Proses Pembelajaran Matematika Model VAK Berbantuan Pohon

Hasil pemetaan profil pada subjek kinesthetic, menunjukkan bahwa subjek kinesthetic E-12 berada pada TBKM 2 Cukup Kreatif yang cenderung memenuhi pada indikator flexibility. Subjek kinesthetic E-17 berada pada TBKM 3 Kreatif yang cenderung memenuhi indikator flexibility dan originality. Selanjutnya, Subjek kinesthetic E-22 berada pada TBKM 4 Sangat Kreatif yang cenderung memenuhi indikator fluency dan originality.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Proses Pembelajaran Matematika Model VAK Berbantuan Pohon

Matematis Pembelajaran Matematika yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengikuti model pembelajaran VAK berbantuan pohon matematis dengan sintaksnya adalah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Kegiatan pendahuluan Siswa dengan bimbingan guru mengingat kembali materi bangun ruang prisma dan limas pada materi sekolah dasar, kemudian mengamati aturan penggunaan media pohon matematika di dalam kelas. Beberapa aturan yang dapat disampaikan ke siswa tentang penggunaan media pembelajaran Pohon Matematis yaitu sebagai berikut. a. Mempersiapkan kertas Folio yang digunakan sebagai background alas yang kemudian untuk ditempelkan bagian struktur pohon matematis. b. Bagian batang sebagai judul materi yang akan dibahas dituliskan terlebih dahulu misalkan: Luas Permukaan Prisma, atau Luas Permukaan Limas, atau Volume Prisma, atau Volume Limas, kemudian di tempelkan pada kertas folio. c. Bagian ranting sebagai perintah soal yang diberikan kepada siswa untuk dicari dan ditemukan alternatif-alternatif dari permasalahan yang diberikan misalkan: Luas Permukaan Prisma Segitiga, atau Luas Permukaan Prisma Trapesium, kemudian ditempelkan pada bagian batang Pohon Matematis. d. Bagian daun sebagai alternatif jawaban dari permasalahan yang memiliki lebih dari satu cara penyelesaian. Banyaknya daun yang dimiliki sebagai alternatif jawaban dari permasalahan yang memiliki lebih dari satu cara penyelesaian misalkan: Luas Permukaan Prisma Segitiga pada Cara I, Luas Permukaan Prisma Segitiga dengan Cara II, kemudian ditempelkan pada ranting Pohon Matematis. 2. Tahap Peyampaian Guru menyajikan media pohon matematika untuk membantu dalam penyampaian materi Luas Permukaan dan Volume Prisma dan Limas. 3. Tahap Pelatihan a. Guru mengajukan masalah pada materi Luas Permukaan dan Volume Prisma dan Limas dari LKS Lembar Kerja SIswa yang telah disajikan sehingga siswa dapat berlatih berpikir kreatif dalam membuat berbagai macam jawaban dari masalah yang memiliki lebih dari satu cara penyelesaian. b. Siswa berkelompok untuk berdiskusi membuat media Pohon Matematis. c. Siswa melakukan pembuktian melalui cara penyelesaian yang berbeda secara berkelompok dari konsep yang telah didapatnya untuk diterapkan dalam media pohon matematis. 4. Tahap penampilan hasil a. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya. b. Guru memberikan pemahaman yang benar atau penguatan kepada siswa tentang konsep bangun ruang prisma dan limas telah dipelajari. c. Siswa dibantu oleh guru dalam menarik kesimpulan. Kemampuan Berpikir Kreatif matematis siswa dilihat selama proses pembelajaran yaitu dari hasil kerja siswa kemudian diambil nilai objektif siswa setelah pembelajaran yaitu hasil tes siswa. Berikut disajikan hasil kerja siswa dari ssalah satu kelompok dalam membuat Pohon Matematis. Gambar 4.59 Hasil Kerja Siswa dalam Membuat Pohon Matematis Pohon Matematis Media pendukung: Bangun Prisma LKS Selama pembelajaran Matematika diberikan LKS yang berisi soal-soal tipe open-ended yang berkaitaan dengan luas permukaan dan volume Prisma dan Limas. Siswa diminta mengukur panjang sisi bangun Prisma Segitiga yang disediakan untuk kemudian dicari luas permukaan prisma segitiga tersebut dengan cara yang berbeda. Siswa tidak mengalami kendala karena pada penyajian materi siswa sudah mengetahui rumus luas permukaan dan volume Prisma dan Limas. Siswa menuliskan jawaban yang mungkin pada struktur daun Pohon Matematis. Setiap akhir pembelajaran, peneliti memberikan tes kreatif atau kuis secara tertulis yang bentuk soalnya adalah open-ended sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah terlampir.

4.2.2 Analisis Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

2 12 135

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

10 55 273

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Studi Kualitatif Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika.

1 8 49