427
IV. R
ENCANA
S
TRATEGIS
P
ENGEMBANGAN
S
UBSEKTOR
I
NDUSTRI
T
ELEVISI DAN
R
ADIO
IV.1 Sasaran Arah Pengembangan Subsektor Industri Televisi dan
Radio
Sasaran
Desentralisasi daerah, keragaman bangsa, pemerataan pendapatan, dan efek multiplier yang
lebih baik, merupakan pertimbangan‐pertimbangan penting yang menjadi latar belakang
penentuan sasaran dan arah pengembangan industri televisi dan radio nasional. Dengan
pertimbangan ‐pertimbangan tersebut, maka sudah waktunya melakukan penguatan industri
televisi dan radio di daerah‐daerah, tanpa mengabaikan penguatan industri televisi dan
radio nasional.
Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2015 adalah terwujudnya industri televisi dan radio
lokal dan nasional yang kuat, menggunakan mekanisme Sistem Stasiun Berjaringan, yang
mampu menghasilkan konten siaran bermutu, seimbang dalam edukasi, hiburan dan
pemberdayaan, serta menempatkan konten daerah, nasional dan internasional pada porsi
yang tepat, dengan berlandaskan prinsip‐prinsip demokrasi yang benar.
Arah
Pencapaian sasasan dilakukan dengan skema penyiapan tatanan regulasi yang sesuai,
peningkatan kapasitas televisi dan radio lokal, serta penciptaan industri televisi dan radio
lokal yang mandiri, memiliki daya tarik dan nilai ekonomi.
Tiga skema pengembangan di atas menjadi arah utama untuk mencapai sasaran
pengembangan subsektor industri Televisi dan Radio.
• Penyiapan tatanan regulasi yang sesuai untuk sistem stasiun berjaringan
Di awal arah pengembangan, diharapkan akan tercipta arena bisnis penyiaran yang jelas
dan kondusif, melalui tatanan regulasi yang baik. Pemerintah, bisnis, intelektual duduk
bersama dalam penyusunan detil tatanan regulasi sistem stasiun berjaringan. Pola
kemitraan stasiun nasional dan daerah, aturan persentase konten nasional di daerah, pola
pentahapan kemitraan, dan lain‐lain adalah beberapa persoalan yang harus segera ditata.
Tatanan regulasi yang telah tercipta, disosialisasikan kepada seluruh stakeholder industri
penyiaran. Baik oleh pemerintah, bisnis, maupuan intelektual.
Tatanan baru memiliki dampak‐dampak negatif bagi beberapa stakeholder. Langkah‐
langkah fasilitasi untuk minimasi kerugian dan dampak negatif lain harus disusun pada
titik awal pengembangan ini.
Regulasi ‐regulasi lain yang mendukung juga perlu dikembangkan, misalnya: aturan
kepemilikan untuk menghindari monopoli informasi, tatanan kerjasama dengan pihak
stasiun luar negeri. Pola‐pola yang dulu diterapkan Departemen Penerangan, dimana
setiap konten stasiun luar negeri yang disiarkan di televisi nasional, harus disertakan
salinan. Salinan konten terutama berguna untuk proses pembelajaran.
• Peningkatan kapasitas SDM dan infrastruktur televisi dan radio lokal
428 Setelah
tatanan regulasi dimatangkan, kapasitas SDM dan infrastruktur stasiun lokal harus
segera dikuatkan. Stasiun lokal diharapkan dapat beroperasi setidaknya pada kondisi
standar minimum penyiaran. Pada titik ini, stasiun lokal beroperasi memanfaatkan
pembiayaan dari bantuan pemerintah setempat, atau sharing iklan dengan televisi
nasional. Kapasitas
SDM ditingkatkan melalui pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, pengembangan
kurikulum kreatif, edukasi masyarakat, pengembangan kompetensi‐ kompetensi
spesifik dan penguasaan teknologi. Program‐program kemitraan antara industri
dan pendidikan dapat dikembangkan, misalnya program magang. Kemitraan ini akan
bermanfaat untuk mematangkan para calon pekerja, dan juga memampukan mahasiswa
untuk menyelesaikan studinya. Untuk lebih memahami preferensi masyarakat
terhadap konten siaran, industri rating yang lebih kompetitif harus dikembangkan.
Kompetisi akan meningkatkan kualitas riset rating, baik dalam hal metodologi,
maupun jangkauan sampling. Kapasitas
infrastruktur teknologi lebih disempurnakan lagi kesesuaiannya terhadap sistem
stasiun berjaringan. Persiapan pentahapan peralihan menuju teknologi digital, juga
sudah harus dimulai, baik teknologi transmitter maupun kesesuaian teknologi receiver
.
• Penciptaan industri televisi dan radio lokal dan nasional yang mandiri, memiliki daya
tarik dan nilai ekonomi
Selanjutnya, ketika stasiun lokal sudah mampu beroperasi pada kondisi standar
minimum penyiaran, pengembangan inovasi konten mulai dilakukan melalui riset dan
pengembangan. Ini ditujukan agar industri lebih memiliki daya tarik, nilai komersial dan
mandiri. Konten siaran bisa dihasilkan oleh stasiun secara in‐house, bisa juga dibeli dari
para content provider. Pada tahap ini, diharapkan tercipta skema pembiyaan dan iklim
yang kondusif untuk tumbuh kembangnya industri content provider di daerah‐daerah.
Apresiasi insan kreatif profesi penyiaran terus dilaksanakan dan disempurnakan, tidak
hanya di tingkat nasional, juga di tingkat daerah. Ini merupakan salah satu alternatif cara
memeratakan sebaran pekerja kreatif industri televisi dan radio.
Pembentukan lembaga arsip, dan pengembangan televisi‐televisi alternatif bisa dilakukan
untuk lebih memperkaya konten siaran.
429
IV.2 Peta Jalan Pengembangan Subsektor Industri Televisi dan Radio