
3
Menurut  Trianto,  “Fungsi  model  pembelajaran  adalah  sebagai pedoman  bagi  perancang  pengajar  dan  para  guru dalam  melaksanakan
pembelajaran”.
4
Menurut  Rusman, “Model  pembelajaran  dapat  dijadikan  pola  pilihan artinya, para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikannya”.
5
1
Trianto, Model  Pembelajaran  Terpadu:  Konsep,  Strategi,  dan Implementasinya  dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Cet. II, h. 51.
2
Rusman, Model-model  Pembelajaran:  Mengembangkan  profesionalisme  Guru,  Jakarta:  PT RajaGrafindo Persada, 2011 Cet. III, h. 133.
3
Trianto, Loc. cit.
4
Ibid., h. 53
Pada  Akhirnya  setiap  model  pembelajaran  memerlukan  sistem pengelolaan  dan  lingkungan  belajar  yang  berbeda.  Setiap  pendekatan
memberikan  peran  yang  berbeda  kepada  siswa,  pada  ruang  fisik,  dan  pada sistem  sosial  kelas.  Sifat  materi  dari  sistem  syaraf  banyak konsep  dan
informasi-informasi dari  teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak  kegiatan  pengamatan  gambar-gambar.  Tujuan  yang  akan  dicapai
meliputi aspek kognitif produk dan proses dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa.
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu
Menurut  Joni,  “Pembelajaran  terpadu  merupakan  suatu  sistem pembelajaran  yang  memungkinkan  siswa,  baik  secara  individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta  prinsip  keilmuan  secara  hoilistik,  bermakna,  dan  otentik.
Pembelajaran  terpadu  akan  terjadi  apabila  peristiwa-peristiwa  otentik atau  eksplorasi  topiktema  menjadi  pengendali  di  dalam  kegiatan
pembelajaran.  Dengan  berpartisipasi  di  dalam  eksplorasi  tema peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata
pelajaran secara serempak”.
6
Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadisubroto, “Pembelajaran terpadu  adalah  pembelajaran  yang  diawali  dengan  suatu  pokok
bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep  tertentu  dikaitkan  dengan  konsep  lain,  yang  dilakukan secara
sepontan  ataupun  direncanakan,  baik  dalam  satu  bidang  studi  atau lebih,  dan  dengan  beragam  pengalaman  belajar  anak,  maka
pembelajaran akan lebih bermakna”.
7
Pembelajaran  terpadu  dapat  dikemas  dengan  tema  atau  topik  tentang suatu  wacana  yang  dibahas  dari  berbagai  sudut  pandang  atau  disiplin
keilmuan  yang  mudah  dipahami  dan  dikenal  oleh  peserta  didik.  Dalam pembelajaran  terpadu  suatu  konsep  atau  tema  dibahas  dari  berbagai  aspek
bidang kajian.  Dengan demikian, melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep  yang  relevan  untuk  dijadikan  tema  tidak  perlu  dibahas  berulang  kali
5
Rusman. Loc. Cit.
6
Trianto, Model  Pembelajaran  Terpadu:  Konsep,  Strategi,  dan Implementasinya  dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Cet. II, h. 56.
7
Trianto. loc. cit.
dalam  bidang  kajian  yang  berbeda,  sehingga  penggunaan  waktu  untuk pembahasannya akan lebih efisien dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan  kata  lain,  model  pembelajaran  adalah  bungkus  atau  bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Definisi Quantum Teaching
Quantum adalah Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
8
Menurut  Yatim  Riyanto,  “Kata  Quantum  memiliki  arti  interaksi  yang mengubah energi menjadi cahaya”.
9
Menurut  Bobbi  DePorter, “Quantum  Teaching dengan  demikian adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam
dan  di  sekitar  momen  belajar.  Interaksi–interaksi  ini  mencakup unsur-unsur  untuk  belajar  efektif  yang  mempengaruhi  kesuksesan
siswa.  Interaksi–interaksi  ini  mengubah  kemampuan  dan  bakat alamiah siswa menjadi cahaya  yang akan bermanfaat bagi mereka
sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansa”.
10
Quantum  Teaching dimulai  di  SuperCamp,  sebuah  program percepatan  Quantum  Learning  yang  ditawarkan  Learning  Forum,  yaitu
sebuah perusahaan
pendidikan internasional
yang menekankan
perkembangan ketrampilan akademis dan ketrampilan pribadi.
11
Quantum  Teaching adalah  badan  ilmu  pengetahuan  dan
metodologi  yang  digunakan  dalam  rancangan,  penyajian,  dan  fasilitasi SuperCamp. Quantum  Teaching mencakup  petunjuk  spesifik  untuk
menciptakan  lingkungan  belajar  yang  efektif,  merancang  kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
8
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, Bandung: Mizan Media Utama, 2000, h. 5.
9
Yatim  Riyanto, Paradigma  Baru  Pembelajaran:  Sebagai  Referensi  Bagi  Pendidik  Dalam Implementasi  Pembelajaran  Yang  Efektif  dan  Berkualitas,  Jakarta:  Kencana  Prenada  Media
Group, 2009, h. 202.
10
Bobbi DePorter, Op. Cit., h. 3.
11
Ibid., h. 4.