Belajar aktif menyaratkan diberikannya umpan balik secara terus menerus dari guru kepada siswa dan juga sebaliknya dari siswa kepada guru.
17
Karakteristik pembelajaran aktif menurut Bonwell, yaitu adanya penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, peserta didik tidak
hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai
dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, peserta didik dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, serta adanya
umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
18
Penerapan pembelajaran aktif memfasilitasi peserta didik agar dapat terlibat secara aktif berinteraksi dengan berbagai komponen pembelajaran,
disamping itu adanya komunikasi dan melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajari. Komponen dari pembelajaran aktif secara umum terdiri dari
pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi.
19
Dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menekankan pada siswa sebagai pusat kegiatan
belajar mengajar dan peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
c. Rotating Trio Exchange RTE
Salah satu profesionalisme guru adalah komitmennya untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam suatu proses bertindak
dan berefleksi dalam kegiatan belajar mengajar. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
17
Eveline Siregar, Op. Cit., h.111
18
Runtut Prih Utami, Active Learning untuk Mewujudkan Pembelajaran Efektif. Jurnal Al-Bidayah, Vol 1, No. 2, Desember, 2009, h. 156.
19
Asrizal, Nilai Karakter Mahasiswa dalam Pembelajaran Aktif dengan Tugas Berbasis Media Video Phy 2049 Mata Kuliah Bahasa Inggris untuk Fisika, Prosiding Semirata FMIPA
Universitas Lampung, 2013, h. 282
interaksi satu sama lain
20
. Metode Rotating trio exchange ini merupakan metode bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian besar
teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas
21
Menurut Arifin penerapan dengan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
karena siswa diajak untuk berfikir secara aktif dalam menyelesaikan soal atau permasalahan yang diberikan oleh guru.
22
Penulis menggunakan model pembelajaran aktif tipe Rotating trio Exchange karena model pembelajaran aktif tipe rotating trio exchange ini
meiliki kelebihan antara lain: pertama, keuntungan kognitif yang diperoleh dari pengalaman belajar. Ada dua aspek keuntungan yang dapat diperoleh
yaitu peningkatan kemampuan berpikir dan komunikasi. Kedua, keuntungan sosial yaitu dengan bekerjasama dan saling membantu anggota lain. Ketiga,
keuntungan personal yaitu siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi aktif. Selain keuntungan tersebut dengan dibentuknya kelompok kecil juga
menghindari adanya dominasi kelompok tertentu sehingga dapat mengaktifkan siswa yang pasif.
d. Prosedur Model Rotating Trio Exchange
Isjoni mengemukakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model rotating trio exchange yaitu : kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan kanannya, berikan pada setiap trio tersebut
pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut, contohnya nomor 0, 1, dan 2. Kemudian
perintahkan nomor 1 untuk memutar satu trio searah jarum jam dan nomor 2
20
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 7.
21
Melvin L. Siberman, Active Learning. Bandung: Nuansa, 2006, h. 103.
22
Ayu Mertini, Suarjana, Pengaruh Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange RTE Berbantu Media Question Box terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas V SD. Jurnal
Universitas Pendidikan Ganesha, h.4.
sebaliknya, berlawanan arah jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap di tempat. Ini akan mengakibatkan timbulnya trio baru. Berikan kepada setiap trio baru
pertanyaan-pertanyaan baru untuk didiskusikan, tambahkanlah sedikit tingkat kesulitan. Rotasikan kembali siswa sesuai dengan pertanyaan yang telah
disiapkan.
23
Pembelajaran aktif tipe Rotating trio exchange dikuti dari Mel L. Sibermean prosedurnya adalah sebagai berikut:
Pertama, Guru membuat berbagai macam jenis pertanyaan yang dapat membantu peserta didik dalam memulai diskusi mengenai materi pelajaran.
Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki jawaban betul dan salah. Kedua, Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang masing-masing
beranggotakan tiga orang. Guru mengatur kelompok-kelompok tiga itu di ruangan agar masing-masing dari kelompok tiga trio itu dapat dengan jelas
melihat sebuah trio disebelah kanannya dan trio lain disebelah kirinya. Formasi kelompok-kelompok trio itu secara keseluruhan bisa berbentuk
bundar atau persegi. Ketiga, Masing-masing trio diberikan sebuah pertanyaan pembuka dengan pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Guru memberikan
pertanyaan mudah untuk mengawali diskusi. Keempat, Setelah masa waktu diskusi selesai, guru meminta trio-trio itu menentukan nomor 0, 1, dan 2 pada
setiap anggotanya. Para peserta didik dengan nomor 1 berpindah ke kelompok trio merotasi searah jarum jam dan nomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio
yang berlawanan dengan arah jarum jam dan guru meminta peserta didik nomor 0 untuk tetap berada di tempatnya. Kelima, Guru memulai sebuah
pertukaran baru dengan sebuah pertanyaan baru. Pada pertanyaan berikutnya ada peningkatan kesulitan pada soal yang diberikan. Keenam, Trio dapat
diputar berkali-kali sebanyak pertanyaan yang dimiliki dan waktu diskusi yang tersedia. Setiap terjadinya rotasi baru, aturan yang digunakan selalu sama.
Dari serangkaian langkah yang dikemukakan di atas, maka pembelajaran model rotating trio exchange ini secara sistematik adalah sebagai berikut:
23
Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 59