Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

setiap soalnya. Diskusi ini dilakukan secara rotasi sehingga memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dengan beberapa siswa dan akan lebih menguasai materi yang diajarkan karena dapat bertukar pikiran dengan teman yang berbeda-beda. Pada pembelajaran menggunakan think pair share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir think dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang berpasangan pair. Tahapan pair yaitu proses bertukar jawaban atau opini sesama pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama berdiskusi untuk menyamakan persepsi mereka, secara bersama-sama dari setiap pasangan dianjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah disediakan sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Dan tahapan yang terakhir yaitu share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas mengemukakan hasil diskusinya kepada teman-teman sekelasnya. Pada pembelajaran think pair share siswa diberi kesempatan untuk saling bekerja sama dengan teman sebangkunya. Berdasarkan Tabel 4.2 untuk nilai N-gain pada kelas eksperimen I memiliki persentase dengan kategori tinggi sebesar 48,84 kategori sedang 46,61 dan kategori rendah sebesar 4,65. Sedangkan untuk kelas eksperimen II persentase siswa yang memiliki kategori tinggi sebesar 0, kategori sedang sebesar 76,74 dan kategori rendah sebesar 23,26. Dengan demikian siswa kelas eksperimen Imempunyai hasil rata-rata dan kategori N-gain lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelas eksperimen I cenderung memiliki siswa yang heterogen karena perbandingan antara siswa yang masuk kedalam kategori tinggi dan sedang memiliki persentase yang tidak jauh berbeda. Sedangkan untuk kelas eksperimen II cenderung memilki siswa yang homogen karena 76,74 siswa masuk kedalam kategori sedang dan hanya 23,26 yang masuk kedalam kategori tinggi. Berdasarkan Tabel 4.3 terdapat perbedaan rata-rata nilai indikator soal hasil pretest dan posttest. Pada nilai posttest diketahui bahwa indikator soal yang telah mencapai ketuntasan yaitu indikator soal 1, 2, 4, 5,7 dan 8. Sedangkan untuk indikator soal nomor 3 dan 6 masih belum memenuhi nilai ketuntasan. Hal ini dikarenakan indikator tersebut merupakan indikator yang abstrak diantara indikator lainnya, sehingga siswa agak sulit dalam memahami materi tersebut. Pada kelas eksperimen I hasil rata-rata indikator soal 3 dan 6 cenderung tidak berbeda jauh dengan kelas eksperimen II, perbedaan strategi yang digunakan menyebabkan adanya pengaruh hasil yang diperoleh. Pada kelas eksperimen I yang menggunakan startegi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange siswa melakukan rotasi dan berdiskusi dengan beberapa siswa, tidak seperti pada kelas eksperimen II yang menggunakan model think pair share, sehingga proses diskusi berlangsung lebih heterogen dan berasal dari pikiran yang variasi, berbeda dengan model think pair share yang hanya didiskusikan oleh dua orang. Pada indikator soal 1,2,3,4,7 dan 8 kelas eksperimen I memperoleh nilai rataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Pada kelas eksperimen II nilai pada indikator tersebut tidak terlalu tinggi dikarenakan siswa pada kelas eksperimen II cenderung lebih pasif karena dalam kegiatan diskusi hanya dilakukan dengan teman sebangku. Sebagaimana menurut Pannen, pengetahuan konsep siswa tidak akan berkembang apabila siswa tidak aktif mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange pada konsep virus lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair shared, hal ini senada dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Ariv Andrianto bahwa model pembelajaran rotating trio exchange dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan. 3 Hasil belajar yang telah dicapai tidak terlalu berbeda jauh antara kedua model tersebut karena keduanya merupakan jenis pembelajaran kooperatif dan juga hampir miripnya strategi pembelajaran yang digunakan. Sehingga rata- rata hasil belajar yang diperoleh pun tidak terlalu signifikan. 3 Ariv Andrianto, dkk., Penerapan Active Learning dengan Strategi Rotating Trio Exchange pada Materi Sistem Pernapasan, Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, Desember 2012 Penelitian yang dilakukan oleh L Surayya juga menunjukkan bahwa hasil belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran think pair share 4 ,akan tetapi setelah peneliti membandingkan kedua model pembelajaran, didapatkan hasil bahwa model rotating trio exchange lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran model rotating trio exchange lebih efektif dibandingkan dengan model think pair share, diantaranya yaitu model rotating trio exchange memiliki jumlah anggota yang ganjil sehingga ada penengah dalam diskusi, lebih banyak kontribusi pada masing-masing kelompok, interaksi antar peserta didik lebih mudah. 5 Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arifin bahwa penerapan dengan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena siswa diajak untuk berfikir secara aktif dalam menyelesaikan soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru. 6 Belum tercapainya kriteria ketuntasan minimal pada beberapa siswa diduga karena beberapa siswa masih kurang menguasai indikator-indikator tertentu pada materi virus ini secara baik dalam pembelajaran sehingga penguasaan konsepnya pun masih kurang. Selain itu, beberapa konsep yang ada pada buku sumber belajar yang digunakan kurang lengkap sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Terlepas dari hasil belajar yang masih belum mencapai ketuntasan minimal, dapat dikatakan bahwa perbedaan penguasaan konsep dari kedua kelompok ini merupakan akibat perlakuan yang telah diberikan. 4 L. Surayya, W. Subagja, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014 5 Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009, h.46. 6 Ayu Mertini, Suarjana, Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange RTE Berbantu Media Question Box Terhadap Hasil Belajar Matetmatika Siswa kelas V SD. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, h.4.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep persamaan dasar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange ( penelitian tindakan kelas di kelas X SMK Arrahman Bintaro)

2 21 243

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR Perbedaan Hasil Belajar IPA-Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Dan Model Pembelajaran Jigsaw Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasu

0 2 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR Perbedaan Hasil Belajar IPA-Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Dan Model Pembelajaran Jigsaw Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasu

0 2 14