Lapangan Usaha dan Industri yang terkait dengan Subsektor Industri

73 Tidak selamanya replika barang antik dibuat persis sama. Bisa pula dengan menambahkan unsur ‐unsur baru yang menunjukan kemampuan kreativitas si pembuatnya disertai dengan kualitas yang tinggi sebagai faktor pendukung.

B. I

NDUSTRI P ERDAGANGAN B ARANG S ENI Sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di dalam industri perdagangan barang seni, tentunya yang legal dan bukan palsu dan cara perdagangannya diatur dengan undang ‐undang. Obyek perdagangan barang seni tersebut ada yang barang lama berupa barang antik dan ada pula yang barang baru yang kontemporer. Untuk benda‐benda yang lama, perdagangan barang seni khususnya, yang diduga merupakan barang cagar budaya, diawasi ketat oleh pemerintah. Namun tidak bisa menutup mata bahwa minat masyarakat dunia terhadap barang‐barang seni Indonesia sangat besar. Ini karena Indonesia memiliki banyak sekali benda‐benda lama dan cagar budaya yang luar biasa dan juga karena Indonesia memiliki keragaman etnis terbesar di dunia yang masing‐masing memiliki warisan budaya yang sangat kaya. Di samping itu, Indonesia merupakan bagian dari rute distribusi perdagangan dunia dari masa lampau hingga masa kini, yang meninggalkan banyak jejak‐jejak budaya berupa obyek‐ obyek benda kuno dari berbagai negara seperti China, Thailand, Arab, dan Eropa. Dimasa modern, perdagangan barang seni dan barang antik saat ini cendrung masih bersifat perdagangan secara perseorangan yang bertempat di pusat‐pusat wisata belanja. Yang harus diperhatikan dalam perdagangan barang seni ini adalah bahwa barang yang diperdagangkan tidak boleh barang cagar budaya yang dilindungi oleh undang‐undang.

I.3 Lapangan Usaha dan Industri yang terkait dengan Subsektor Industri

Pasar Barang Seni Terdapat dua jenis lapangan usaha Pasar Barang Seni. Pertama adalah yang bersifat perdagangan barang seni eceran maupun ekspor yang bersifat UKM. Benda‐benda seni yang diperdagangkan bersifat kriya baik yang lama maupun yang reproduksi. Model perdagangan seperti ini biasanya terkonsentrasi disekitar lokasi‐lokasi wisata belanja berupa kios ‐kios dan artshop, atau terkonsentrasi disuatu wilayah yang akhirnya identik dengan tempat pasar barang seni seperti jalan Surabaya di Jakarta. Yang kedua adalah pasar barang seni melalui dealer yang memperdagangkan karya‐karya seniman yang memang menjadikan dunia seni rupalukis sebagai karir dan lahan berkarya secara produktif. Seperti namanya, dealer adalah suatu bidang jasa. Wahana yang digunakan adalah balai‐balai lelang dan galeri baik yang internasional maupun yang lokal, milik pemerintah maupun swasta. Khusus untuk galeri, ada yang bersifat profit oriented ada yang non profit oriented. Adapun, sebagian lapangan usaha yang terkait dengan pasar barang seni dapat ditemukan di KBLI adalah sebagai berikut: 1. Kelompok 51900, yaitu perdagangan besar barang‐barang antik 2. Kelompok 52406, yaitu perdagangan eceran barang antik yang mencakup mencakup usaha perdagangan eceran barang‐barang antik, seperti: guci bekas, bokor bekas, 74 lampu gantung bekas dan mejakursi marmer bekas, furniture antik, mobil antik, motor antik, dan barang antik lainnya 3. Kelompok 52594, yaitu perdagangan eceran kaki lima barang antik yang mencakup usaha perdagangan eceran barang‐barang antik yang dilakukan di pinggir jalan umum, serambi muka emper, toko, atau tempat tetap di pasar yang dapat dipindah‐ pindah atau didorong, seperti: guci bekas, bokor bekas, lampu gantung bekas, mejakursi marmer bekas, furniture antik, dan barang antik lainnya 4. Kelompok 53900, yaitu aktivitas mengekspor barang‐barang antik 5. Kelompok 92321, yaitu aktivitas jasa galeri dan rumah lelang untuk barang seni dan barang antik yang dilakukan oleh pemerintah 6. Kelompok 92322, yaitu jasa galeri dan rumah lelang untuk barang seni dan barang antik, baik yang dilakukan oleh swasta Dirasakan perlu mendefinisikan ulang dan mengklasifikasi ulang kelompok usaha pada KBLI 2005, yang terkait dengan Pasar Barang Seni. Hal ini disebabkan karena pada setiap kelompok di atas, ternyata menyebutkan kata “antik”. Bagi pihak‐pihak yang bekecimpung pada dunia cagar budaya, istilah “antik” identik dengan barang‐barang cagar budaya yang memiliki nilai sejarah dan dilindungi undang‐undang sehingga tidak bisa diperjual belikan. Ada pula lelompok 52594 yang terkesan seolah‐olah mengkonotasikan perdagangan barang bekas sebagai barang loakan. Padahal yang dimaksud bukan sekedar barang loakan, namun barang yang dibuat pada masa lampau, misalnya, lukisan Affandi, sudah pasti “bekas” karena Affandi sudah meninggal dunia, tetapi karyanya merupakan benda seni yang langka dan diperjualbelikan.

I.4 Jenis Pekerjaan di Subsektor Industri Pasar Barang Seni