31
V. C
ERITA
S
UKSES
S
UBSEKTOR
I
NDUSTRI
P
ERIKLANAN Petak
Umpet: “Jualan Ide Segar”
Mendengar kata petakumpet, ingatan
kita pastinya melayang ke masa kecil
saat bersama kawan‐kawan sebaya
bermain mencari
persembunyian sementara
seorang kawan mencari tahu tempat
kita bersembunyi. Petakumpet permainan
masa kecil yang kita lakukan dengan
riang gembira. Penulis
menduga pengambilan nama petakumpet
berkaitan dengan
permainan masa
kecil tersebut,
kumpulan anak‐anak muda yang selalu
riang gembira mencari persembunyian
ide ‐ide segar untuk berkarya dan
berkreativitas. Ternyata
dugaan penulis keliru, nama petakumpet
muncul begitu saja tanpa ditebengi
apa‐apa. Sudah tradisi, mahasiswa
menamai angkatan mereka. Mahasiswa
angkatan 1994 di Institut Seni
Indonesia Yogyakarta menamainya petakumpet,
nama yang hingga kini abadi
menjadi nama sebuah biro iklan. Dasar
motivasi yang
dibentuk belakangan
pun jauh lebih sederhana. Adapun
yang dilakukan bangkitkan spirit
bocah yang
selalu bermain dengan
gembira...think simply...act
simply...but fun.
Dari Hobi Menjadi Profesi
Tak banyak orang yang sukses
mengubah hobi menjadi profesi.
Petakumpet salah satunya. Perusahaan
anak muda ini berangkat dari sebuah
komunitas Mahasiswa
Desain Komunikasi
Visual FSR ISI Jogjakarta Angkatan
1994. Terbentuk pertama kali sebagai
sebuah komunitas
beranggotakan 25 mahasiswa pada 1
Mei 1995 di sebuah rumah kos‐kosan di
Pakuncen Yogyakarta yang mereka
rubah menjadi studio kecil. Disitulah
para mahasiswa nyeni ini membuat
karya orisinil dan aktif berpameran.
Dengan usia masih sangat muda,
Petakumpet terkenal di penjuru kampus
ISI Yogyakarta. Ada saja yang memesan
publikasi pada Petakumpet. Entah
background panggung, pamflet, spanduk,
dll. Karena karyanya yang berkarakter
dan cocok dengan banyak hati
pemesannya, Petakumpet
menjadi incaran
mahasiswa lain yang punya hajatan
ngunduh acara,
seperti pagelaran
tari mahasiswa tari, pagelaran teater,
dll. Omset awal yang diterima sudah
lumayan, tidak kurang dari 3‐7 juta
per bulannya. Persoalan
mulai muncul ketika masa kuliah
akan berakhir. Yang paling mendasar
adalah komitmen untuk terus melanjutkan
hobi yang mulai menjurus sebagai
profesi. Anggota awal yang berjumlah
25 orang itu, pergi satu per satu
karena berbagai alasan seperti telah bekerja
di tempat lain, pulang ke kampung
halaman, dan berbagai alasan lain.
”Saya memilih bertahan karena yakin
akan berkembang” ucap M. Arief
32 Budiman,
Managing Director
Petakumpet. Sikapnya diikuti teman
karibnya, Radetyo Sindhu Utomo, kini
Presiden Direktur Petakumpet.
Bersama anggota yang lebih sedikit,
Petakumpet dibangun kembali. Menjadi
lebih serius pada September 1999
dengan 5 orang pemegang saham di
antaranya Arief Budiman dan Radetyo
Sindhu Utomo, kemudian patungan
untuk membangun kembali Petakumpet
dan mulai serius menangani bisnis iklan.
Modalnya hanya dengan 2 komputer
386 DX, satu scanner, satu printer, satu
kompresor dan yang terpenting adalah
ide ‐ide segar serta keyakinan akan
profesi yang mereka pilih.
Seperti cerita sinetron dangdut yang
meliuk ‐liuk jalan ceritanya begitu pula
perjalanan Petakumpet. Pada tahun
pertama terjun ke bisnis periklanan
secara profesional omsetnya hanya
sekitar 130 juta 2001. Meski begitu,
mereka yakin akan dapat meningkatkan
pendapatan di tahun mendatang.
“Hidup itu adalah bagian dari logic dan
beyond logic. Kita tak pernah tahu apa
yang kita rencanakan itu berhasil atau
tidak,” ujar Arief.
Sikap itulah yang membuat Arief dan
timnya mengodok kiat khusus untuk
memasarkan Petakumpet. Triknya,
tergolong sederhana,
yaitu, “Memuaskan
Pelanggan”. Simpel, tapi tak
semudah melakukannya
di lapangan,
apalagi pekerjaan
itu berkaitan
dengan proses kreatif. Kendalanya
bagaimana membuat
sebuah karya yang tidak hanya tampil
artistik, tapi juga kreatif dan bernilai jual
tinggi. “Bagi kami, yang terpenting
adalah karya, sedangkan jualan sisi yang
lain lagi,” ujar Arief.
Good Is Not Enough
‘Coz good is the enemy of the great
Good is not enough Dijadikan slogan
Petakumpet karena cita‐cita Petakumpet
untuk membangun built to last company
menuntut standar yang demikian. “Jika
hanya mampu menghasilkan seseuatu
yang ‘sekedar’ baik pasti banyak agency
lain yang bisa. Kemampuan itu tidak
unik. Jadi kami ingin berbeda, ingin
lebih baik lagi, lebih baik lagi. Budaya
unggul telah menjadi nafas kami, kami
hirup setiap saat tanpa disadari,“
demikian keterangan dari Arief tentang
slogan mereka.
Maka tidak berlebihan bila slogan
tersebut tetap digunakan hingga kini.
Tanda seru di belakang slogan itu
seakan menegaskan aturan baku yang
wajib dipatuhi
staf Petakumpet.
Ternyata spirit itu membawa efek yang
luar biasa di kemudian hari.
Slogan
good is not enough selalu
berhasil mematik semangat Arief
Budiman dan stafnya di biro jasa
Petakumpet agar terus bekerja keras.
33 Menurut
Arief, kerja bagus saja tidak cukup,
apalagi kalo kerja sekedarnya. Kini
slogan good is not enough diterjemahkan
ke dalam 3 nilai dalam lingkup
budaya perusahaan yaitu :
Great Attitude termasuk penerapan
budaya
disiplin, bersih, hemat; Great Skill
Meningkatkan kemampuan di bidangnya
masing ‐masing
dan kemampuan
bekerjasama lintas
departemen; dan dari dua hal tersebut,
Petakumpet bisa mulai membangun
perusahaan yang dihormati karena
memiliki keunggulan dan daya saing
tinggi, lewat sistem komunikasi yang
sehat dan terbuka baik di internal
maupun
eksternal menuju Great Company
. Paling tidak cita‐cita ini
menjadi sebuah alasan yang cukup
bagus kenapa kita semua harus bangun
pagi dan berangkat ngantor setiap hari,
demikian ujar Arief.
Sebagai penggerak biro iklan dari
“kampung”, anak‐anak muda
Yogyakarta itu memang harus punya
semangat berlipat dan nyali sekarung
agar mampu bersaing dengan biro‐biro
iklan ngetop dari Jakarta. Dari segi
kreatifitatas, Arief sangat percaya
Petakumpet sama sekali tidak di bawah
biro iklan besar seperti Perwanal Saatchi
Saatchi, Leo Burnett Kreasindo atau Matari.
Masalahnya modal kreativitas saja tidak
cukup untuk menggaet order. “Lobi dan
jaringan sangat penting,” Kata Arief.
Perusahaan periklanan di Jakarta yang
lokal ataupun asing unggul dalam soal
itu. Ambisi Petakumpet tetap menjulang
walaupun kalah dalam lobi dan
jaringan.
Ide Segar Setiap Hari...
Visi Petakumpet adalah membuat hidup
lebih menarik dengan terus menciptakan
ide segar setiap hari. Kesadaran
Petakumpet bahwa ide‐ide segar, kreatif
yang mereka hasilkan menjadi key selling
point dan
telah mengokohkan
keberadaannya, terutama di wilayah
Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya
sebagai salah satu biro iklan yang
menonjol kemampuan kreatifnya. Ide‐
ide kreatif Petakumpet bisa didapatkan
dimana saja. Memang dalam kompetisi
di dunia periklanan yang demikian
kerasnya ide‐ide segar harus dapat
dilahirkan setiap saat.
Petakumpet telah membuktikan diri
sebagai biro iklan yang mampu
melahirkan ide‐ide segar dan kreatif.
Bahkan karya‐karya mereka kerap
menjadi langganan award Pinasthika.
Terhitung sejak festival kreatif ini dirilis
menjadi event nasional 2003, agency
yang berdomisili di kota gudeg itu tak
pernah terlewat
mendapatkan penghargaan.
Ini dibuktikan ketika Petakumpet
berhasil memboyong award paling
banyak 9 award dalam
34 Pinasthika
Widyawara 2003,
sebuah ajang
kreativitas bergengsi
industri periklanan
yang diadakan oleh
PPPI Pengda DIY
bekerjasama dengan
SKH Kedaulatan
Rakyat. Tahun 2004
kembali menyabet 7
award .
Dan tahun 2005
ketika Pinasthika
Ad.Festival tumbuh menjadi event
kreatif nasional
dengan keikutsertaan
biro‐biro iklan Jakarta non afiliasi,
Petakumpet terpilih sebagai
Agency of The Year dengan 20 award 6
gold ,
6 silver, 3 bronze, 3 the best, 1 bronze young
film director, 1 bronze KR best of print
. Pada tahun 2006, Petakumpet
terpilih
sebagai finalis Cakram Award Kategori
Agency of The Year Billing di
bawah 100 miliar.
Petakumpet terpilih kembali sebagai
Agency of The Year di Pinasthika
Ad.Festival 2006 dengan 19 award.
Terbaru,
Petakumpet terpilih sebagai 9 finalis
UKM Terbaik se‐Indonesia
dalam Dji Sam Soe Award 2006.
Walau demikian, M. Arief Budiman
sang Managing Director tak hendak
berhenti di situ. “Saya tidak
menginginkan tim saya selalu
mengenang prestasi masa lalu. Hal
terbaik yang kita lakukan di masa
lalu hanya akan menjadi track record.
Kualitas kita diukur dari prestasi
hari ini, bukan kemarin,” ujarnya
lugas. Kendati
sederet prestasi yang sudah disebut
di atas bersentuhan dengan faktor
kreativitas, profesional 31 tahun ini
ternyata mengukur kualitas iklan bukan
semata dari sisi itu. Pakem iklan – baginya
– harus tetap bisa membantu klien
untuk mencapai tujuan marketing. Entah
itu brand building, selling ataupun objective
yang lain. Iklan memang bukan hanya
pentas kreatif. “Makanya award bagi
kami cuma bonus. Job utama kami adalah
men‐support kebutuhan promosi klien,”
ucapnya panjang
lebar. Sebagai
penyedia jasa, klien menjadi faktor
yang paling diutamakan oleh Petakumpet.
Puluhan creative award yang
mereka menangkan – menurut pengakuan
pria yang gemar bermimpi ini
– tak pernah bisa menggantikan hangatnya
hubungan yang saling mendukung
dengan klien. Tanpa kedekatan
itu, prestasi tidak akan banyak
gunanya. Lantaran itulah di Petakumpet,
Arief selalu bicara: strategi, strategi,
strategi. Mereka tidak akan
mengeksekusi sebuah iklan tanpa
strategi yang kuat.
Kesuksesan Petakumpet tidak terlepas
dari, Petakumpet memposisikan diri
sebagai jembatan kreatif antara klien
dan media printing, audio, visual dan
audio visual. Nilai plus menggunakan
jasa
Petakumpet adalah pada ide‐ide segar,
yang terus dikembangkan setiap hari
agar selalu up to date, efektif, efisien dan
sellable. Core
business Petakumpet adalah
Advertising.
Layanan yang tersedia:
35 pembuatan
kampanye promosi above bellow
the line, Corporate ID. Logo, Brandname,
Stationery Set, Etc., Media Placement,
dll. Kami juga mempunyai beberapa
divisi yang mendukung, terdiri
dari: -
Graphic Boutique: Annual Report,
Brochure, Poster, Calendar, Catalogue,
Book, Postcard, Invitation, Packaging,
dll .
- Multimedia:
Web Design, Interactive
CD, CD Presentation, Opening Tune,
Credit Title, Short Animation, dll.
- Illustration:
Manual Drawing, Digital
Drawing, Comic, Story Board, dll.
Layanan kreatif satu atap ini mereka
namai Advertising Plus.
Menilik prestasi dan menyaksikan
kreativitas dalam karya‐karyanya, tak
mengherankan jika kini Petakumpet
telah tumbuh menjadi sebuah Perseroan
Terbatas dengan 36 staf dan lebih dari
250 klien
Beberapa perusahaan
terkemuka tak urung menggunakan jasa
mereka, di antaranya PT. Lokaniaga
Adipermata dengan brand Djarum
Super, LA Lights, Djarum 76, Djarum
Coklat, Djarum Black, Inspiro, Senior,
dll. Juga Plaza Ambarrukmo, PT.
Formula Land, Kedaulatan Rakyat,
MMUGM Yogyakarta,
O’Smile, Goedang
Musik Yogyakarta, Skuadron Udara
2 AURI Jakarta, CV. Magetan
Putra Yogyakarta, Computa,
PT. Sutanto
Arifchandra Purwokerto Kabel
Kitani, dan Dynasti Group
Purwokerto. Omsetnya
pun tiap
tahun bertambah.
Tercatat pada tahun 2004
sebesar Rp. 2,9 Milyar, lalu meningkat
menjadi Rp. 3,8 Milyar 2005
dan Rp. 5,9 Milyar 2006. “Terjadi pergeseran
klien. Dulu retail, sekarang business
to business. Tentu saja nilai proyeknya
juga tidak kecil” ujar Arief. Untuk
memperluas cakupan kerja, kini Petakumpet
mendirikan Expert, anak perusahan
yang bergerak di bidang iklan
outdoor dan mempunyai 15 orang anggota
staf.
Iklan Tidak Hanya Merayu
Bagi Arief, dunia periklanan saat ini
tidak ada
perkembangan secara
signifikan. “Buktinya, kita jarang
menjadi lebih cerdas atau tercerahkan
setelah melihat atau membaca iklan
yang ada saat ini di televisi atau koran.”
Melihat yang demikian, Arief kemudian
tertarik
untuk menyertakan unsur‐ unsur
kearifan lokal dalam materi
iklannya. Tengok saja, iklan yang dibuat
Petakumpet untuk koran harian
Kedaulatan Rakyat. Iklan untuk koran
yang beredar di sekitar Yogyakarta dan
Jawa Tengah ini, pada bulan ini
mendapat penghargaan
nasional Cakram
Award untuk kategori The Best Print
Ad. “Memang
iklan bertujuan membujuk orang
untuk membeli produk dalam
36 jangka
panjang maupun jangka pendek, tapi
lebih dari itu. Iklan seharusnya menyumbang
aspek positif pada socienty yang
dikirimi pesan lewat iklan itu.” Untuk
tujuan itu, Arief menjumput satu ungkapan
dalam budaya Jawa yang begitu
berarti. Tengok saja iklan Kedaulatan
Rakyat yang memajang tulisan
Migunani Tumraping Liyan. Tiga kata
itu bila dicermati benar, maka
akan membuat orang mempunyai
jiwa penolong dan
peduli pada orang lain. Arief
menggunakan kearifan lokal
itu bukan semata karena
kliennya yang berasal dari
media massa yang berperan
mewartakan budaya
Jawa, tapi ia melihat harta
karun satu ini belum banyak
dilirik orang. “orang Indonesia
agak susah melihat keunggulan
orang Indonesia sendiri,
tetapi orang barat yang
memotret Indonesia memandang Indonesia
dengan sudut pandang yang nol,
jadi mereka tahu ini keren, ini menarik,
ini humanis,” tambahnya. Iklan
yang dihasilkan Petakumpet tidak semata
hasil perasan pikiran biro iklan ini.
Arief lebih senang apabila klien juga turut
menentukan dan bekerja sama dalam
proses pembuatannya.
Perjalanan saling
memahami itu yang
kemudian menjadi
titik penting dalam
mengeksekusi sebuah
iklan dan keberhasilan
iklan dalam menggaet
pasar. Iklan
yang baik,
menurut Arief, tidak hanya berbusa‐
busa merayu calon pembeli atau
melebih ‐lebihkan sesuatu agar memikat
orang. “Iklan harus jujur dan memahami
audiensnya dengan penuh empati,
sampai audiens merasakan bahwa iklan
itu ‘gue banget’. Tanpa dipaksa, mereka
akan mengikuti pesan iklan yang
memang jujur. Saya biasa menyebutnya
iklan yang menjual dengan hati.”
Mimpi ‐Mimpi
37 Dengan
pencapaian yang
begitu membanggakan
ini, Arief
masih merasa belum
meraih kesuksesan.
“Prestasi itu
mengesankan saat diraih,
tapi harus
segera dilupakan
setelah disyukuri.
Seperti yang
disimbolkan dengan
burung pheonix.
Burung api dalam
mitologi Yunani yang
setiap terbakar, akan
tumbuh lagi phoenik
yang baru dari abunya.
”Membakar prestasi dan kebanggan
masa lalu dan tak mau terlena dengan
kesuksean masa silam”, ujar lajang yang
gemar menulis puisi itu. Sepertinya juga,
Petakumpet selalu
membakar kebanggan
masa lampau
untuk melangkah
maju ke depan. Untuk mencapai
yang lebih tinggi agency yang kini
mempunyai karyawan sebanyak 36 orang
itu tidak mau menoleh ke belakang,
sebab lanskap bisnis selalu berubah
naik turun dan
tiba ‐tiba
berkelok. Sarannya
untuk pelaku
industri kreatif
ini, Hidup haruslah
punya mimpi.
Punya tujuan. Dan
komitmen untuk melakukan
apapun yang
diperlukan untuk
mencapai tujuan.
Yang penting
buat Arief
apapun keahliannya,
harus bermanfaat
bagi orang lain.
Menyumbang nilai positif buat
society. Rahmatan lil ’alamin. Dan
jangan lupa terus belajar. Seperti
kata Steve Jobs, ”Stay hungry, stay
foolish” Bagi
Petakumpet sendiri, masih ada beberapa
mimpi yang akan terus diperjuangkan.
Mendapat award di Citra Pariwara.
Lalu di Adfest. Clio Award. Petakumpet
selalu terpanggil untuk mematangkan
kemampuannya dan bersaing
secara sehat dengan biro iklan lainnya.
Syukur‐syukur jika suatu hari nanti
Petakumpet bisa nongol jadi covernya
Fortune Magazine sebagai The Most
Admired Company. Beberapa orang menyebut
cita‐cita setinggi ini sebagai mimpi
di siang bolong. Sebagian menyebutnya
khayalan. Kami
menyebutnya kreativitas, yang dijalani
dengan kegembiraan.
38
ARSITEKTUR
I. P