Pembelajaran merupakan upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa Suyitno, 2004: 1. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dalam arti sempit, belajar dan pembelajaran adalah suatu aktivitas dimana
guru dan siswa dapat saling berinteraksi. Selama proses pembelajaran, terjadi komunikasi dua arah, antara guru dengan siswanya. Dengan melibatkan siswa
dalam pembelajaran, diharapkan dapat menjadikan mereka aktif sehingga terciptalah suasana pembelajaran yang kondusif.
Beberapa pengertian pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal.
2.1.2.2 Pembelajaran Matematika
Menurut Suherman 2003: 8 pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka
perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Sedangkan matematika merupakan suatu ilmu yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran yang penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia Suherman, 2003: 15.
Menurut Wardhani 2008: 2, tujuan mata pelajaran matematika di sekolah pada standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah agar siswa mampu: 1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah. 2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. 3.
Menyelesaikan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh. 4.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Disamping itu, pembelajaran akan bermakna bila anak mengalami pola berpikir dari konkrit menuju abstrak, yang dinyatakan oleh Bruner disebut tahapan
enaktif-ikonik-simbolik Hidayah, 2013. Tahap Enaktif, yaitu suatu tahap
penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat dalam
memanipulasi objek. Pada tahap ini anak belajar pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau
menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa mengguanakan penyajiannya atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau
melakukan sesuatu. Tahap Ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sedemikian
hingga pengetahuan direpresentasikan diwujudkan dalam bentuk bayangan visual visual imaginery, gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret
atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif. Tahap Simbolis, pada tahap
ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Dengan demikian, pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam
penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui
pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek abstraksi. Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika
sebagai alat untuk memahami informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan
dari soal-soal cerita atau soalsoal uraian matematika lainnya.
2.1.2.3 Model Pembelajaran VAK Visual, Auditory, Kinesthetic