Subjek Penelitian Subjek Tambahan

Kemampuan aspek originality E-22 cukup baik. Subjek memberikan cara penyelesaian yang yang terlalu sederhana, dikarenakan metode penyelesaian menggunakan konsep sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik tidak dapat mengenali permasalahan kecuali jika pernah mengerjakan hal tersebut.

4.2.1.1 Subjek Penelitian Subjek Tambahan

1. Subjek Visual E-6 Hasil analisis tingkat berpikir kreatif siswa ditinjau gaya belajar visual sesuai dengan yang dikatakan oleh De Porter 2008. Kemampuan aspek fluency E- 6 sudah cukup baik. Rata-rata subjek E-6 penyelesaian yang diberikan hanya satu caa dengan lengkap apabila tidak lupa, namun penyelesaian soal kefasihan yang lain sudah benar. Hal ini dikarenakan E-6 tidak teliti dalam proses perhitungan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh De Porter 2008 bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar visual mempunyai masalah jika harus mengingat intruksi verbal dan lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada dia dengar. Kemampuan aspek flexibility E-6 sudah baik. Rata-rata yang dikerjakan sangat luwes karena mampu mengembangkan cara penyelesaian yang berbeda dari pertanyaan yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang detail dalam pekerjaan . Kemampuan aspek originality E-6 sudah baik. Subjek dapat mengungkapkan cara penyelesaian baru yang memang sudah pernah subjek temui, namun baru mencoba untuk dikerjakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang terbiasa mencatat hal baru di buku catatan Untuk subjek tambahan yang telah ditemukan berdasarkan keunikan dari subjek tersebut ditinjau dari gaya belajar VAK dan tingkat berpikir kreatif. Subjek E-6 memiliki gaya belajar visual. Alasan peneliti mengambil sebagai subjek tambahan dikarenakan rata-rata nilai harian subjek selalu tertinggi, sehingga menuntut peneliti untuk menganalisis siswa lebih lanjut dan diperoleh TBKM 4 Sangat Kreatif. 2. Subjek Visual-Kinesthetic E-16 Hasil analisis tingkat berpikir kreatif siswa ditinjau gaya belajar visual- kinesthetic sesuai dengan yang dikatakan oleh De Porter 2008. Kemampuan aspek fluency E-6 sudah cukup baik. Rata-rata subjek E-6 penyelesaian yang diberikan hanya satu cara dengan lengkap, namun penyelesaian soal kefasihan yang lain sudah benar. Hal ini dikarenakan E-16 tidak teliti dalam proses perhitungan, namun terdapat kendala dalam proses perhitungan apbila tidak mendapat bantuan dari teman. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh De Porter 2008 bahwa siswa yang mempunyai tipe gaya belajar kinestetik adalah siswa yang tulisannya jelek sehingga siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik tidak teliti terhadap hasil yang dia kerjakan. Namun subjek juga lebih mudah mengingat apa yang dilihat pekerjaan temannya daripada didengar. Kemampuan aspek flexibility E-16 sudah baik. Rata-rata yang dikerjakan sangat luwes karena mampu mengembangkan cara penyelesaian yang berbeda dari pertanyaan yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang detail dalam pekerjaan . Namun subjek juga mempunyai tipe gaya belajar visual yang lebih mudah mengingat apa yang dilihat pekerjaan temannya daripada didengar. Kemampuan aspek originality E-16 cukup baik. Subjek dapat mengungkapkan cara penyelesaian bar, namun dengan konsep yang dibuat sendiri dan hasil akhir yang benar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang terbiasa mencatat hal baru di buku catatan, dan juga siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik tidak dapat mengenali permasalahan kecuali jika pernah mengerjakan hal tersebut. Untuk subjek tambahan yang telah ditemukan berdasarkan keunikan dari subjek tersebut ditinjau dari gaya belajar VAK dan tingkat berpikir kreatif. Subjek E-16 yang memiliki kombinasi gaya belajar visual-kinesthetic, dipilih sebagai subjek tambahan dikarenakan rata-rata nilai harian berada dibawah rata-rata, namun pada tes berpikir kreatif diperoleh TBKM 4 Sangat Kreatif.

4.2.4 Analisis Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis terhadap

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

2 12 135

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

10 55 273

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Studi Kualitatif Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika.

1 8 49