jauh bersuara; 4 media visual bergerak, seperti: film bisu; 5 media visual diam, seperti: halaman cetak, foto,
microphone
,
slide
bisu; 6 media audio, seperti: radio, telepon, pita audio; 7 media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar
mandiri.
Berbeda dengan Anderson dalam Sanjaya 2008: 213 mengelompokkan media, yaitu sebagai berikut:
NO KELOMPOK MEDIA
MEDIA INSTRUKSIONAL
1. Audio
a. Pita audio rol atau kaset
b. Piringan audio
c. Radio rekaman siaran
2. Cetak
a. Buku teks terprogram
b. Buku peganganmanual
c. Buku tugas
3. Audio-Cetak
a. Buku latihan dilengkapi kaset
b. Gambarposter dilengkapi audio
4. Proyek Visual Diam
a. Film bingkai slide
b. Film rangkai berisi pesan verbal
5. Proyek Visual Diam dengan Audio
a. Film bingkai slide suara b. Film rangkai suara
6. Visual Gerak
a. Film bisu dengan judul caption 7.
Visual Gerak dengan Audio a.
Film suara b.
Videovcddvd 8.
Benda a.
Benda nyata b.
Model tiruan mock-up 9.
Komputer a.
Media berbasis komputer; CAI Computer Assisted Instructional
dan CMI Computer Managed Instructional
Selain itu, Sanaky 2013: 44-45 menyatakan media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio,
visual, audio-visual saja melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar. Maka media pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1 Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan
menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan.
2 Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu:
a Media proyeksi, seperti:
overhead projector
,
slide
, film, dan LCD, b
Media non-proyeksi, seperti papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan flanel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dll, dan
c Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng,
lembaran balik, peta,
globe
, pameran, dan museum sekolah. 3
Media yang menggunakan teknik atau masinal yaitu,
slide
, film strip, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas
otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer, internet.
4 Kumpulan benda-benda
material collections
, yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis
kehidupan, mata
pencaharian, industri,
perbankan, perdagangan,
pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain. 5
Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan
dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini, sangat tergantung pada inisiatif, rekayasa, dan
kreatif pengajar itu sendiri. Jenis media seperti ini, hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar.
3. Multimedia
a. Definisi Multimedia
Munir 2013: 2 menyatakan multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu
nouns
yang berarti banyak atau bermacam- macam. Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu
medium
yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan, menyampaikan, atau
membawa sesuatu. Rosch dalam Munir 2013: 2 menyatakan multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga
informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Hofstetter dalam Munir 2013: 3 menyatakan multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu
tool
dan koneksi
link
sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berintegrasi, berkarya, dan berkomunikasi.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi yang memiliki peran
dan kombinasi dari beberapa media audio, video, grafik, teks, animasi, dan sebagainya sehingga menjadi sebuah kesatuan yang memberikan hasil interaksi
umpan balik terhadap pengguna. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan media
lectora inspire
yang menampilkan penjelasan materi berupa teks, contoh berupa video yang akan disimak, dan soal evaluasi untuk latihan siswa. Maka dari itu,
multimedia dirancang untuk keperluan belajar siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Bentuk Multimedia
Sanjaya 2012: 224-226 menyatakan pengembangan multimedia dapat dibagi dua, yakni multimedia linear dan multimedia interaktif. Berikut ini penjelasan
mengenai bentuk multimedia. 1
Multimedia Linear Multimedia linear adalah multimedia yang bersifat sekuensial atau berurutan,
setiap siswa atau pemakai multimedia ini menggunakannya sesuai dengan urutan setahap demi setahap sesuai dengan pengemasan materi yang ditentukan. Siswa
belajar berdasarkan bagian-bagian yang didesain sedemikian rupa secara berurutan dengan waktu yang telah ditentukan. Bentuk multimedia yang bersifat
linear memiliki kelebihan di antaranya sebagai berikut. a
Lebih mudah dalam pengembangannya. Hal ini disebabkan multimedia yang bersifat linear bentuknya lebih sederhana yang tidak banyak menggunakan
fungsi kontrol. b
Multimedia ini bentuknya lebih sederhana, maka pemakaiannya pun lebih sederhana pula. Siswa tidak dihadapkan pada berbagai
frame
dan menu pilihan.
c Multimedia linear terdiri atas bagian-bagian atau unit-unit terkecil bahan
pelajaran, dengan demikian lebih mudah dalam kontrol penguasaan materi oleh siswa.
d Bentuk umpan balik dapat dilakukan dengan segera, sehingga dengan segera
pula siswa dapat memperbaikinya apabila diperlukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Multimedia linear dimulai dari posisi awal menuju ke suatu posisi akhir. Misalnya televisi, film, majalah, dan koran. Pengguna multimedia linear hanya
menjadi pengguna dan menikmati hasilnya. Namun, bentuk multimedia yang bersifat linear memiliki kekurangan di antaranya sebagai berikut.
1 Hal yang lebih diutamakan dalam multimedia ini adalah penguasaan materi
pembelajaran, dengan demikian persoalan proses belajar kurang mendapat perhatian.
2 Wawasan siswa sesuai dengan topik pembelajaran akan terbatas pada materi
yang disajikan dalam multimedia ini. 3
Kecenderungan adanya anggapan pembentukan tingkah laku terjadi secara mekanis seperti yang diasumsikan oleh aliran belajar behavioristik sangat
kental.
Gambar 2.1 Multimedia Tipe Linear
2 Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif adalah multimedia yang tidak besifat linear, namun siswa memiliki pilihan sesuai dengan menu yang ditawarkan. Dalam mempelajari
satu topik bahasan siswa kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dapat memilih mana yang akan dipelajari lebih