Analisis Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis terhadap

2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang detail dalam pekerjaan . Namun subjek juga mempunyai tipe gaya belajar visual yang lebih mudah mengingat apa yang dilihat pekerjaan temannya daripada didengar. Kemampuan aspek originality E-16 cukup baik. Subjek dapat mengungkapkan cara penyelesaian bar, namun dengan konsep yang dibuat sendiri dan hasil akhir yang benar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan De Porter 2008 bahwa siswa dengan tipe gaya belajar visual adalah siswa yang terbiasa mencatat hal baru di buku catatan, dan juga siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik tidak dapat mengenali permasalahan kecuali jika pernah mengerjakan hal tersebut. Untuk subjek tambahan yang telah ditemukan berdasarkan keunikan dari subjek tersebut ditinjau dari gaya belajar VAK dan tingkat berpikir kreatif. Subjek E-16 yang memiliki kombinasi gaya belajar visual-kinesthetic, dipilih sebagai subjek tambahan dikarenakan rata-rata nilai harian berada dibawah rata-rata, namun pada tes berpikir kreatif diperoleh TBKM 4 Sangat Kreatif.

4.2.4 Analisis Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis terhadap

Gaya Belajar Siswa Tes TBKM Tingkat Berpikir Kreatif Matematis dan wawancara yang telah dilakukan kemudian dianalisis dengan memperhatikan indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu, fluency, flexibility, dan originality. Fluency mengacu pada pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban banyak dan bernilai benar, flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan berbagai macam ide dengan cara penyelesaian yang berbeda, originality mengacu pada kemampuan siswa memberikan jawaban siswa mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan atau penyelesaian. Setelah mendapatkan subjek terpilih berdasarkan gaya belajar visual, auditory, dan kinesthetic serta dilakukannnya tes berpikir kreatif matematis dan wawancara, langkah selanjutnya adalah analisis profil kemampuan berpikir kreatif matematis terhadap gaya belajar siswa. Pembahasan ini ditujukan untuk mengetahui profil dari hasil penilaian tingkat berpikir kreatif matematis pada masing-masing komponen TBKM menurut Silver terhadap subjek yang telah terpilih berdasarkan gaya belajar visual, auditory, dan kinesthetic. Selanjutnya, hasil penilaian TBKM pada masing-masing subjek penelitian berdasarkan gaya belajar VAK, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.29. Tingkat Berpikir Kreatif Matematis TBKM Subjek Penelitian No Kode Siswa Gaya Belajar V-A-K Tingkat Berpikir Kreatif 1 E-7 Visual TBKM 4 2 E-9 Visual TBKM 4 3 E-13 Visual TBKM 3 4 E-18 Auditorial TBKM 3 5 E-24 Auditorial TBKM 3 6 E-29 Auditorial TBKM 4 7 E-12 Kinestetik TBKM 2 8 E-17 Kinestetik TBKM 3 9 E-22 Kinestetik TBKM 3 Berdasarkan hasil Tabel 4.29 diperoleh bahwa subjek dengan tipe gaya belajar visual terdapat 2 siswa TBKM 4 Sangat Kreatif dan 1 siswa TBKM 3 Kreatif, subjek dengan tipe gaya belajar auditorial terdapat 1 siswa TBKM 4 Sangat Kreatif dan 2 siswa TBKM 3 Kreatif, subjek dengan tipe gaya belajar kinestetik terdapat 2 siswa TBKM 3 Kreatif dan 1 siswa TBKM 2 Cukup Kreatif. Profil kemampuan berpikir kreatif matematis subjek penelitian, akan lebih jelas dengan melihat tabel ringkasan kemampuan berpikir kreatif matematis subjek penelitian terhadap gaya belajar VAK yang telah disajikan pada Tabel 4.30 berikut. Tabel 4.30. Ringkasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Subjek Penelitian terhadap Gaya Belajar VAK GB Indikator Visual Auditory Kinesthetic E-7 E-9 E-13 E-18 E-24 E-29 E-12 E-17 E-22 Fluency - √ - - √ √ - - √ Flexibility √ √ √ √ - √ √ - √ Originality √ √ - - - √ - √ TBKM TBKM 4 TBKM 4 TBKM 3 TBKM 3 TBKM 3 TBKM 4 TBKM 2 TBKM 3 TBKM 4 Hasil ringkasan kemampuan berpikir kreatif matematis subjek penelitian terhadap gaya belajar VAK menunjukkan bahwa indikator fluency didominasi oleh subjek penelitian yang memiliki tipe gaya belajar auditory, yaitu subjek penelitian yang cenderung berada pada TBKM 3 Kreatif. Selanjutnya, indikator flexibility didominasi oleh subjek penelitian yang memiliki tipe gaya belajar visual, yaitu subjek penelitian yang berada pada TBKM 4 Sangat Kreatif. Sedangkan indikator originality didominasi juga oleh subjek penelitian yang memiliki tipe gaya belajar visual, yaitu subjek penelitian yang berada pada TBKM 4 Sangat Kreatif.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain ditunjukkan sebagai berikut. 1. Waktu penelitian singkat Keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini adalah waktu penelitian singkat yaitu 4 kali pertemuan 3 kali pembelajaran di kelas dan sekali tes berpikir kreatif matematis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cotton 1991: 8, untuk melihat kemampuan berpikir siswa dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya 35 menit sehari, 4 hari seminggu, dalam jangka waktu beberapa bulan. Alokasi waktu aktivitas siswa terhadap penggunaan media pohon matematis juga belum maksimal karena keterbatasan waktu. Sehingga pada penelitian ini belum dapat diketahui secara rinci tingkat berpikir siswa secara maksimal. 2. Waktu tes dan wawancara singkat Pertemuan keempat saat tes hanya berlangsung selama 60 menit dan wawancara juga berlangsung kurang dari satu jam untuk 11 subjek penelitian. Sehingga penelitian ini belum dapat diketahui secara rinci tingkat berpikir kreatif matematis siswa secara lebih maksimal. 3. Lembar pengamatan gaya belajar siswa diamati oleh ahli Keterbatasan pada penelitian ini adalah pengamat yang lebih professional dan ahli dalam menganalisis aktivitas siswa yang memiliki tipe gaya belajar visual, auditory, kinesthetic. Sehingga pengamatan terhadap aktivitas siswa yang memiliki tipe gaya belajar tertentu belum dapat diketahui secara rinci karakter setiap gaya belajar siswa secara maksimal

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

2 12 135

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Scaffolding Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa

6 54 244

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh Pendekatan Model Eliciting Activities (MEA;) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa

10 55 273

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Studi Kualitatif Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika.

1 8 49