Catatan Lapangan XV KESIMPULAN DAN SARAN

248 GPK1 mengisi buku komunikasi AP. Jam pelajaran terakhir untuk kelas III B selesai. Seharusnya, hari ini kelas III B ada jadwal les, tetapi karena GK1 harus menjemput putranya yang mengikuti pendaftaran masuk SD, les tidak bisa dilaksanakan.

O. Catatan Lapangan XV

Hari, Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014 Waktu : pukul 07.00 – 10.45 WIB Tempat : ruang kelas V A SD Negeri Giwangan Kegiatan : observasi dan member check Deskripsi : Peneliti melaksanakan observasi terhadap strategi pembelajaran anak lamban belajar di kelas V A. Sebelum memulai pelajaran, GK2 mengubah tempat duduk setiap siswa, kecuali siswi A karena harus didampingi GPK2. GK2 juga mengubah tempat duduk AN dan SD. Dalam memindah tempat duduk setiap siswa, GK2 memanggil nama masing-masing siswa, “AN, neng kene”, “SD, sini” AN dan SD tidak berada dalam satu kelompok. GK2 meminta masing-masing siswa mengeluarkan PR Matematika, soal UKK Matematika tahun lalu. GK2 meminta salah satu siswa dalam masing-masing kelompok untuk mengecek anggota kelompoknya apakah sudah mengerjakan PR atau belum. GK2 menginstruksikan setiap siswa untuk mengerjakan PR Matematika di papan tulis menurut nomor absen. Setelah sekitar duapuluhan siswa mengerjakan soal, GK2 meminta setiap siswa mengoreksi jawaban, “Sudah? Takceknya Silakan dikoreksi, yang sudah saya kasih tanda betul” Jawaban siswa yang betul diberi tanda dengan warna merah. Jawaban yang ditulis AN tepat, sehingga dibelakang jawabannya diberi tanda dengan warna merah oleh GK2. Untuk jawaban siswa yang sudah benar, tetapi belum selesai, seperti pecahan biasa yang belum diubah ke dalam bentuk pecahan campuran, GK2 menambahkan di papan tulis. Untuk jawaban siswa yang kurang tepat dan siswa belum mengerjakan, GK2 menginstruksikan siswa mengerjakan lagi di papan tulis. AN dan SD mengoreksi jawaban mereka. GK2 menginstruksikan siswa untuk melanjutkan menuliskan jawaban di papan tulis. Setelah semua siswa menuliskan jawaban, tetapi masih ada soal yang belum dijawab, GK2 menginstruksikan siswa yang prestasi akademiknya baik di kelas untuk menuliskan jawaban mereka. Setelah semua soal selesai dikoreksi, GK2 mengecek setiap kelompok apakah semua anggota kelompok sudah mengoreksi jawaban masing-masing. GK2 memasukkan nilai siswa. Pukul 08.20 WIB pelajaran IPS dimulai. Kegiatan siswa pada pelajaran IPS adalah mengoreksi PR IPS. Pada awal pelajaran IPS, banyak siswa yang masih ramai sendiri. Untuk mengkondisikan siswa di setiap kelompok, GK2 membuat perjanjian dengan semua siswa, kalau ada salah satu anggota kelompok yang ramai, semua anggota kelompok mendapat hukuman, yaitu diolesi lipstik oleh GK2. GK2 menekankan bahwa semua harus ditanggung bersama. GK2 dan semua siswa mengoreksi PR, dengan GK2 membacakan soal dan siswa secara klasikal menjawab. Pada saat pembahasan soal PR, AN dan beberapa siswa bertanya pada GK2 apakah jawabannya betul atau salah. Pertama AN bertanya dengan mengangkat tangan, kemudian GK2 menjawab. Setelah mengoreksi beberapa soal lagi, AN ke meja GK2 untuk bertanya lagi dan GK2 memberikan jawaban. Karena kelompok yang ada di sebelah belakang ramai sendiri, GK2 memberikan hukuman pada semua anggota kelompok dengan mengolesi hidung siswa dengan lipstik tipis yang tidak boleh dihapus, meskipun istirahat. Setelah mengoreksi soal pilihan ganda dan isian singkat, siswa kelas V A beristirahat dan yang belum mengerjakan soal uraian diminta untuk melanjutkan. Pada saat istirahat, peneliti melakukan member check dengan GPK2. GPK2 juga memberikan materi tentang anak lamban belajar yang dapat menjadi salah satu referensi untuk peneliti. GPK2 juga menyampaikan saat seminar dari PLB UNY tentang lamban belajar kemarin, disampaikan bahwa anak lamban belajar dapat muncul karena kurikulum yang berat untuk SD, anak kelas I diharuskan sudah bisa membaca, lalu menjawab pertanyaan bacaan. Untuk belajar IPA, Matematika, dan IPS siswa juga harus bisa membaca. Kalau sudah tidak bisa membaca, siswa pasti tidak bisa mengikuti pelajaran, akhirnya anak terhambat dan disebut anak lamban belajar. Peneliti juga menanyakan tentang anak lamban belajar di kelas III B, AP. GPK2 menyampaikan bahwa AP adalah anak lamban belajar yang orang tuanya peduli terhadap perkembangan AP. Di rumah, 249 AP juga mengikuti les. Dengan demikian, meskipun AP mempunyai memori jangka pendek, memori tersebut dapat terus terpelihara. Peneliti menanyakan mengapa di kelas V B anak lamban belajar tidak didampingi GPK. GPK2 menjelaskan bahwa sebenarnya GPK di kelas V B ada, yaitu Pak AS. Namun, GPK2 tidak tahu mengapa Pak AS tidak mendampingi anak lamban belajar di kelas V B karena tidak enak kalau menanyakan pada Pak AS. Pukul 09.00 WIB waktu istirahat selesai. GPK2 dan siswi A meminta izin pada GK2 untuk pergi ke SLB. Siswa dan GK2 kembali melanjutkan membahas PR IPS untuk soal uraian. AN dan SD mengoreksi PRnya. Karena ada dua siswa yang tidak membawa PR IPS, GK2 meminta salah satu siswa yang ditunjuk sebagai „tukang sita‟ untuk meminta denda pada dua siswa tersebut. Denda berupa uang Rp 1.000,00 yang dimasukkan ke kas kelas. Pada saat pembahasan PR IPS soal uraian, AN, SD, dan beberapa siswa bertanya ke meja GK2. SD tiga kali bertanya pada GK2. Setelah semua soal IPS selesai dibahas, GK2 melanjutkan pelajaran selanjutnya, yaitu pelajaran PKn. Kegiatan siswa pada pelajaran PKn adalah membahas PR yang ada di LKS. Soal-soal PR memuat materi terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. GK2 meminta PR masing-masing siswa ditukar dengan teman di sebelahnya. Pembahasan PR dilaksanakan dengan GK2 membacakan soal dan siswa bersama-sama membacakan jawabannya. Pada saat membahas soal tentang tokoh yang merumuskan naskah Proklamasi, GK2 menjelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana bahwa pengertian merumuskan adalah membuat. Pada saat pembelajaran PKn berlangsung, kepala sekolah SD Negeri Giwangan dan beberapa orang datang mengamati tentang siswa inklusi di kelas V A. Kepala Sekolah dan GK2 menunjukkan siswa inklusi yang ada di kelas V A, yaitu siswi M dan siswi A sedang izin ke SLB. GK2 menyampaikan bahwa siswi M juara sains. GK2 dan siswa melanjutkan pembahasan PR PKn. Karena ada satu kelompok yang ramai, sesuai perjanjian sebelumnya, GK2 mengoleskan lipstik di hidung semua anggota kelompok yang ramai tersebut. Ada salah seorang anggota yang tidak mau hidungnya diolesi lipstik. Kemudian, GK2 menekankan pada semua siswa bahwa, “Peraturan kelas harus ditegakkan.” Selama pembahasan, GK2 berdiri di tengah- tengah siswa dan duduk di tempat duduk. AN mengoreksi PR, sedangkan SD meletakkan kepalanya di meja. Ternyata, SD tidak membawa PR PKnnya dan didenda Rp 500,00. Selain itu, GK2 juga meminta salah satu siswi mengoles lisptik di pipi SD. Awalnya, SD tidak mau pipinya diolesi lipstik, GK2 berkata, “Satria, manut” Setelah kembali membahas beberapa soal, ada siswa yang ramai lagi, sehingga GK2 mengolesi lipstik di pipinya. Ada siswa lagi yang ribut, SD mengolesi lipstik di pipi temannya yang ramai. Pada saat membahas soal tentang negara federal, GK2 kurang tepat mengoreksi, sehingga dibetulkan oleh siswa. GK2 berkata, “O, ya salah. Maaf-maaf.” Selain itu, saat ada jawaban siswa yang kurang tepat, GK2 memberikan penguatan negatif secara verbal, seperti, “No, no, no, no.” Siswa tersebut menirukan ucapan GK2. Selain itu, saat ada siswa yang menjawab benar, GK2 memberikan penguatan positif dengan gerakan tangan menunjukkan jari jempol atau menunjukkan tiga jari yang berarti skornya adalah tiga. AN juga bertanya pada GK2. GK2 mendengarkan pertanyaan AN dan menunjukkan tiga jari yang berarti, nilainya tiga. Sebelum semua soal PKn dibahas, GK2 menyampaikan pada siswa kelas V A, “Habis UKK kita les sebentar.” GK2 menjelaskan bahwa les dilaksanakan untuk mata pelajaran yang akan diujikan pada UKK. Les dimualai hari Sabtu besok, untuk mata pelajaran yang diujikan pada hari Senin, les hari Senin untuk mata pelajaran yang diujikan pada hari Selasa, dan seterusnya. Karena jadwal belum ada, siswa diminta untuk menunggu. GK2 menuliskan PR di papan tulis IPS hal 71, 75 I, II, III dan PKn hal 73 I, II, III. Melihat PR yang harus dikerjakan cukup banyak, ada salah satu siswa mengeluh, “Bu, kok banyak banget?” GK2 menjawab, “Karena untuk les sekalian. Nanti dicocokkan pas les UKK.” GK2 memotivasi semua siswa untuk rajin belajar karena siswa kelas I, II, III, IV, dan V yang menjadi juara kelas akan diumumkan pada saat wisuda kelas VI dan akan mendapat hadiah, baik dari kelas maupun dari sekolah. Setelah semua soal dibahas, GK2 memasukkan nilai masing-masing siswa. Siswa yang nilainya sudah dimasukkan diizinkan untuk istirahat. Dari hasil pengamatan, PR Matematika, IPS, dan PKn yang harus dikerjakan AN dan SD sama dengan siswa lainnya. 250

P. Catatan Lapangan XVI