41
c. Syarat dalam menggunakan microsoft powerpoint
Darmawan 2011: 170 mengatakan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan microsoft powerpoint, antara lain:
1 Pastikan anda telah memiliki flow chart dengan model tutorial atau model CAI lainnya, seperti drill, simulasi, atau permainan.
2 Anda harus memiliki story board sesuai dengan bidang studi masing- masing.
3 Pastikan anda telah memilik i sebuah folder dengan nama “latihan”
multimedia interaktif. 4 Folder tersebut harus berisi sejumlah file yang anda perlukan baik
dalam bentuk word, excel, powerpoint, audio, video, image yang diperkirakan akan mendukung proyek pembelajaran anda.
5 Pastikan ada software pembangunan, seperti micromedia flash, dreamwaver, authoring
, macromedia dan sejenisnya. 6 Komputer anda diinstal minimal dengan windows versi 2000, me, XP,
vista, ataupun windows-7. 7 Pastikan juga anda telah menginstal microsoft office versi 98, 2000,
2003, ataupun 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Kelebihan dan kelemahan microsoft office powerpoint.
Microsoft office powerpoint ini memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan, seperti yang dijelaskan berikut ini. 1 Kelebihan microsoft office powerpoint
Darmawan 2011: 162 mengatakan bahwa ada beberapa kelebihan microsoft office powerpoint
, antara lain: a Kelengkapan fitur-fitur.
b Fasilitas powerpoint dapat digunakan untuk program model pembelajaran interaktif.
c Pengembangan pembelajaran dapat terdiri dari beberapa komponen dalam bentuk file, dan dapat dibantu dengan menggunakan hyperlink.
d Fasilitas powerpoint
dapat digunakan
untuk kepentingan
pemrograman multimedia pembelajaran atau CAI. Fungsinya mampu memanggil file-file yang sudah ada dalam hardiks, komputer atau
notebook , seperti file suara hasil rekaman ataupun hasil unduh musik
dan sebagainya. 2 Kelemahan Microsoft Powerpoint
Microsoft Powerpoint selain memiliki kelebihan, juga memiliki
kelemahan. Daryanto 2010: 83 mengatakan bahwa media Powerpoint tidak serba cocok untuk semua jenis dan tujuan pembelajaran. Oleh sebab
itu, sebaiknya guru benar-benar memahami bagaimana karakteristik media media Powerpoint. Mengingat bahwa Microsoft Powerpoint merupakan
43
salah satu media berbasis komputer, maka dapat melihat beberapa kelemahan dari media berbasis komputer.
Arsyad 2014: 56 mengatakan bahwa ada beberapa kelemahan media berbasis komputer yaitu sebagai berikut.
a Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung menurun, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
b Untuk menggunaan
komputer diperlukan
pengetahuan dan
keterampilan khusus tentang komputer. c Keragaman model komputer sering menyebabkan program software
yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya. d Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas
siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak dapat mengembangkan kreativitas siswa.
e Komputer hanya efektif apabila digunakan satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.
3. Model Pengembangan Media Pembelajaran ICT
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan media pembelajaran berbasis Information and Communication Technology
ICT berdasarkan model pengembangan ASSURE dikarenakan model ini lebih lengkap dibandingkan model pengembangan media pembelajaran
Information and Communication Technology ICT yang lain. Pribadi 2011:
34 mengatakan bahwa model ASSURE merupakan model desain sistem pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan untuk
44
mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun klasikal.
Keller dalam Pribadi, 2011:26 mengatakan bahwa model desain pembelajaran attention relevance confidence satisfafction merupakan
contoh model pembelajaran yang menekankan pada perlunya pemanfaatan faktor motivasi dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif,
efisien, dan menarik. Killer dalam Pribadi, 2011: 26 mengatakan bahwa pembelajaran harus dapat menarik perhatian siswa attention melalui
penyajian isi atau materi pembelajaran yang relevan relevance. Pembelajaran yang menarik dan relevan akan menumbuh keyakinan
confidence dalam diri siswa untuk menerapkan kompetensi yang sedang
dipelajari, yang akhirnya dapat menimbulkan kepuasan satisfaction dalam diri siswa.
Model desain pembelajaran pada umumnya menekankan pada perumusan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan guru dalam menentukan langkah lain seperti metode, media, dan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
atau kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa. Model desain pembelajaran pada umumnya berisi langkah-langkah yang perlu dikuasai secara bertahap
untuk mencapai tujuan pembelajaran.Model desain pembelajaran ASSURE berisi langkah-langkah yang sesuai dengan namanya yaitu sebagai berikut: 1
menganalisis karakteristik siswa; 2 menetapkan tujuan pembelajaran atau kompetensi; 3 memilih metode, media dan bahan ajar; 4 menggunakan
45
materi dan media pembelajaran; 5 melibatkan siswa dalam proses belajar; 6 evaluasi dan revisi. Model desain pembelajaran ASSURE berawal dari
mengenal karakteristik siswa. Dengan mengenal karakteristik siswa, desain pembelajaran yang dibuat diharapkan dapat mengatasi masalah belajar siswa.
Pemanfaatan desain pembelajaran dilakukan untuk mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Berikut ini merupakan bagan langkah-langkah model desain
pembelajaran ASSURE. Pribadi, 2011:30.
Gambar 2.1 Langkah-langkah model desain pembelajaran ASSURE
Untuk lebih memahami model desain pembelajaran ASSURE dalam Pribadi, 2011:31, berikut ini dikemukakan deskripsi dari setiap komponen yang
terdapat dalam model tersebut: a. Menganalisis karakteristik siswa Analyze learner characteristic
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menerapkan model ini adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan melakukan aktivitas
pembelajaran. Pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
membantu guru dalam upaya memfasilitasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Keller dalam Pribadi, 2011:31. Analisis karakteristik siswa
meliputi beberapa aspek penting, yaitu: 1 karakteristik umum; 2 kompetensi spesifik yang telah dimiliki siswa sebelumnya; 3 gaya belajar
atau learning style siswa; dan 4 motivasi.
b. Menetapkan tujuan pembelajaran atau kompetensi State perfomance
objective Langkah selanjutnya dari model desain sistem pembelajaran ASSURE
adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang bersifat spesifik. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari silabus atau kurikulum, informasi yang
tercatat dalam buku teks, atau dirumuskan sendiri oleh perancang atau instruktur setelah melalui proses penilaian kebutuhan belajar atau learning
and assessment. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan
yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran.
Tujuaan pembelajaran juga mendeskripsikan kondisi evaluasi yang diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapai dan
menguraikan tentang tingkat penguasaan siswa atau degree terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan dipelajari.
c. Memilih metode, media dan bahan ajar Select methods, media, and materials
47
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah memilih metode, media, dan bahan ajar yang akan digunakan. Ketiga
komponen ini sangat penting digunakan dalam membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah digariskan. Pemilihan
metode, media, dan bahan ajar yang tepat akan membantu guru dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa. Dalam memilih metode, media, dan
bahan ajar yang digunakan ada beberapa alternatif pilihan yang dapat dilakukan yaitu: 1 membeli media dan bahan ajar yang ada; 2
memodifikasi bahan ajar yang telah tersedia; dan 3 memproduksi bahan ajar baru.
d. Menggunakan materi dan media pembelajaran Utilize materials Setelah memilih metode, media, dan bahan ajar, maka langkah
selanjutnya adalah menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran. sebelum menggunakan metode, media, dan bahan ajar, instruktur atau
perancang terlebih dahulu perlu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi efektif dan efisien untuk digunakan
dalam situasi yang sebenarnya. Langkah selanjutnya menyiap kelas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media,
dan bahan ajar yang telah dipilih. Setelah semuanya siap, lalu ketiga kompnen tersebut dapat digunakan.
e. Melibatkan siswa dalam proses belajar Requires learner participation Agar berlangsung efektif dan efisien proses pembelajaran memerlukan
adanya keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang sedang dipelajari. Pemberian latihan merupakan contoh bagaimana melibatkan aktivitas mental siswa dengan materi yang sedang dipelajari.
Siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pebelajaran pada umumnya dengan mudah mempelajari materi pembelajaran. Setelah aktif melakukan proses
pembelajaran, pemberian umpan balik yang berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi. f. Evaluasi dan revisi Evaluate and revise
Setelah mendesain proses pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan revisi. Tahap evaluasi dan revisi dalam model
desain pembelajaran ASSURE ini dilakukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi program pembelajaran dan juga menilai pencapaian hasil belajar
siswa. Agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran, perlu dilakukan proses evaluasi terhadap
semua komponen pebelajaran. Revisi perlu dilakukan apabila hasil terhadap program pembelajaran menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Langkah
revisi dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki untuk mencapai pembelajaran sukses. Adapun media pembelajaran
berbasis ICT yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran berbasis ICT dalam bentuk powerpoint interaktif.
49
4. Kurikulum SD 2013 a. Pengertian kurikulum 2013
Sani 2014: 45 mengatakan bahwa kurikulum 2013 dapat didefinisikan sebagai standar kompetensi lulusan sesuai dengan yang
seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai klasifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada
kurikulum 2013 pembelajaran yang dilakukan lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan
hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam
kurikulum 2013 mengharapkan agar peserta didik dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat dan
berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya sehingga akan dapat mempengaruh dan menentukan kesuksesan dalam
kehidupan selanjutnya. Mulyasa 2013: 66 mengatakan bahwa berbagai ranah yang
dikembangkan dalam kurikulum 2013 pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal mengembangkan kemampuan diri maka dalam
kurikulum 2013 dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Fadlillah 2014: 16 mengatakan bahwa kurikulum 2013
merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada tahun pelajaran 20132014. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
50
yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada tahun 2006. Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah dalam kurikulum 2013 ditekankan untuk
adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kemudian, kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Berbagai macam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Salah satu ciri khusus
kurikulum 2013 yaitu bersifat tematik integratif. Pendekatan tematik ini mengunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran agar
pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Tujuan pengembangan kurikulum 2013 yaitu untuk meningkatkan dan menyimbangkan
kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam kurikulum 2013 mengharapkan agar peserta didik
dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah
ditempuhnya sehingga akan dapat mempengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya.
51
b. Tujuan pengembangan kurikulum 2013
Fadlillah 2014: 25 mengatakan bahwa ada beberapa tujuan dalam
pengembangan kurikulum 2013, antara lain:
1 Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2 Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif sebagai model pembangunan bangsa dan negara
Indonesia. 3 Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi
mengajar, sebab
pemerintah telah
menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran.
4 Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan
kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. 5 Meningkatkan persaingan yang sehat antara satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
52
Ada empat aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu 1 pengetahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,
dimana guru mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya; 2 pemahaman yaitu
kedalaman kognitif dan efektif yang dimiliki oleh individu, dimana guru harus dapat memahami karakteristik dan kondisi peserta didik agar
pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien; 3 kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya; 4 nilai adalah suatu standar prilaku yang telah diyakini dan secara psikologi telah menyatu dalam diri
seseorang. Pengembangan
kurikulum difokuskan
pada pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai
wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajari secara kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perubahan dari berbagai aspek perlu
diimplementasikan di lapangan. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah peserta didik dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri
berbagai macam informasi dan pengetahuan terkait meteri yang dipelajari untuk meningkatkan polah pikir peserta didik baik secara kognitif maupun
psikomotor. Indratno dalam Yamin, 2011: 15 mengatakan bahwa kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang
berupaya proses akumulasi pengetahuan antara generasi dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
masyarakat. Realita kurikulum di Indonesia sejak tahun 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006 tidak perna lepas dari cengkraman kepentingan
politik. Para pakar pendidikan masih memiliki idealisme tinggi terhadap pendidikan berkualitas meragukan bahwa sejumlah pengertian kurikulum
semata-mata demi kepentingan pendidikan. Nasution dalam Yamin, 2011: 18 mengatakan bahwa kurikulum dianggap bermakna bila bahan
pembelajaran dihubungkan berdasarkan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan teori di atas maka dapat disipulkan bahwa perubahan kurikulum 2013 terjadi dalam rangka mempersiapkan masa yang akan
datang dan bertujuan untuk menghasilkan manusia yang produktif, kreatif, inovatif, aktif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. dengan demikian peserta didik dapat bekerja secara mandiri dan dapat menjalin komunikasi
dengan baik diantara sesama.
c. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013