238
Lampiran 5. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN A.
Catatan Lapangan I
Hari, Tanggal : Senin, 5 Mei 2014
Waktu : pukul 06.55
– 10.15 WIB Tempat
: ruang guru, halaman sekolah, ruang kelas III B, V A, dan V B, perpustakaan, dan ruang baca SD Negeri Giwangan
Kegiatan : wawancara dan dokumentasi
Deskripsi :
Peneliti mengikuti upacara bendera di halaman SD Negeri Giwangan. Peneliti menanayakan pada GPK2 apakah satu anak lamban belajar di SD negeri Giwangan
didampingi satu GPK. GPK2 mengemukakan bahwa keberadaan GPK untuk anak lamban belajar tergantung kondisi anak yang bersangkutan, apakah memang memerlukan
pendampingan khusus atau tidak. Sekolah sendiri menyediakan GPK sekolah. Upacara bendera selesai, peneliti melakukan wawancara dengan GK2 guru kelas V A
karena siswa kelas V A sedang mengikuti pelajaran Penjasorkes. Setelah wawancara, peneliti melakukan dokumentasi di ruang perpustakaan, ruang baca, ruang kelas III B, V A,
dan V B. Dokumentasi dilakukan terhadap lingkungan kelas, media belajar, dan sumber belajar. Di ruang baca terdapat televisi, CD player, CD interaktif, dakon, bagan dan gambar
sistem organ pada manusia, dan lain sebagainya. Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri Giwangan KS.
Kelas III B baru saja melaksanakan ulangan Bahasa Indonesia dan akan mengikuti les Matematika. Soal ulangan anak lamban belajar AP sama dengan siswa lainnya, yaitu 10 soal
isian singkat. Dalam mengerjakan soal ulangan anak lamban belajar AP dibimbing GPK1. Pada les Matematika, anak lamban belajar AP dan siswa lainnya mengerjakan soal ulangan
tahun lalu.
B. Catatan Lapangan II
Hari, Tanggal : Selasa, 6 Mei 2014
Waktu : pukul 06.55
– 11.15 WIB Tempat
: ruang kelas V A SD Negeri Giwangan Kegiatan
: observasi, wawancara, dan dokumentasi Deskripsi
: GK2 memberikan RPP reguler kelas VA semester 1 dan 2 pada peneliti. RPP anak lamban
belajar mengikuti RPP reguler. Ruang kelas didesain dengan siswa duduk melingkar dalam kelompok-kelompok kecil. ABK yang ada di kelas V A adalah AN dan SD anak lamban
belajar, siswi A low vision, dan siswi M anak tunadaksa. Anak lamban belajar SD berada satu kelompok dengan siswi M anak tunadaksa yang mengikuti OSN.
Sebelum observasi, GPK2 menunjukkan anak lamban belajar di kelas V A, yaitu SD dan AN. GPK2 menyampaikan pada peneliti bahwa SD masih kekanak-kanakan, mempunyai
motivasi belajar yang rendah, sehingga perlu ditegur agar mau belajar di kelas. Sedangkan AN, meskipun pendiam, AN mempunyai motivasi belajar yang tinggi, rajin, dan kalau ada
materi yang belum jelas mau bertanya. Dari dulu, AN dilatih berani bertanya. Peneliti melakukan observasi terhadap strategi pembelajaran anak lamban belajar di kelas
V A pada mata pelajaran Matematika, IPS, dan PKn. Pada pelajaran Matematika, GK2 dan siswa membahas PR Matematika. GK2 mengingatkan SD dan AN untuk menukarkan PRnya
dengan teman di sebelahnya. SD selama mengikuti pembelajaran sering usil. AN cenderung pendiam, tetapi mau memperhatikan penjelasan dan mau mengerjakan setiap tugas yang
diberikan. Pada saat pembahasan soal cara mencari luas sisi kubus, GK2 menuliskan di papan tulis dan menjelaskan setahap demi setahap. Pada saat jam istirahat, peneliti melakukan
wawancara dengan GPK2. GPK2 juga menunjukkan hasil pemeriksaan psikologis anak lamban belajar di kelas VA.
239
Pada pelajaran IPS, GK2 melanjutkan materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. GK2 tidak menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dalam bentuk bagan di
papan tulis. GK2 duduk di kursi guru dan menjelaskan secara lisan dengan disertai tanya jawab dengan siswa secara klasikal. SD tidak memperhatikan penjelasan GK2 dan tidak
membuka buku. Selanjutnya, siswa mendapat tugas mengerjakan soal LKS secara mandiri. Saat GK2 keluar kelas, SD beberapa kali bermain-main, tetapi juga tetap mau mengerjakan.
AN membaca buku, jarang membuat gaduh, sesekali bercanda dengan teman di sebelahnya. Karena siswa belum selesai mengerjakan tugas IPS, tugas dilanjutkan di rumah sebagai PR.
Tugas IPS yang dikerjakan anak lamban belajar di kelas, sama dengan siswa lainnya. Pada pelajaran PKn, GK2 menyampaikan secara lisan dan klasikal bahwa akan
menambahkan materi yang tidak ada di buku pegangan siswa, yaitu “Prinsip dan Ciri Musyawarah Mufakat”. GK2 menyampaikan ciri-ciri dan prinsip musyawarah mufakat
dengan masing-masing contohnya yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa secara lisan dan klasikal. GK2 menjelaskan pengertian kosakata baru dengan kata-kata yang lebih
sederhana dan dapat dipahami semua siswa secara lisan dan klasikal. Seperti kata minoritas, GK2 me
njelaskan, “Minoritas adalah golongan yang pendapatnya tidak dipakai.” Pada pelajaran PKn, SD harus ditegur GK2 dan GPK2 untuk mau menulis. AN mau mengikuti
instruksi GK2 untuk menulis di buku catatan.
C. Catatan Lapangan III