Pembentukan Penciptaan Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 - Buku 2

53 Jakarta dan kota lain serta tidak terciptanya proses pembelajaran di daerah. Oleh karena itu, peningkatan permintaan didaerah dapat distimulir melalui proyek pemerintah daerah yang berfungsi ganda sebagai edukasi pasar serta proses peningkatan kualitas arsitek daerah. Dengan demikian akan ada kans bagi kemunculan arsitek lokal untuk dapat dikenal secara lebih luas.

2. Pembentukan

pasar yang apresiatif Selain menggarap pasar ekspor maupun substitusi impor, pasar domestik merupakan potensi pasar arsitektur yang besar. Pasar domestik ini memiliki potensi membesar karena apresiasi pasar domestik atas desain arsitektur, sedikit demi sedikit mulai meningkat. Pemain baru dirangsang untuk tumbuh dan diarahkan menggarap pasar domestik yang selama ini masih sedikit tersentuh oleh arsitek karena dipersepsi belum diperlukan oleh masyarakat dan perannya dapat digantikan oleh developerkontraktorpemborong. Edukasi pasar sangat diperlukan untuk membentuk pemahaman akan pentingnya desain arsitektur terutama dari sisi pertambahan nilai. Tantangannya adalah persepsi pasar yang belum memberikan apresiasi terhadap unsur desain baik karena dapat diatasi oleh developer kontraktorpemborong ataupun pertimbangan biaya. Apresiasi pasar diperlukan untuk menciptakan demand atas jasa arsitektur yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan arsitek Indonesia untuk dapat mengekspresikan karya‐ karyanya pada proyek‐proyek pembangunan di dalam negeri. Untuk proyek yang berskala besar, diharapkan bahwa unsur desain dapat dipisahkan dari tender pekerjaan konstruksi dan diberlakukannya sistem penilaian atas dasar kualitas desain terbaik bukan hanya semata ‐mata dinilai atas harga penawaran terendah. Dengan adanya pasar yang apresiatif akan meningkatkan terjadinya ‘brain circulation’ , yaitu kembalinya arsitek Indonesia yang bekerja pada biro luar negeri ke Indonesia, karena mereka melihat potensi pasar di dalam negeri yang besar, sehingga mereka dapat membangun usaha biro arsitektur yang mampu berkompetisi layaknya biro arsitektur luar negeri untuk melayani pasar dalam negeri.

3. Penciptaan

instrumen komersialisasi Mengacu kepada pola interaksi antara industri dan pasar, seorang arsitek akan mendapatkan proyek ketika telah dikenal kemampuan dan kualitasnya. Disinilah dibutuhkan adanya promosi dan pemasaran. Hal ini dapat diperoleh melalui publikasi karya sebelumnya, jejaring antar pelaku melalui komunitas ataupun melalui sayembara dan kompetisi. Terutama untuk pasar ekspor dan substitusi impor, promosi dan pencitraan penting dilakukan. Promosi yang dilakukan bukan saja perorangan namun juga keunggulan komparatif bangsa secara agregat di pasar internasional. Apabila kualitas individu kreatif pada industri arsitektur tercipta dan siklus pembelajaran berjalan dengan baik, maka proses kreasi sebagai unsur terpenting pada rantai nilai industri dapat terwujud. Pada saat yang bersamaan juga perlu dilakukan pembentukan iklim usaha yang kondusif dan dapat menjamin kompetisi usaha yang sehat berdasarkan kualitas. 54 Seiring dengan siapnya sumber daya insani kreatif untuk menghasilkan rancangan arsitektur dan pasar sudah terbentuk tentu diperlukan instrumen komersialisasi yang menghubungkan antara arsitek sebagai supplier dan pasar sehingga terjadi proses transaksi.

4. Penciptaan