Membaca Materi Pelajaran Tertentu Memberikan Motivasi

122 pengulangan untuk materi yang belum dipahami anak lamban belajar karena keterbatasan alokasi waktu. Alokasi waktu di ketiga kelas banyak dimanfaatkan untuk latihan-latihan soal. Selain itu, pada jam pelajaran tambahan atau les, aktivitas guru dan siswa adalah mengerjakan soal latihan, kemudian membahas soal latihan tersebut.

c. Membaca Materi Pelajaran Tertentu

Selama penelitian berlangsung, ketiga guru kelas belum teramati memberikan tugas siswa, khususnya anak lamban belajar, untuk membaca buku sumber pelajaran yang lain yang juga membahas topik atau materi yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pertimbangan ketiga guru kelas terkait anak lamban belajar di kelas masing-masing yang mengalami kesulitan dalam pemahaman dan membaca.

d. Memberikan Motivasi

Berikut ini adalah uraian lebih lanjut tentang upaya ketiga guru kelas dalam memberikan motivasi untuk anak lamban belajar berupa umpan balik dan bimbingan. 1 Umpan Balik Hasil penelitian menunjukkan bahwa umpan balik yang diberikan ketiga guru kelas untuk anak lamban belajar adalah dengan menampilkan hasil pekerjaan anak lamban belajar yang baik dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 123 GK1 menampilkan hasil pekerjaan anak lamban belajar yang baik dengan memuji secara lisan, menunjukkan pada siswa lainnya hasil pekerjaan anak lamban belajar saat pelajaran, dan memajang hasil pekerjaan individu di papan tulis dan semua hasil kerja kelompok di papan tulis dan di dinding kelas. GK2 menampilkan hasil pekerjaan anak lamban belajar yang baik dengan menunjukkan hasil pekerjaan anak lamban belajar di depan kelas dengan memberikan pujian dan memajang semua hasil kerja kelompok siswa di dinding kelas. GK3 menampilkan hasil pekerjaan anak lamban belajar yang baik dengan memajang hasil karya siswa di dinding koridor sekolah, dan menampilkan hasil pekerjaan siswa di depan kelas, misalnya pada saat siswa diminta membacakan hasil puisinya di depan kelas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketiga guru kelas mengajari anak lamban belajar cara merefleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa. GK1 mengajari anak lamban belajar dan siswa lain cara merefleksi kemajuan belajar dengan bertanya dan mengecek dengan tes apa kemajuan belajar yang dicapai sesuai harapan. GK2 mengajari siswa cara merefleksi kemajuan belajar secara klasikal karena guru sudah hafal setiap individu siswa. Selain itu, GK2 juga mengajari siswa, termasuk anak lamban belajar, untuk merefleksi hasil belajarnya dengan menugaskan masing-masing kelompok mengomentari hasil pekerjaan kelompok 124 lain di kartu komentar yang diberikan GK2 setelah semua kelompok memajang hasil kerja kelompoknya di dinding kelas. GK3 mengajari anak lamban belajar cara merefleksi kemajuan belajar melalui tanya jawab secara lisan. Untuk hasil kerja kelompok, GK3 juga menginstruksikan masing-masing kelompok membuat salinan di kertas tersendiri untuk dinilai GK3. 2 Bimbingan Ketiga guru kelas memberikan bimbingan sebagai kegiatan lanjutan untuk anak lamban belajar agar dapat mengerjakan tugas secara optimal. Ketiga guru kelas membahas hasil tugas individu dan tugas kelompok siswa. Apabila ada jawaban siswa yang kurang tepat atau bervariasi, ketiga guru kelas meluruskan, membantu memperbaiki, dan membahas kembali materi dalam soal tersebut. Selain itu, ketiga guru kelas juga memberi kesempatan siswa bertanya, meskipun anak lamban belajar pada umumnya tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada guru kelas. Berikut adalah uraian lebih lanjut tentang bimbingan yang diberikan masing-masing guru kelas untuk anak lamban belajar. GK1 mendekati anak lamban belajar AP, menjalin komunikasi melalui kontak mata dengan anak lamban belajar AP, dan meminta anak lamban belajar AP mengecek lagi jawabannya, “Coba dicek lagi”. Kemudian, GK1 membantu anak lamban belajar AP untuk memperbaiki dan menemukan jawaban yang tepat dengan 125 membahas satu persatu pilihan pada soal bersama siswa lainnya. Pada saat jawaban anak lamban belajar kurang tepat, GK2 juga membantu untuk memperbaiki. Untuk PR, masing-masing siswa, termasuk anak lamban belajar menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, kemudian dicek oleh GK2. Pada saat observasi dilaksanakan, jawaban PR anak lamban belajar SD kurang tepat, sehingga GK2 secara lisan menginstruksikan anak lamban belajar SD untuk mengerjakan kembali di papan tulis secara mandiri. Karena jawaban kedua anak lamban belajar SD masih belum tepat, GK2 menunjukkan jawaban yang tepat dengan menuliskan di papan tulis jawaban yang tepat. Selain upaya bimbingan tersebut, GK2 membuat perjanjian yang berisi sanksi untuk siswa yang tidak membawa PR dan membuat gaduh di kelas. Sanksi untuk siswa yang tidak membawa PR adalah didenda Rp 500,00 yang dimasukkan ke dalam kas kelas dan sanksi untuk siswa yang ramai adalah semua anggota kelompok siswa tersebut akan diolesi dengan lipstik oleh GK2. Karena anak lamban belajar SD tidak membawa PR PKn dan IPS dan membuat gaduh di kelas, anak lamban belajar SD diwajibkan membayar denda Rp 1.000,00 dan GK2 menginstruksikan siswa lain untuk mengolesi pipi anak lamban belajar SD dengan lipstik. GK3 juga memberikan bimbingan untuk anak lamban belajar pada saat anak lamban belajar EP dan IN menuliskan jawabannya di papan tulis. Karena 126 kedua anak lamban belajar mengalami kesulitan, GK3 memberikan bimbingan secara individual. GK3 dengan sabar dan perlahan membimbing setahap demi setahap, melakukan tanya jawab, dan memberikan pengulangan saat anak lamban belajar mengerjakan soal di papan tulis.

e. Mengemukakan Topik pada Pertemuan Selanjutnya