20 4  faktor  pribadi;  5  faktor  prenatal  dan  genetik;  6  faktor  biologis
nonketurunan; 7 faktor natal; dan 8 faktor postnatal dan lingkungan.
3. Karakteristik Anak Lamban Belajar
Anak  lamban  belajar  mempunyai  karakteristik  tertentu  yang membedakannya  dari  anak  normal.  G.L.  Reddy,  R.  Ramar,  dan  A.
Kusuma  2006:  6-18  menjelaskan  empat  karakteristik  anak  lamban belajar, ditinjau dari faktor-faktor penyebabnya, yaitu sebagai berikut.
a. Keterbatasan Kapasitas Kognitif
Keterbatasan  kapasitas  kognitif  membuat  anak  lamban  belajar mengalami  hambatan  dalam  proses  pembelajaran,  meliputi:  1  tidak
berhasil  mengatasi  situasi  belajar  dan  berpikir  abstrak;  2  mengalami kesulitan  dalam  operasi  berpikir  kompleks;  3  proses  pengembangan
konsep atau generalisasi ide yang mendasari tugas sekolah, khususnya bahasa  dan  matematika,  rendah;  dan  4  tidak  dapat  menggunakan
dengan  baik  strategi  kognitif  yang  penting  untuk  proses  retensi  G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 6-7.
b. Memori atau Daya Ingat Rendah
Kurangnya  perhatian  terhadap  informasi  yang  disampaikan  adalah salah satu faktor penyebab anak lamban belajar mempunyai daya ingat
yang  rendah.  Anak  lamban  belajar  tidak  dapat  menyimpan  informasi dalam jangka panjang dan memanggil kembali ketika dibutuhkan G.L.
Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 7-10.
21 c.
Gangguan dan Kurang Konsentrasi Jangkauan  perhatian  anak  lamban  belajar  relatif  pendek  dan  daya
konsentrasinya rendah. Anak lamban belajar tidak dapat berkonsentrasi dalam  pembelajaran  yang  disampaikan  secara  verbal  lebih  dari  tiga
puluh menit G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 10. d.
Ketidakmampuan Mengungkapkan Ide Kesulitan  dalam  menemukan  dan  mengombinasikan  kata,
ketidakdewasaan  emosi,  dan  sifat  pemalu  membuat  anak  lamban belajar  tidak  mampu  berekspresi  atau  mengungkapkan  ide.  Anak
lamban  belajar  lebih  sering  menggunakan  bahasa  tubuh  daripada bahasa  lisan.  Selain  itu,  kemampuan  anak  lamban  belajar  dalam
mengingat pesan dan mendengarkan instruksi rendah G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 10-11.
Jadi,  berdasarkan  faktor-faktor  penyebabnya,  anak  lamban  belajar mempunyai  empat  karakteristik,  yaitu:  1  keterbatasan  kapasitas  kognitif;
2  memori  atau  daya  ingat  rendah;  3  gangguan  dan  kurang  konsentrasi; dan 4 ketidakmampuan mengungkapkan ide. Selain karakteristik tersebut,
Nani Triani dan Amir 2013: 4-12 menjelaskan karakteristik anak lamban belajar ditinjau dari aspek inteligensi, bahasa, emosi, sosial, dan moral.
a. Inteligensi
Ditinjau dari aspek inteligensinya, karakteristik anak lamban belajar meliputi:  1  mengalami  kesulitan  hampir  pada  semua  mata  pelajaran
yang  berhubungan  dengan  hafalan  dan  pemahaman;  2  mengalami
22 kesulitan  dalam  memahami  hal-hal  abstrak;  dan  3  mempunyai  hasil
belajar yang lebih rendah dibandingkan teman-teman sekelasnya Nani Triani dan Amir, 2013: 10-11.
b. Bahasa atau Komunikasi
Karakteristik  bahasa  atau  komunikasi  anak  lamban  belajar  adalah adanya  masalah  komunikasi,  baik  dalam  menyampaikan  ide  atau
gagasan  bahasa  ekspresif  maupun  memahami  penjelasan  orang  lain bahasa reseptif. Oleh karena itu, bahasa yang sederhana, singkat, dan
jelas  sebaiknya  digunakan  dalam  komunikasi  dengan  anak  lamban belajar Nani Triani dan Amir, 2013: 11.
c. Emosi
Karakteristik  emosi  anak  lamban  belajar  adalah  memiliki  emosi yang  kurang  stabil.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  anak  lamban  belajar
yang  cepat  marah,  sensitif,  dan  mudah  menyerah  ketika  mengalami tekanan atau melakukan kesalahan Nani Triani dan Amir, 2013: 11.
d. Sosial
Karakteristik anak lamban belajar ditinjau dari aspek sosial  adalah biasanya kurang baik  dalam bersosialisasi.  Anak lamban belajar lebih
sering menarik diri saat bermain. Selain itu, anak lamban belajar lebih senang  bermain  dengan  anak-anak  yang  berusia  di  bawahnya.  Anak
merasa  lebih  aman  karena  saat  berkomunikasi  dapat  menggunakan bahasa yang sederhana Nani Triani dan Amir, 2013: 12.
23 e.
Moral Seperti  pada  umumnya,  moral  anak  lamban  belajar  berkembang
seiring  kematangan  kognitif.  Karakteristik  moral  anak  lamban  belajar adalah mengetahui aturan yang berlaku, tetapi tidak memahami aturan
tersebut.  Terkadang  anak  lamban  belajar  melanggar  aturan  karena kemampuan memori mereka yang terbatas, sehingga sering lupa. Oleh
karena  itu,  sebaiknya  anak  lamban  belajar  sering  diingatkan  Nani Triani, 2013: 12.
Dengan  demikian,  anak  lamban  belajar  mempunyai  karakteristik inteligensi, bahasa atau komunikasi, emosi, sosial, dan moral yang berbeda
dari  anak  normal.  Namun,  anak  lamban  belajar  mempunyai  karakteristik fisik  yang  sama  seperti  anak  normal.  Lowenstein  Malik,  Rehman,  dan
Hanif, 2012: 136 mengemukakan bahwa secara fisik anak lamban belajar mempunyai  penampilan  yang  sama  seperti  anak  normal,  sehingga
karakteristik  anak  lamban  belajar  baru  akan  tampak  dalam  proses pembelajaran,  terutama  ketika  menghadapi  tugas-tugas  yang  menuntut
konsep abstrak, simbol-simbol, dan keterampilan konseptual. Seperti  yang  telah  disebutkan  sebelumnya,  karakteristik  anak  lamban
belajar  akan  terlihat  dalam  proses  pembelajaran.  Steven  R.  Shaw  2010: 15  mengidentifikasi  beberapa  karakteristik  anak  lamban  belajar  yang
dapat diidentifikasi dalam proses pembelajaran, di antaranya: a
anak  memiliki  kecerdasan  dan  prestasi  akademik  yang  rendah,  tetapi berbeda dari anak dengan masalah kognisi atau berkesulitan belajar;
24 b
anak  dapat  menunjukkan  prestasi  yang  lebih  tinggi  ketika  informasi disampaikan  dalam  bentuk  konkret,  tetapi  akan  mengalami  kesulitan
mempelajari konsep dan pelajaran yang bersifat abstrak; c
anak  mengalami  kesulitan  dalam  transfer  dan  generalisasi keterampilan, ilmu, dan strategi;
d anak mengalami kesulitan kognitif dalam mengorganisasir materi baru
dan mengasimilasi informasi baru ke dalam informasi sebelumnya; e
anak  mengalami  kesulitan  dalam  tujuan  jangka  panjang  dan manajemen waktu;
f anak  membutuhkan  tambahan  waktu  untuk  belajar  dan  mengerjakan
tugas,  serta  latihan  tambahan  untuk  mengembangkan  keterampilan akademik yang setingkat dengan teman sebayanya;
g motivasi belajar siswa hampir selalu berkurang;
h siswa  mempunyai  konsep  diri  yang  rendah  dan  dapat  menyebabkan
permasalahan emosi dan tingkah laku; dan i
siswa berisiko tinggi drop out. Senada  dengan  pendapat  tersebut,  Munawir  Yusuf  2005:  111
mengidentifikasi  beberapa  gejala  atau  karakteristik  anak  lamban  belajar, meliputi:  a  rata-rata  prestasi  belajar  rendah,  biasanya  kurang  dari  enam;
b  sering  terlambat  dalam  menyelesaikan  tugas-tugas  akademik,  jika dibandingkan  teman  sekelasnya;  c  daya  tangkap  terhadap  pelajaran
lambat; dan d pernah tinggal kelas.
25 Secara  lebih  rinci,  Oemar  Hamalik  2008:  184  menguraikan
karakteristik  anak  lamban  belajar  yang  berimplikasi  terhadap  proses pembelajaran, meliputi:
a anak belajar dalam unit-unit yang lebih singkat;
b anak  membutuhkan  pemeriksaan  kemajuan  yang  lebih  intensif  dan
membutuhkan banyak perbaikan; c
anak mempunyai perbendaharaan bahasa yang lebih terbatas; d
anak  memerlukan  banyak  kosa  kata  baru  untuk  lebih  memperjelas pengertian;
e anak tidak melihat adanya kesimpulan atau pengertian sesudahnya;
f anak kurang memiliki kemampuan kreatif dan merencanakan;
g anak lebih lambat memperoleh keterampilan mekanis dan metodis;
h anak  lebih  mudah  mengerjakan  tugas-tugas  rutin,  tetapi  mengalami
kesulitan dalam membaca dan melakukan abstraksi; i
anak  cepat  dalam  mengambil  kesimpulan,  tetapi  kurang  kritis  dan mudah puas dengan jawaban yang dangkal;
j anak kurang senang dengan kemajuan orang lain;
k anak  mempunyai  pengalaman  yang  tidak  menyenangkan  saat  masuk
sekolah,  sehingga  anak  menjadi  mudah  marah,  kurang  percaya  diri, dan lebih berminat pada kehidupan di luar sekolah;
l anak mudah terpengaruh oleh saran-saran orang lain;
m kesulitan belajar anak bertumpuk-tumpuk;
n anak mempunyai ruang minat yang sempit;
26 o
anak cenderung pada kegiatan over konvensasi; p
anak mempunyai waktu yang lamban; q
anak kurang mampu dalam melihat hasil akhir perbuatannya; r
anak tidak dapat melihat unsur-unsur yang bersamaan dalam beberapa situasi yang berbeda;
s anak mempunyai daerah perhatian yang terbatas; dan
t anak secara khusus membutuhkan bukti atas kemajuannya.
Dalam  penelitian  ini,  karakteristik  anak  lamban  belajar  difokuskan pada:  a  tidak  berhasil  mengatasi  situasi  belajar  dan  berpikir  abstrak;  b
mengalami  kesulitan  dalam  operasi  berpikir  kompleks;  c  proses pengembangan konsep atau generalisasi ide yang mendasari tugas sekolah,
khususnya  untuk  bahasa  dan  matematika,  rendah;  d  tidak  dapat menggunakan  dengan  baik  strategi  kognitif  yang  penting  untuk  proses
retensi;  e  memori  atau  daya  ingat  rendah;  f  jangkauan  perhatian  anak lamban  belajar  relatif  pendek  dan  daya  konsentrasinya  rendah;  g  tidak
mampu  berekspresi  atau  mengungkapkan  ide;  h  mengalami  kesulitan hampir pada semua mata pelajaran yang berhubungan dengan hafalan dan
pemahaman;  i  mempunyai  hasil  belajar  yang  lebih  rendah  dibandingkan teman-teman  sekelasnya;  j  memiliki  emosi  yang  kurang  stabil;  k
biasanya  kurang  baik  dalam  bersosialisasi;  l  mengetahui  aturan  yang berlaku, tetapi tidak memahami aturan tersebut; m sering terlambat dalam
menyelesaikan  tugas  akademik  dan  nonakademik,  jika  dibandingkan teman  sekelasnya;  n  pernah  tinggal  kelas;  o  anak  membutuhkan
27 pemeriksaan kemajuan, perbaikan, dan penghargaan yang lebih intensif; p
kosa  kata  lebih  terbatas;  q  mempunyai  ruang  minat  yang  sempit;  dan  r mempunyai kepercayaan diri yang rendah.
4. Masalah yang Dihadapi Anak Lamban Belajar