71
PASAR BARANG SENI
I. P
EMAHAMAN
U
MUM
S
UBSEKTOR
I
NDUSTRI
P
ASAR
B
ARANG
S
ENI
I.1 Definisi Subsektor Industri Pasar Barang Seni
Bila dikategorikan sebagai salah satu bagian dari industri, sebagian kalangan masyarakat
menilai kalimat “industri pasar barang seni” serasa janggal. Karena “pasar” bersifat
perdagangan, sedangkan “industri” berkonotasi pada aktivitas reproduksi suatu obyek
secara berulang‐ulang dalam jumlah yang banyak. Sedangkan obyek dari barang seni tidak
melalui proses industrialisasi semacam yang disebut di atas. Barang seni dibuat secara
terbatas dan individual. Lantas bagaimana mendefiniskan industri pasar barang seni ini?
Sebenarnya yang dimaksud “industri” disini bukanlah industri manufaktur. Namun industri
yang meliputi perdagangan barang, aktivitas produksi kriya yang menghasilkan barang
dalam jumlah terbatas dan industri jasa yang mengemas dan menciptakan nilai‐nilai yang
berfaedah dari sisi komersialisasi.
Dalam bahasa Inggris, industri pasar barang seni disebut “Art Market”. John Howkins
20
menempatkan Art market sebagai salah satu nomenklatur dalam industri kreatif, dan lebih
didominasi untuk pasar karya seni masterpiece, adi luhung high‐end. Industri Kreatif sub
sektor Pasar Barang Seni adalah kegiatan yang berkaitan dengan perdagangan barang‐
barang seni asli orisinil, unik dan langka dan berasal dari masa lampau bekas yang
dilegalkan oleh undang‐undang bukan palsu atau curian serta memiliki nilai estetika seni
yang tinggi. Berbeda dengan industri kreatif lainnya yang mengandalkan penggandaan dari
hasil kreativitas, industri pasar barang seni justru tidak. Pemilik galeri art dealer justru
mengandalkan faktor kelangkaan dari barang seni tersebut dan didistribusikan melalui
lelang, galeri, art shop, baik secara tradisional maupun secara online. Dalam hal ini, biasanya
senimanperupa yang menciptakan bisa mendaftarkan hak ciptanya, namun karena
kreasinya tidak dibuat secara masal, maka hak cipta tidak berpengaruh signifikan secara
ekonomi kecuali pada perlindungan dan royalti reproduksi karya diberbagai medium baru.
Howkins mengatakan bahwa pasar global high‐end untuk barang seni termasuk perhiasan,
furnitur kelas atas, dan obyek‐obyek seni lainnya pada tahun 1999 bernilai sebesar 9 Milyar
Dollar Amerika, dimana Amerika menempati porsi terbesar yaitu 4 Milyar Dollar Amerika,
disusul Inggris sebesar 3 Milyar Dollar Amerika. Pasar global terkonsenstrasi di New York,
London, Paris dan Genewa, dan akhir‐akhir ini merambah ke Singapura, Hongkong, Beijing
dan Amsterdam.
Terdapat irisan yang sensitif antara pasar barang seni yang bermotifasi komersial murni
dengan keberadaan museum dan galeri yang memiliki misi menjaga kelestarian cagar
budaya nasional. Museum dan galeri tidak menjual‐belikan benda cagar budaya, namun
lebih pada aktivitas komersialisasi informasi‐informasi dari benda‐benda cagar budaya,
sehingga terdapat hak cipta reproduksi seperti halnya industri penerbitan.
20
Howkins, 2001. The Creative Economy. How People Make Money from Ideas. Penguin Books.
72 Hal
‐hal sensitif yang perlu dicermati secara hati‐hati adalah penggunaan kata barang antik, yang
masih harus disosialisasikan dengan benar. Menurut pakar budaya, yang dimaksud barang
antik adalah benda cagar budaya, baik bergerak patung, lukisan, keramik, artefak lain
maupun tidak bergerak candi yang dilindungi undang undang nomor 5 tahun 1992 51992
tentang Benda Cagar Budaya. Barang antik sebagai cagar budaya bergerak menjadi sensitif
karena barang‐barang tersebut tidak diproduksi lagi dan sudah tidak ada pembuatnya.
Sehingga apabila itu diperjual belikan ke luar negeri, negara Indonesia tidak memiliki
lagi saksi‐saksi sejarah berupa peninggalan barang antik tersebut.
I.2 Rantai Nilai Subsektor Industri Pasar Barang Seni