Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Komponen Strategi Pembelajaran Anak Lamban Belajar

38 informasi; 3 partisipasi siswa; 4 penilaian pembelajaran; dan 5 kegiatan lanjutan. Berikut adalah uraian lebih lanjut tentang komponen strategi pembelajaran anak lamban belajar tersebut.

a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Pada kegiatan pembelajaran pendahuluan, guru diharapkan dapat menarik minat siswa terhadap materi pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2011: 21. Suyanto dan Asep Jihad 2013: 83-84 menambahkan, kegiatan pembelajaran pendahuluan juga bertujuan memberikan perasaaan positif siswa terhadap pengalaman belajar yang akan diberikan dan menempatkan siswa dalam kondisi optimal untuk belajar. Minat belajar, motivasi belajar, dan perasaaan positif terhadap pengalaman belajar yang ditanamkan guru pada siswa juga sangat penting untuk mendukung pembelajaran untuk anak lamban belajar. Nani Triani dan Amir 2013: 27-28 mengemukakan bahwa salah satu cara untuk memulai pembelajaran pada anak lamban belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal adalah meyakinkan bahwa anak akan berhasil mempelajarinya atau memberikan motivasi belajar. Kegiatan pembelajaran pendahuluan untuk anak lamban belajar ditempuh dalam beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut. 1 Pemberian Apersepsi Nani Triani dan Amir 2013: 27 mengemukakan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, salah satu hal yang 39 perlu diperhatikan guru untuk memulai pembelajaran pada anak lamban belajar adalah selalu medahului pembelajaran dengan apersepsi atau mengaitkan dengan konsep yang sudah dipahami anak sebelumnya. Guru perlu memulai dari hal-hal yang diminati anak, kemudian dibawa secara perlahan pada materi yang akan dipelajari. Hal ini didukung oleh Bill Hopkins 2008: 3-4 yang menyatakan seorang guru perlu merencanakan pertanyaan informal yang akan membantu anak lamban belajar mengingat pengetahuan dasar yang diperlukan apersepsi pada kegiatan pembelajaran pendahuluan. Melalui apersepsi, guru dapat menunjukkan pada siswa eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Pemberian apersepsi dapat menanamkan rasa mampu dan percaya diri pada siswa, sehingga siswa dapat tehindar dari rasa cemas atau takut akan mengalami kesulitan atau kegagalan dalam mempelajari materi pelajaran baru Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2011: 21-22. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru untuk memberikan apersepsi. Suyanto dan Asep Jihad 2013: 116 menjelasakan dua langkah yang dapat dilakukan guru dalam memberikan apersepsi, yaitu: a menanyakan pada siswa tentang hal-hal yang dialami dalam kehidupan sehari-hari untuk menstimulasi memori siswa; dan 40 b meminta siswa bertanya untuk merangsang keingintahuan siswa dan mendorong siswa untuk memahami hubungan antara pengalaman sehari-hari dan materi yang akan dipelajari. 2 Penjelasan Tujuan Pembelajaran Khusus TPK M. Atwi Suparman 2012: 247 menjelaskan bahwa seorang guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran khusus TPK kepada siswanya karena dengan mengetahui tujuan pembelajaran tersebut motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran akan meningkat. Hal ini didukung oleh pendapat Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad 2011: 21-22 yang mengemukakan bahwa salah satu teknik yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran pendahuluan adalah menjelaskan TPK yang diharapkan dicapai siswa di akhir kegiatan pembelajaran. Dalam menyampaikan TPK, sebaiknya guru menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dipahami siswa. Penjelasan TPK dapat menggunakan ilustrasi peristiwa yang sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, bagi siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai rumusan TPK. Apabila dikaitkan dengan dua karakteristik anak lamban belajar yang dikemukakan oleh Steven R. Shaw 2010: 15, anak lamban belajar mengalami kesulitan dalam tujuan jangka panjang dan manajemen waktu, serta mempunyai motivasi belajar yang rendah, penjelasan tujuan pembelajaran khusus dengan jelas akan 41 membantu anak lamban belajar untuk mengetahui tujuan belajarnya dan meningkatkan motivasi belajarnya. 3 Pengecekan Keterampilan Prasyarat Bill Hopkins 2008: 3-4 mengemukakan bahwa salah satu hal yang perlu direncanakan guru dalam kegiatan pembelajaran pendahuluan untuk anak lamban belajar adalah pengecekan berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Pengecekan keterampilan prasyarat oleh Sri Anitah W., dkk. 2010: 4.8-4.9 disebut dengan pelaksanaan tes awal. Tes awal dilaksanakan sebelum mempelajari materi baru. Tes awal dilaksanakan guru untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi yang akan dipelajari sudah dikuasai siswa, sehingga guru dapat menentukan dari mana pembahasan materi baru dimulai. Tes awal dapat dilaksanakan secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif untuk mewakili seluruh siswa. 4 Menuliskan Pokok-Pokok Materi dalam Bentuk Bagan Bill Hopkins 2008: 3-4 mengemukakan bahwa salah satu hal yang perlu direncanakan guru dalam kegiatan pembelajaran pendahuluan untuk anak lamban belajar adalah menuliskan pokok- pokok materi yang akan disampaikan dalam bentuk bagan atau di papan tulis. Materi yang disampaikan dalam bentuk diagram atau bagan membuat anak lamban belajar dapat menggunakan belahan otak kiri bahasa dan belahan otak kanan diagram atau bagan. 42 Hal ini juga sejalan dengan pendapat Nani Triani dan Amir 2013: 32 yang mengemukakan bahwa salah satu alat bantu bagi anak lamban belajar adalah pembuatan skema atau bagan, sehingga konsep yang akan diajarkan lebih tervisualisasikan. 5 Pengulangan Materi pada Pertemuan Sebelumnya Strategi pembelajaran anak lamban belajar sebaiknya dimulai dengan mengulangi materi pertemuan sebelumnya untuk dikaitkan dengan materi pelajaran yang akan diberikan Nani Triani dan Amir, 2013: 28. Dalam hal ini, Sri Anitah W., dkk. 2010: 4.8 mengemukakan bahwa dengan menunjukkan hubungan antara materi yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi dan siswa dapat melihat bahwa materi yang dipelajarinya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan. Kegiatan pembelajaran pendahuluan untuk anak lamban belajar dalam penelitian ini meliputi: 1 pemberian apersepsi; 2 penjelasan tujuan pembelajaran khusus; 3 pengecekan keterampilan prasyarat; 4 menuliskan pokok-pokok materi yang akan disampaikan dalam bentuk bagan; dan 5 pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya untuk mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

b. Penyampaian Informasi