Model Pembelajaran VAK Berbantuan Pohon Matematis

2. Membentuk pola bagian pohon seperti daun dan batang dari bahan kertas yang disediakan untuk struktur pohon matematis. Tempelkan bagian batang di kertas background. Bagian daun disiapkan sebagai media menuangkan ide bagi siswa. 3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS yang mempunyai soal-soal tipe mengasah kemampuan berpikir kreatif sekaligus penyelesaian masalah. Selain itu, alternatif jawaban dari LKS pun harus dipersiapkan sehingga dapat dilakukan penilaian hasil penyelesaian masalah dari siswa. 4. Bagian batang diberi tulisan judul materi atau subbab materi yang akan dibahas. 5. Bagian ranting berisi perintah soal yang diberikan kepada siswa untuk dicari dan ditemukan alternatif-alternatif dari permasalahan yang diberikan. 6. Bagian daun merupakan media siswa menuangkan ide atau jawaban mereka. Semakin banyak daun yang mampu diberikan untuk setiap permasalahan yang diajukan maka semakin banyak pula nilai yang akan mereka kumpulkan. Ketika ada jawaban yang tidak tepat maka daun tersebut gugur dan tidak menambah nilai siswa. 7. Di akhir pembelajaran, dihitung jumlah daun yang masih bertahan menempel di Pohon matematis untuk masing-masing kelompok. Kelompok yang mampu mengumpulkan daun terbanyak yang masih tertempel di Pohon matematis maka mendapatkan nilai tertinggi di kelas.

2.1.2.5 Model Pembelajaran VAK Berbantuan Pohon Matematis

Media pohon matematis yang telah ditinjau dan diuraikan, maka model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kretaif siswa adalah model VAK Visual, Auditory, Kinesthetic. Pohon matematis adalah media yang berdasar pada prinsip-psrinsip pengajuan masalah pembuatan pertanyaan Subanji, 2011 . Dimana dengan adanya prinsip pengajuan masalah pemberian penyelesaian lebih dari satu cara, dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa, dan memotivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya dalam penyelesaian masalah. Adapun sintaks dari model pembelajaran VAK Visual, Auditory, Kinesthetic oleh para ahli psikologi pendidikan, untuk mengakomodasi ketiga modal ini kemudian menciptakan model pembelajaran VAK . Dalam pelaksanaannya, sintaks model pembelajaran VAK yang dipadukan dengan media Pohon matematis dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3 Sintaks model pembelajaran VAK berbantuan Pohon Matematis NO. SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN VAK SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN VAK BERBANTUAN MEDIA POHON MATEMATIS 1 Tahap Persiapan Kegiatan pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran Tahap Persiapan Kegiatan pendahuluan Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali materi sebelumnya dan mengamati aturan penggunaan media pohon matematis di dalam kelas gaya belajar visual dan auditory 2 Tahap Peyampaian a. Penyampaian dengan gaya belajar visual b. Penyampaian dengan gaya belajar auditory Tahap Peyampaian Guru menyajikan media pohon matematis untuk membantu dalam penyampaian materi gaya belajar visual, auditory 3 Tahap Pelatihan Mengintegrasi dan menyerap pengetahuan serta keterampilan baru dengan menerapkan gaya belajar kinestethic Tahap Pelatihan a. Guru mengajukan pertanyaaan atau masalah yang dikaitkan dengan materi yang dibahas sesuai dengan media yang telah disajikan sehingga siswa dapat berpikir kreatif dalam membuat berbagai macam jawaban yang memiliki lebih dari satu cara penyelesaian dari materi gaya belajar visual, auditory, kinesthetic b. Siswa berkelompok untuk berdiskusi gaya belajar visual, auditory, kinesthetic c. Siswa melakukan pembuktian secara berkelompok dari konsep yang telah didapatnya untuk diterapkan ke dalam media pohon matematis gaya belajar kinestethic. 4 Tahap penampilan hasil Membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar, sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Namun pembelajaran juga dapat dikemas dengan mengintegrasikan ketigamodalitas dengan menggunakan media audio visual yang dimodivikasi dengan kegiatan game atau kuis yang membebrikan kesempatan bagi siswa kinestetik. Meier, Dave. 2005:103 Tahap penampilan hasil a. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan atau pekerjaannya. b. Guru memberikan pemahaman yang benar kepada siswa tentang konsep yang telah dipelajari. c. Siswa dibantu oleh guru dalam menarik kesimpulan.

2.1.2.6 Teori Piaget

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

2 12 135

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

10 55 273

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Studi Kualitatif Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika.

1 8 49