292
17. Apa bapakibu membantu guru kelas dalam memberikan
modifikasi pemberian soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar yang bapakibu
bimbing? 18.
Bagaimana bentuk penyesuaian tingkat kesulitan bahan dan penggunaan bahasa dalam butir soal ulangan, tes,
atau tugas lainnya dengan kemampuan dan kebutuhan anak lamban belajar yang bapakibu bimbing?
19. Apa guru kelas memberikan PR untuk anak lamban
belajar yang bapakibu bimbing? 20.
Bagaimana tingkat kesulitan PR yang harus dikerjakan anak lamban belajar yang bapakibu bimbing?
21. Bagaimana upaya yang bapakibu tempuh untuk
meningkatkan motivasi belajar anak lamban belajar yang bapakibu bimbing?
C. Subjek Wawancara : Anak Lamban Belajar Slow Leaners
No. Pertanyaan
Jawaban 1.
Apa sebelum menjelaskan pelajaran, bapakibu guru kamu memberitahu apa yang akan kamu pelajari?
2. Apa bapakibu guru kamu mengulangi materi yang telah
kamu pelajari pada pertemuan sebelumnya? 3.
Apa bapakibu guru kamu menggunakan seperti gambar, patung, atau video saat menjelaskan pelajaran?
4. Apa bapakibu guru mengulangi penjelasan materi yang
belum kamu pahami? 5.
Apa bapakibu guru memberikan kamu contoh cara mengerjakan soal di depan kelas?
6. Apa kamu mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas
atau soal-soal latihan di kelas? 7.
Kalau kamu belum menyelesaikan tugas atau soal latihan, apa bapakibu guru memberikan waktu tambahan?
8. Apa kamu sering belajar kelompok di kelas?
9. Apa bapakibu pernah meminta teman kamu membantu
kamu dalam belajar atau mengerjakan soal? 10.
Apa bapakibu guru membantu kamu mengerjakan atau memperbaiki tugas atau soal latihan?
11. Kalau kamu bisa mengerjakan soal di depan kelas, apa
bapakibu guru memuji kamu atau memberikan tepuk tangan?
12. Kalau kamu tidak bisa mengerjakan soal atau salah,
biasanya apa yang bapakibu guru lakukan? 13.
Apa kamu mendapat tambahan waktu saat mengerjakan soal ulangan atau tes?
14. Apa kamu sering merasa kesulitan saat mengerjakan soal
ulangan atau tes? 15.
Apa bapakibu guru kamu setiap hari memberikan PR? 16.
Apa kamu merasa kesulitan dalam mengerjakan PR?
293
D. Subjek Wawancara : Kepala Sekolah
No. Pertanyaan
Jawaban 1.
Apa setiap satu anak lamban belajar didampingi oleh GPK yang bekerja sama dengan guru kelas dalam proses
pembelajaran untuk anak lamban belajar? 2.
Bagimana kebijakan sekolah tentang bantuan yang diberikan guru kelas dan GPK untuk anak lamban belajar
selama mengerjakan latihan dan praktik di kelas? 3.
Bagaimana kebijakan sekolah tentang bantuan yang diberikan guru kelas dan GPK untuk anak lamban belajar
selama mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya di kelas?
294
Lampiran 9. Hasil Wawancara
HASIL WAWANCARA A.
Hasil Wawancara I Subjek Penelitian
: Guru Kelas V A GK2 Hari, Tanggal
: Senin, 5 Mei 2014 Waktu
: Pukul 07.50 – 08.20 WIB
Tempat : Ruang guru SD Negeri Giwangan
Peneliti : “Apa satu anak lamban belajar di kelas ibu didampingi satu GPK?”
GK2 : “Kalau GPK di kelas saya itu untuk yang low vision Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana cara ibu memberikan apersepsi untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Semua anak kita anggap sama Mbak. Jadi apersepsinya untuk seluruh anak.
Apersepsinya seperti aplikasi penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, manfaatnya apa-
apa.” Peneliti
: “Biasanya berupa tanya jawab atau bagaimana ya Bu?” GK2
: “Iya Mbak. Tanya jawab.” Peneliti
: “Apa Kriteria Ketuntasan Minimal KKM untuk anak lamban belajar di kelas ibu sama dengan siswa lainnya?”
GK2 : “Sama, tidak ada perbedaan KKM. Tapi, nilai KKM 75 anak lamban belajar
dengan 75 anak normal kualitasnya beda Mbak. Guru kelas punya tolak ukur sendiri.”
Peneliti : “Apa tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai anak lamban belajar di
kelas ibu sama dengan siswa lainnya?” GK2
: “Sama dengan siswa lainnya.” Peneliti
: “Bagaimana cara ibu menjelaskan tujuan pembelajaran khusus untuk anak
lamban belajar?” GK2
: “Kita sampaikan di awal pembelajaran Mbak. Misalnya, kenapa kita belajar ini? Lalu, bagaimana aplikasinya dalam kehidupan nyata.”
Peneliti : “Penyampaian tujuan pembelajaran secara lisan dan tertulis ya Bu?”
GK2 : “Biasanya secara lisan. Kalau tertulis ada di buku paket Mbak.”
Peneliti : “Apa keterampilan prasyarat yang harus dimiliki anak lamban belajar di
kelas ibu sebelum mengikuti pembelajaran sama seperti sisw a lainnya?”
GK2 : “Sama Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana cara ibu mengecek keterampilan prasyarat anak lamban belajar
sebelum menyampaikan materi pelajaran?” GK2
: “Ada soal pengenalan ringan. Satu atau dua soal.” Peneliti
: “Soal-soalnya diberikan setiap akan belajar materi baru nggeh Bu? Seperti pretest
?” GK2
: “Iya, setiap sebelum mempelajari materi baru.” Peneliti
: “Soalnya secara tertulis atau lisan ya Bu?” GK2
: “Bisa dua-duanya.” Peneliti
: “Apa ibu menuliskan pokok-pokok materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam bentuk bagan?”
GK2 : “Tidak.”
Peneliti : “Apa ibu mengulangi materi pada pertemuan sebelumnya untuk mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari anak lamban belajar?” GK2
: “Iya. Ada tanya jawab Mbak.” Peneliti
: “Apa ibu menyampaikan materi pelajaran secara urut mulai dari hal yang mudah ke sulit, dari sederhan ke kompleks, atau dari teori ke praktik?”
GK2 : “Iya. Tapi kita tidak menuntut banyak dari anak lamban belajar Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana ruang lingkup materi yang disampaikan untuk anak lamban
belajar di kelas ibu?”
295
GK2 : “Sama Mbak, tapi lebih ringan. Yang penting pengenalan konsep,
pemahaman konsep dasar. Kalau pemecahan masalah dan penalaran agak sulit Mbak.”
Peneliti : “Apa strategi penyampaian materi pelajaran yang ibu pilih berdasarkan jenis
materi pelajaran dan karakteristik, kebutuhan, dan kemampuan anak lamban belajar?”
GK2 : “Iya Mbak. Penyampaian materinya lebih ke penggunaan media yang nyata.”
Peneliti : “Apa dalam penerapan strategi penyampaian materi pelajaran merancang
metode pembelajaran khusus untuk anak lamban belajar?” GK2
: “Kita mengkuti metode secara umum dulu, baru kemudian pada proses pembelajarannya diberikan metode khusus untuk anak lamban belajar.”
Peneliti : “Bagaimana metode pembelajaran yang efektif diterapkan untuk anak
lamban belajar di kelas ibu?” GK2
: “Melalui praktik langsung Mbak.” Peneliti
: “Apa ibu menyampaikan pokok-pokok materi dan penjelasannya untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Iya. Target yang akan dicapai apa-apa saja.”
Peneliti : “Apa ibu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga atau media
dalam menjelaskan pokok- pokok materi untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Pakai Mbak.”
Peneliti : “Apa pemilihan media pembelajaran atau alat peraga disesuaikan dengan
karakteristik anak lamban b elajar?”
GK2 : “Disesuaikan.”
Peneliti : “Apa ibu menggunakan media seperti komputer atau animasi untuk anak
lamban belajar?” GK2
: “Biasanya iya. Dalam pembelajaran di kelas kita juga memakai media seperti itu, untuk memperkuat pemahaman anak. Pembelajaran interaktif seperti
Jogja Belajar, anak- anak kita bawa ke ruang baca.”
Peneliti : “Apa pemanfaatan media efektif untuk membantu anak lamban belajar?”
GK2 : “Sedikit efektif.”
Peneliti : “Bagaimana bahasa yang ibu gunakan untuk menjelaskan materi pelajaran
kepada anak lamban belajar?” GK2
: “Bahasanya sederhana Mbak. Kadang anak bingung maksudnya apa.” Peneliti
: “Apa ibu mengulangi materi yang telah disampaikan secara individual untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Iya. Anak lamban belajar kan butuh pengulangan-pengulangan dan harus
ada perlakuan khusus. Kalau anak lamban belajar kan kalau kita menanamkan satu konsep, konsep sebelumnya hilang.”
Peneliti : “Kalau untuk pengulangan secara klasikal dan kelompok Bu?”
GK2 : “Setiap materi ada pengulangan Mbak. Ada pengulangan klasikal, kelompok,
sama individual.” Peneliti
: “Apa ibu menekankan pemahaman konsep pada anak lamban belajar daripada hafalan?”
GK2 : “Iya Mbak. Soalnya hafalan tidak tahan lama.”
Peneliti : “Bagaimana ibu menekankan pemahaman konsep untuk anak lamban
belajar?” GK2
: “Penekanannya pada konsep dasarnya saja.” Peneliti
: “Apa ibu memberikan contoh dan noncontoh untuk anak lamban belajar?” GK2
: “Iya.” Peneliti
: “Bagaimana cara ibu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari an
ak?” GK2
: “Lebih ke lingkungan Mbak.” Peneliti
: “Apa ibu memberikan tugas atau soal-soal latihan setiap hari untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Ada.”
296
Peneliti : “Bagaimana tingkat kesulitan tugas atau soal-soal latihan yang harus
dikerjakan anak lamban b elajar di kelas ibu?”
GK2 : “Lebih ringan Mbak. Biasanya dibedakan, kalau untuk lamban belajar PRnya
saya suruh mengerjakan rom satu dua saja, kalau yang lain rom satu, dua, tiga.”
Peneliti : “Apa anak lamban belajar di kelas ibu mendapatkan tambahan waktu dalam
mengerjakan tugas atau soal- soal latihan di kelas?”
GK2 : “Ada.”
Peneliti : “Apa ibu melaksanakan pembelajaran kooperatif untuk anak lamban belajar
dalam pengerjaan tugas atau soal- soal latihan?”
GK2 : “Sering dilakukan Mbak karena lebih efektif.”
Peneliti : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif untuk anak lamban belajar
di kelas ibu?” GK2
: “Semua anak diperlakukan sama Mbak. Kalau metodenya biasanya kerja sama, scientific
, diskusi kelompok.” Peneliti
: “Apa dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif untuk anak lamban belajar ibu menerapkan metode diskusi kelompok dan tutor sebaya?”
GK2 : “Iya Mbak. Soalnya kalau dengan teman sebaya anak lebih mudah. Tapi
dalam pelaksanaannya, anak lamban belajar harus dimotivasi langsung dan ada pendekatan
lagi.” Peneliti
: “Apa ibu membantu anak lamban belajar dalam mengerjakan tugas atau soal- soal latihan dengan memberitahu apa yang harus dikerjakan untuk
memperbaiki kesalahan?” GK2
: “Iya. Kalau untuk PR biasanya masing-masing menuliskan jawabannya di depan kelas lalu kita cek.”
Peneliti : “Kemudian, apa ibu membantu anak lamban belajar dalam mengerjakan
tugas atau soal-soal latihan dengan memeriksa hasil perbaikan anak lamban belajar?”
GK2 : “Iya Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana bentuk penguatan positif yang ibu berikan untuk anak lamban
belajar?” GK2
: “Pujian di depan teman-temannya ketika anak lamban belajar mengerjakan dengan baik agar termotivasi untuk belajar lagi Mbak. Kalau bisa anak
lamban belajar juga di kelas saya juga mau menjawab atau mengerjakan soal di depan kelas. ”
Peneliti : “Jadi motivasi belajarnya termasuk tinggi ya bu?”
GK2 : “Iya Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana bentuk penguatan negatif yang ibu berikan untuk anak lamban
belajar?” GK2
: “Biasanya ada penguatan negatif Mbak, tapi ada juga usaha pendampingan dari orang tua anak Mbak.”
Peneliti : “Jadi seperti les privat nggeh Bu?”
GK2 : “Iya Mbak.”
Peneliti : “Apa penilaian untuk anak lamban belajar di kelas ibu meliputi penilaian
proses dan hasil?” GK2
: “Ada penilaian proses dan hasil Mbak.” Peneliti
: “Apa anak lamban belajar di kelas ibu mendapatkan tambahan waktu untuk mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya?”
GK2 : “Waktunya sama Mbak, tapi jumlah soalnya beda. Misalnya, anak normal
mengerjakan 30 soal, anak lamban belajar 15 s oal.”
Peneliti : “Bagaimana modifikasi yang ibu berikan untuk anak lamban belajar dalam
mengerjakan soal ulangan, tes, atau tugas lainnya?” GK2
: “Secara umum sama dengan siswa lainnya, untuk anak lamban belajar ada seperti bantuannya berupa pendekatan, pengarahan Mbak, kalau sudah bisa
dibiarkan mandiri.”
297
Peneliti : “Bagaimana bentuk penyesuaian tingkat kesulitan bahan dan penggunaan
bahasa dalam butir soal ulangan, tes, atau tugas lainnya dengan kemampuan dan kebutuhan anak lamban belajar di kelas ibu?”
GK2 : “Soalnya sama, tapi grade lebih ringan Mbak. Kalau anak normal harus
mengerjakan soal pilihan ganda, isian singkat, dan essay, anak lamban belajar harus mengerjakan abc atau soal pilihan ganda sama isian singkat
saja Mbak karena memori mereka terbatas .”
Peneliti : “Apa bapakibu memberikan PR untuk anak lamban belajar?”
GK2 : “Iya Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana tingkat kesulitan PR yang harus dikerjakan anak lamban belajar
di kelas ibu?” GK2
: “Biasanya nggak saya suruh mengerjakan yang uraian Mbak.” Peneliti
: “Bagaimana upaya yang ibu tempuh untuk meningkatkan motivasi belajar anak lamban belajar di kelas ibu?”
GK2 : “Ada reward Mbak, biasanya saat UTS atau semesteran. Kalau harian ada
tambahan nilai untuk memacu semangat siswa.” Peneliti
: “Bagaimana ibu menampilkan hasil pekerjaan anak lamban belajar yang baik?”
GK2 : “Hasil pekerjaan anak ditampilkan di sudut kelas Mbak.”
Peneliti : “Bagaimana ibu mengajari anak lamban belajar cara merefleksi dan mencatat
kemajuan mereka sendiri?” GK2
: “Per individu tidak ada, tapi sudah hafal.” Peneliti
: “Jadi secara klasikal ya Bu?” GK2
: “Iya Mbak.”
B. Hasil Wawancara II