Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri kreatif. Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif. Pemasang iklan: Pihak yang ingin mengkomunikasi sesuatu hal baik itu produk, Biro iklan: Org

xii R INGKASAN R ENCANA P ENGEMBANGAN S UBSEKTOR I NDUSTRI K REATIF Rencana Pengembangan subsektor Industri Kreatif ini merupakan rangkaian lanjutan Perencanaan Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia dengan melihat lebih detil ke masing ‐masing subsektor Industri Kreatif. Subsektor Industri kreatif tersebut meliputi: periklanan; arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain; fesyen; video, film fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan percetakan; layanan komputer piranti lunak; televisi dan radio; serta riset dan pengembangan. Rencana pengembangan 14 subsektor diawali dengan pemahaman masing‐masing subsektor dan analisis kondisi pondasi dan pilar industri. Berdasarkan pemahaman dan analisis kondisi, disusun peta kekuatan dan kelemahan industri, serta peluang dan ancaman yang dihadapinya. Pemetaan ini menjadi acuan penetapan sasaran, arah dan perancangan roadmap peta jalan pengembangan. Rencana pengembangan diakhiri oleh rencana aksi umum untuk dilakukan dengan kolaborasi antar lembaga pemerintah, dan cerita sukses insan‐insan kreatif di setiap subsektor. Dari pemahaman dan analisis kondisi pondasi dan pilar masing‐masing subsektor ditemukan 5 permasalahan utama. Lima permasalahan tersebut, seperti diutarakan Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009‐2015 adalah:

1. Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri kreatif.

2. Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif.

3. Penghargaanapresiasi terhadap insan kreatif Indonesia dan karya kreatif yang

dihasilkan. 4. Percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi. 5. Lembaga Pembiayaan yang berpihak kepada pelaku industri kreatif. Keunikan karakteristik dan perbedaan initial condition kondisi sekarang ke‐14 subsektor, membuat bobot kelima permasalahan utama tersebut berbeda‐beda di setiap subsektor. Hal ini berdampak pada perbedaan penentuan sasaran, arah dan peta jalan pengembangan masing ‐masing subsektor industri kreatif. Sasaran yang rasional, arah pengembangan yang feasible, ditentukan berdasarkan kondisi yang ditemukan saat ini di setiap subsektor. Sasaran dan arah yang berbeda berdampak pada perbedaan pilihan dan sekuensi strategi, yang membentuk setiap peta jalan pengembangan. Setiap peta jalan pengembangan terdiri dari: sasasan, arah pengembangan, dan strategi pengembangan, periode waktu aksi pengembangan dan lembaga pemerintah terkait. Keseluruhan peta jalan rencana pengembangan subsektor industri kreatif ini, dilakukan dalam kerangka Model Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional yang telah dikembangkan sebelumnya. Kolaborasi cendekiawan, bisnis dan pemerintah intellectual, business, government – IBG, dan apa peran masing‐masing komponen T RIPLE H ELIX tersebut, dapat xiii ditemukan pada peta jalan. Namun demikian, rencana pengembangan subsektor ini memberikan detil strategi yang lebih, pada peran pemerintah. Sebagaimana dialami oleh negara‐negara lain dalam mengelola industri kreatif, kebijakan pemerintah dan kolaborasi antar lembaga pemerintahan, merupakan determinan penting yang menentukan keberhasilan pengembangan. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa peran pemerintah dan kolaborasi pemerintah diuraikan lebih detil pada bagian rencana aksi pengembangan subsektor. Berdasarkan rencana aksi yang telah diuraikan, diharapkan setiap lembaga pemerintah yang terkait dapat menyusun rencana aksi pengembangan industri kreatif sesuai wewenang dan tanggungjawabnya secara lebih detil dengan memiliki sasaran yang dapat diukur dan dievaluasi. Rencana aksi pengembangan industri kreatif pada masing‐masing departemen seyogyanya dikembangkan dalam suatu kerangka koordinasi yang konsisten dengan peta jalan pengembangan ekonomi kreatif dan rencana pengembangan 14 subsektor industri kreatif, sehingga terjadi sinergi yang membuahkan hasil yang positif bagi pertumbuhan industri kreatif. Cerita sukses di akhir bagian, merupakan suatu penghargaan kepada insan‐insan kreatif di setiap subsektor, atas upaya, jerih payah dan pencapaian mereka dalam memajukan industri kreatif Indonesia. Cerita sukses ini juga menjadi alat promosi industri kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri. Dan yang terutama, cerita sukses ini akan menjadi sumber inspirasi dan membangun optimisme bangsa, bahwa kita bisa adalah bangsa yang kreatif yang mampu berkarya secara nyata di blantika industri kreatif nasional. Memang, INDONESIA BISA. 1 PERIKLANAN

I. P

EMAHAMAN U MUM S UBSEKTOR I NDUSTRI P ERIKLANAN

I.1 Definisi Subsektor Industri Periklanan

Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu, yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak surat kabar, majalah dan elektronik televisi dan radio, pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples , serta penyewaan kolom untuk iklan. 2 2. segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 3 3. deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal. 4 Berdasarkan definisi‐definisi di atas, maka subsektor industri periklanan dapat didefinisikan sebagai industri jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi: layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan individu, organisasi swastapemerintah melalui media tertentu misal: televisi, radio, cetak, digital signage, internet yang bertujuan untuk mempengaruhi, membujuk target individumasyarakat untuk membeli, mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.

I.2 Rantai Nilai Subsektor Industri Periklanan

Subyek serta obyek dalam industri periklanan adalah:

1. Pemasang iklan: Pihak yang ingin mengkomunikasi sesuatu hal baik itu produk,

jasa, ide, bentuk promosi, informasi layanan masyarakat, informasi mengenai individu maupun organisasi tertentu kepada target individu atau masyarakat tertentu. Pemasang iklan ini bisa sebagai individu atau organisasi tertentu baik pemerintah maupun swasta. 2 Studi Pemetaan Industri Kreatif Departemen Perdagangan Indonesia 2007, yang diambil dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2005. 3 Himpunan Peraturan dan periklanan Indonesia,PPPI http:www.pppi.or.ididpppirambubukumerah‐ isi.html 4 Interestword www.investorwords.com129advertising.html 2

2. Biro iklan: Organisasi yang membantu pemberi iklan untuk mengemas bentuk

komunikasi dan visualisasi yang diinginkan oleh pemberi iklan sehingga mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pemberi iklan. Biro iklan ini merupakan pelaku utama dalam industri periklanan.

3. Target pendengarpemirsapembaca: Obyek yang merupakan target dari hal yang

ingin dikomunikasikan sehingga obyek ini mendukung, membeli, memahami atau sepakat dengan hal yang dikomunikasikan. Pemasang Iklan Biro Iklan Target pendengar pemirsa pembaca Gambar 1 Subyek dan Obyek Dalam Industri Periklanan Setiap proses pada aktivitas utama di industri periklanan akan melibatkan beberapa industri pendukung. Rantai nilai dari industri serta industri yang terkait dalam setiap rantai nilai tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. Consulting Public Relation Market Research Services Direct Marketing Services Sales Promotion Specialized ADVERTISING AGENCY ADVERTISING AGENCY ADVERTISING AGENCY MARKET Non Profit Organization, Profit Organization, Personal, Government Production House Printing Media TV, Radio, Newspaper, Tabloid, Musik Distributor, Film Video, Eletronic publishing, Internet content Multimedia Internet Production Film, Video, Fotografi CREATION PRODUCTION COMMERCIALIZATION DISTRIBUTION Brief ‐Pre Production Production ‐Post Production‐Finalization Media Placement Artist Casting Make up Artist, Wardrobe, Stylist Media Planning, Buying Evaluation Gambar 2 Rantai Nilai Subsektor Industri Periklanan Aktivitas utama pada industri periklanan ini adalah: 1. Creative Idea Generation Pre production. Pada tahap creative idea generation, akan terjadi sirkulasi pertukaran informasi yang intensif antara klien dan biro iklan, dalam merumuskan konsep iklan yang akan dibuat. Pada saat awal, klien akan memberikan brief kepada biro iklan, mengenai: latar belakang, pemahaman tentang konsumen, target audience, kesan yang ingin dimunculkan, kualitas produk, dan hal‐hal lainnya berkenaan dengan produkjasaide gagasandll yang ingin disampaikan sehingga apa yang ingin disampaikan dapat dikemas dan dikomunikasikan secara optimal. Setelah brief dari pihak klien dilakukan, maka biro iklan akan memberikan masukan, tanggapan presentasi awal re‐brief kepada klien atas penjelasan yang telah disampaikan oleh klien disertai dengan gambaran umum mengenai idekonsep iklan yang akan dibuat. Pada tahap pre‐production dilakukan diskusi secara intensif serta keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai dengan pembuatan iklan. Pada tahap ini, akan diputuskan mengenai: story board, shooting board, casting tape, music demo, property wardrobe 3 recommendation, photovideos of recommended location, production quotation dan production schedule . 2. Production. Tahap ini akan dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu: produksi , post produksi tahap akhir. Tahap produksi merupakan tahap pembuatan materiidegagasan yang telah disepakati pada tahap sebelumnya. Jika materi akan didistribusikan melalui media TV, maka perlu dibuat iklan TV yang biasanya dilakukan oleh rumah produksi tertentu. Jika materi akan didistribusikan melalui media cetak, maka perlu dibuatkan desain grafisnya untuk kemudian dicetak oleh bagian penerbitan dan percetakan. Tahap post production merupakan tahap editing untuk mengkompilasi seluruh materi yang ada. Dan akhirnya adalah tahap finalisasi yang merupakan tahap penyensoran materi dan memasukkan produk berupa iklan ke dalam media optik tertentu, untuk kemudian didistribusikan ke media placement yang akan digunakan sebagai media distribusi. 3. Placement Media. Placement Media merupakan tahap distribusi iklan pada media tertentu misal: TV, radio, Majalah, surat kabar, internet, musik, billboard, dsb.

I.3 Lapangan Usaha dan Industri yang Terkait Dengan Subsektor Industri

Periklanan Mengacu kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI 2005, maka lapangan usaha subsektor periklanan, termasuk dalam kelompok 74300 yang didefinisikan sebagai jasa periklanan yaitu mencakup usaha periklanan melalui majalah, surat kabar, radio dan televisi, pembuatan dan pemasangan berbagai jenis poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur, dan macam‐macam reklame sejenis. Termasuk juga distribusi dan delivery advertising material atau sample, juga penyewaan kolom untuk iklan. Untuk memilah‐milah lapangan usaha yang merupakan bagian dari industri periklanan ini sangatlah sulit. Definisi berdasarkan KBLI 2005, dirasakan kurang sesuai dengan perkembangan dari industri periklanan itu sendiri. Berdasarkan FGD yang telah dilakukan di Departemen Perdagangan, pada tanggal 26 Maret 2008, Subiyakto, Direktur perusahaan periklanan HOTLINE menyatakan bahwa periklanan bukanlah sekedar “media woro‐woro” tetapi sudah berkembang menjadi: sarana untuk melakukan product marketing, promotion marketing, citra marketing, social marketing, government relation marketing dan political marketing. Sehingga industri periklanan ini cenderung berkembang menjadi marketing communication company, dimana perusahaan marketing communication ini dapat melakukan beberapa peran sebagai konsultan pemasaran, media planning, buying evaluation, rumah produksi, ataupun hanya sebagai tim kreatif. Oleh karena itu sebagai masukan kepada pihak yang menyusun KBLI 2005, lini usaha dalam industri periklanan perlu untuk didefinisikan ulang. Perusahaan yang terkait dalam proses pembuatan iklan adalah: 4 1. Consulting Companies: penyedia data, informasi, saran dan bantuan untuk perusahaan lain untuk membuat strategi, taktik ataupun teknis dalam menjalankan fungsi‐fungsi dalam organisasi sehingga perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin. 2. Direct Marketing Services Companies: penyedia pesan promosi kepada pelanggan yang potensial dengan melakukan pendekatan personal, misalnya melalui: surat pos, telepon, ataupun email. 3. Market Research Services Companies: penyedia jasa pengumpulan data dan analisis data sehingga menghasilkan informasi yang terkait dengan ukuran pasar, tingkat kompetisi, perilaku pelanggan misal: consumer preferences, apresiasi pelanggan terhadap merek, dan kinerja perusahaan misal: kesadaran akan merek, pangsa pasarmarket share. 4. Media Companies: perusahaan yang memiliki, mengoperasikan, terlibat ataupun menjual: jasaproduk dan media properties,meliputi: 1 produksi film dan video, distribusi, replikasi, dan produk; 2 produksi televisi, penyiaran, distribusi, programming , dan produk; 3 produksi musik, distribusi, penerbitan, dan produk; 4 penyiaran radio; 5 majalah, buku, surat kabar, elektronik dan penerbitan khusus; dan 6 konten internet dan layanan antar. 5. Public Relations Companies: penyedia jasa pengelolaan image perusahaan atau merek tertentu di mata publik tanpa menggunakan advertisement secara eksplisit. 6. Sales Promotion Specialized Marketing Services: penyedia promosi penjualan, kegiatan marketing, pengambilan sampel, dan jasa pemasaran khusus dan non tradisional. 7. Production House: penyedia jasa produksi iklan

I.4 Jenis Pekerjaan di Subsektor Industri Periklanan

Jenis pekerjaan pada subsektor industri periklanan ini merupakan jenis pekerjaan yang membutuhkan serta menuntut pengetahuan serta kreativitas yang tinggi. Secara umum klasifikasi pekerja pada subsektor ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok utama, yaitu: pekerja kreatif serta pekerja pendukung services. Dalam sebuah biro iklan, umumnya akan memiliki departemen sebagai berikut: account services, creative interactive, media public relations dan traffic. Pada perusahaan besar, setiap fungsi dapat dilakukan oleh individu yang berbeda, tetapi di perusahaan kecil, tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa fungsi dapat dilakukan oleh individu yang sama. Pekerja kreatif yang terlibat pada departemen account service adalah seorang account executive , yaitu individu yang bertanggung jawab untuk: 1 melayani klien secara langsung untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi kreatif yang ingin dilakukan; 2 melakukan koordinasi antara staf kreatif, media, produksi selama proses kreatif berlangsung. Selama proses kreatif, account executive ini selalu berhubungan dengan klien untuk menginformasi perkembangan pekerjaan dan mendapatkan kritik dan saran dari klien. Ketika pekerjaan kreatif telah selesai, maka pekerjaan account executive ini adalah 5 menjamin produksi iklan serta pemasangan iklan agar dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan. Pekerja kreatif yang merupakan bagian dalam departemen kreatif interaktif adalah: Creative Director, Art Director, Copy Writer, dan Production Artist. Ketika tim kreatif ini telah menghasilkan sebuah ide bentuk komunikasi yang akan dilakukan, maka tim ini akan melakukan kerjasama dengan studio desain dan produksi untuk memvisualkan ide tersebut sehingga dapat lebih mudah dikomunikasikan kepada pemasang iklan. Pekerja kreatif yang terlibat dalam departemen Creative Service production adalah individu yang melakukan hubungan dengan penyedia berbagai macam media kreatif, misal: dengan pelaku penerbitan percetakan majalah, surat kabar, dll, televisi, radio, penyedia media outdoor . Personel yang terlibat dalam departemen traffic adalah traffic manager atau system administrator . Departemen ini mengatur bagaimana aliran kerja dalam biroagensi. Dengan adanya departemen ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta tingkat keuntungan biro dengan mengurangi kesalahan: ketika memulai pekerjaan, dalam distribusi informasi membuat informasi menjadi lebih simetris, dalam estimasi biaya menghindari overvalueundervalue . 6

II. K

ONTRIBUSI E KONOMI S UBSEKTOR I NDUSTRI P ERIKLANAN . Tabel 1 Kontribusi Ekonomi Subsektor Industri Periklanan Indikator Satuan 2002 2003 2004 2005 2006 Rata ‐rata 1. Berbasis Produk Domestik Bruto PDB a. Nilai Tambah Miliar Rupiah 5.493 6.916 8.013 8.040 8.305 7.353 b. Nilai terhadap Industri Kreatif Persen 5,38 6,90 7,39 7,47 7,93 7,01 c. Pertumbuhan Nilai Tambah Persen ‐ 25,89 15,87 0,33 3,30 11,35 d. Nilai terhadap Total PDB Persen 0,36 0,44 0,48 0,46 0,45 0,44

2. Berbasis Ketenagakerjaan

a. Jumlah Tenaga Kerja Orang 41.423 63.790 59.656 51.950 65.570 56.478 b. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Industri Kreatif Persen 0,71 1,26 1,02 0,97 1,34 1,05 c. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja Terhadap Total Pekerja Persen 0,05 0,07 0,06 0,05 0,07 0,06 d. Pertumbuhan Jumlah Tenaga kerja Persen ‐ 53,99 ‐6,48 ‐12,92 26,22 15,20 e. Produktivitas Tenaga kerja Ribu Rupiah pekerja pertahun 132.618 108.411 134.325 154.763 126.659 131.355

3. Berbasis Nilai Ekspor

a. Nilai Ekspor Ribu Rupiah 23.166.365 26.421.735 51.674.775 39.365.466 64.626.424 41.050.953 b.Pertumbuhan Ekspor Persen ‐ 14,05 95,58 ‐23,82 64,17 37,49 c. Nilai ekspor thd industri kreatif Persen 0,039 0,045 0,074 0,051 0,079 0,057 d. Nilai Ekspor thd Total Ekspor Persen 0,005 0,005 0,008 0,005 0,007 0,006

4. Berbasis Jumlah Perusahaan