Identifikasi Masalah Fokus Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Istilah

10

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran anak lamban belajarbelum menggunakan Program Pembelajaran Individual PPI. 2. Tidak setiap anak lamban belajar didampingi satu Guru Pembimbing Khusus GPK dalam penerapan strategi pembelajaran anak lamban belajar di kelas reguler. 3. Pembelajaran dalam bentuk team teaching untuk anak lamban belajar belum dilaksanakan di kelas V A dan kelas V B, sehingga dalam perencanaan dan penerapan strategi pembelajaran guru kelas tidak bekerja sama dengan Guru Pembimbing Khusus GPK. 4. Penerapan strategi pembelajaran belum dapat mengoptimalkan prestasi belajar anak lamban belajar.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian difokuskan pada strategi pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri Giwangan belum dapat mengoptimalkan prestasi belajar anak lamban belajar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana strategi pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri Giwangan? 11

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan strategi pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri Giwangan, ditinjau dari lima komponen strategi pembelajaran, meliputi: 1 kegiatan pembelajaran pendahuluan; 2 penyampaian informasi; 3 partisipasi siswa; 4 penilaian pembelajaran; dan 5 kegiatan lanjutan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan. Manfaat teoretis penelitian ini meliputi: a memberikan masukan untuk guru kelas terkait strategi pembelajaran anak lamban belajar di sekolah inklusi; dan b memberikan sumbangan teoretis dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan mempunyai nilai praktis untuk guru dan calon guru Sekolah Dasar SD, siswa, orang tua siswa, sekolah, universitas, peneliti, dan masyarakat. Manfaat praktis hasil penelitian ini meliputi: a bagi guru dan calon guru SD, hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang strategi pembelajaran yang efektif untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi; 12 b bagi siswa, hasil penelitian dapat mendukung pembelajaran efektif untuk semua siswa, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus, terutama anak lamban belajar, di sekolah inklusi; c bagi orang tua siswa, hasil penelitian dapat memberikan informasi untuk mendukung pembelajaran anaknya di sekolah maupun di rumah; d bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang strategi pembelajaran yang efektif untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi; e bagi universitas, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi; f bagi peneliti, hasil penelitian dapat menunjukkan strategi pembelajaran anak lamban belajar yang dirancang dan diterapkan guru kelas, di samping sebagai wujud pengabdian dalam dunia pendidikan; dan g bagi masyarakat, hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang lingkungan masyarakat yang dapat mendukung pendidikan inklusif di sekolah inklusi terkait, sehingga dapat mendukung terwujudnya masyarakat inklusif.

G. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Strategi pembelajaran adalah cara yang paling utama dan efektif untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu, sehingga menjadi pegangan guru dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 13 pembelajaran, yang terdiri dari lima komponen, meliputi: a kegiatan pembelajaran pendahuluan; b penyampaian informasi; c partisipasi siswa; d penilaian pembelajaran; dan e kegiatan lanjutan. 2. Anak lamban belajar slow learners adalah anak yang mengalami keterlambatan perkembangan mental, serta keterbatasan kemampuan belajar dan penyesuaian diri karena mempunyai IQ sedikit di bawah normal, yaitu antara 70 sampai 89, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan nonakademik. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Anak Lamban Belajar Slow Learners

Anak lamban belajar atau slow learners hampir dapat ditemukan di setiap sekolah inklusi. Anak lamban belajar mempunyai penampilan fisik yang sama seperti anak normal. Namun, anak lamban belajar mempunyai kemampuan intelektual yang sedikit berbeda dari anak normal karena perkembangan fungsi kognitifnya lebih lambat dari anak normal seusinya. Anak lamban belajar memerlukan layanan pendidikan khusus sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangannya untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya secara optimal.

1. Pengertian Anak Lamban Belajar

Anak lamban belajar dikenal dengan istilah slow learners, backward, dull, atau borderline. Anak lamban belajar berbeda dari anak yang mengalami retardasi mental, under achiever, ataupun anak berkesulitan belajar learning disabled. Beberapa ahli mengidentifikasi anak lamban belajar berdasarkan tingkat kecerdasan atau hasil tes IQ. Cooter, Cooter Jr., dan Wiley Nani Triani dan Amir, 2013: 3 menjelaskan bahwa anak lamban belajar adalah anak yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata anak normal pada salah satu atau seluruh area akademik dan mempunyai skor tes IQ antara 70 sampai 90.