Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

64 dalam melakukan kegiatan belajar di luar jam pelajaran sekolah. Diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya sebelum mengikuti pelajaran di sekolah dan dapat mencari informasi dari berbagai media atau sumber belajar tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya Sri Anitah W., dkk., 2010: 4.39. Dengan mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, guru dapat membantu anak lamban belajar dalam merencanakan kegiatan belajar di rumah karena salah satu karakteristik anak lamban belajar menurut Oemar Hamalik 2008: 184 adalah anak lamban belajar kurang mempunyai kemampuan kreatif dan merencanakan. Kegiatan lanjutan untuk anak lamban belajar dalam penelitian ini difokuskan pada upaya guru kelas dalam: 1 memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan anak lamban belajar di rumah; 2 membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai anak lamban belajar; 3 membaca materi pelajaran tertentu; 4 memberikan motivasi; dan 5 mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini diperlukan untuk pengajuan paradigma penelitian. Berikut ini adalah bagan kerangka pikir dalam penelitian ini. 65 Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Anak lamban belajar atau slow learners adalah anak yang mengalami keterlambatan perkembangan mental, serta memiliki keterbatasan kemampuan belajar dan penyesuaian diri karena mempunyai IQ sedikit di bawah normal, yaitu antara 70 sampai 89, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan nonakademik. Anak lamban belajar mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu dan menghadapi beberapa masalah belajar yang berbeda dari siswa normal lainnya. Komponen strategi pembelajaran anak lamban belajar slow learners 1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan 2. Penyampaian informasi 3. Partisipasi siswa 4. Penilaian pembelajaran 5. Kegiatan lanjutan Anak lamban belajar slow learners Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran Strategi pembelajaran anak lamban belajar slow learners Karakteristik anak lamban belajar slow learners Masalah belajar anak lamban belajar slow learners 66 Anak lamban belajar mempunyai beberapa karakteristik, di antaranya: 1 tidak berhasil mengatasi situasi belajar dan berpikir abstrak; 2 mengalami kesulitan dalam operasi berpikir kompleks; 3 proses pengembangan konsep atau generalisasi ide yang mendasari tugas sekolah, khususnya bahasa dan matematika, rendah; 4 tidak dapat menggunakan dengan baik strategi kognitif yang penting untuk proses retensi; 5 memori atau daya ingat rendah; 6 jangkauan perhatian anak lamban belajar relatif pendek dan daya konsentrasinya rendah; 7 tidak mampu berekspresi atau mengungkapkan ide; 8 mengalami kesulitan hampir pada semua mata pelajaran yang berhubungan dengan hafalan dan pemahaman; 9 mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan teman-teman sekelasnya; 10 memiliki emosi yang kurang stabil; 11 biasanya kurang baik dalam bersosialisasi; 12 mengetahui aturan yang berlaku, tetapi tidak memahami aturan tersebut; 13 sering terlambat dalam menyelesaikan tugas akademik dan nonakademik, jika dibandingkan teman sekelasnya; 14 pernah tinggal kelas; 15 anak membutuhkan pemeriksaan kemajuan, perbaikan, dan penghargaan yang lebih intensif; 16 kosa kata lebih terbatas; 17 mempunyai ruang minat yang sempit; dan 18 mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Selain karakterik tersebut, anak lamban belajar harus menghadapi masalah belajar. Masalah belajar tersebut meliputi: 1 memiliki prestasi rendah, terutama untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia; 2 mempunyai daya ingat rendah; 3 kurang memperhatikan; 4 mempunyai kecepatan belajar yang lebih lambat dibandingkan teman sekelasnya; 5 67 membutuhkan rangsangan yang lebih banyak untuk mengerjakan tugas sederhana; dan 6 mengalami masalah adaptasi di kelas. Anak lamban belajar hampir dapat ditemukan di setiap sekolah inklusi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak lamban belajar sebaiknya mendapatkan layanan pembelajaran di sekolah inklusi bersama teman-teman sebayanya. Pembelajaran di sekolah inklusi dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan anak lamban belajar. Penempatan anak lamban belajar di sekolah inklusi membutuhkan perencanaan, fasilitas, dan dukungan orang tua, guru, dan teman sekelas. Hal ini berkaitan dengan strategi pembelajaran anak lamban belajar yang melibatkan banyak komponen dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran anak lamban belajar adalah cara yang paling utama dan efektif untuk membantu anak lamban belajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga menjadi pegangan guru dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran anak lamban belajar. Strategi pembelajaran anak lamban belajar juga dirancang dan dilaksanakan untuk membantu anak lamban belajar dalam mengatasi masalah belajarnya, sehingga diharapkan anak lamban belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Karakteristik dan masalah belajar anak lamban belajar yang diuraikan sebelumnya menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran anak lamban belajar. Ada banyak pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran anak lamban belajar, meliputi: 1 tujuan 68 pembelajaran; 2 materi pembelajaran; 3 karakteristik dan kebutuhan anak lamban belajar; 4 kemampuan profesional guru; 5 alokasi waktu; 6 tersedianya media dan alat peraga; 7 lingkungan kelas dan sekolah atau lembaga pendidikan; dan 8 pertimbangan lain terkait strategi pembelajaran. Dalam pembelajaran untuk anak lamban belajar, guru kelas di SD Negeri Giwangan harus menghadapi masalah yang berhubungan erat dengan strategi pembelajaran anak lamban belajar yang dipilih, dirancang, dan diterapkan. Beberapa permasalahan tersebut meliputi: 1 pembelajaran anak lamban belajarbelum menggunakan Program Pembelajaran Individual PPI; 2 tidak setiap anak lamban belajar didampingi satu Guru Pembimbing Khusus GPK dalam penerapan strategi pembelajaran anak lamban belajar di kelas reguler; 3 pembelajaran dalam bentuk team teaching untuk anak lamban belajar belum dilaksanakan di kelas V A dan kelas V B, sehingga dalam perencanaan dan penerapan strategi pembelajaran guru kelas tidak bekerja sama dengan Guru Pembimbing Khusus GPK; dan 4 penerapan strategi pembelajaran belum dapat mengoptimalkan prestasi belajar anak lamban belajar. Permasalahan tersebut menuntut guru kelas untuk memilih, merancang, dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk anak lamban belajar, sehingga anak lamban belajar dapat mengembangkan potensinya seoptimal mungkin, sama seperti siswa normal lainnya. Strategi pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri Giwangan dapat ditunjukkan melalui lima komponen strategi pembelajaran, meliputi: 1 kegiatan pembelajaran 69 pendahuluan; 2 penyampaian informasi; 3 partisipasi siswa; 4 penilaian pembelajaran; dan 5 kegiatan lanjutan.

E. Pertanyaan Penelitian