98
KERAJINAN
I. P
EMAHAMAN
U
MUM
S
UBSEKTOR
I
NDUSTRI
K
ERAJINAN
I.1 Definisi Subsektor Industri Kerajinan
Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang
berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan,
kulit, rotan, bambu, kayu, logam emas, perak, tembaga, perunggu, besi kayu, kaca,
porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
Usulan definisi
Alternatif definisi industri kerajinan, berdasarkan Simposium Internasional UNESCOITC
“Craft and the International Market Trade and Custom Codification” di Manila tahun 1997 yaitu,
kerajinan adalah industri yang menghasilkan produk‐produk, baik secara keseluruhan
dengan tangan atau meggunakan peralatan biasa, peralatan mekanis mungkin juga
digunakan sepanjang kontribusi para perajin tetap lebih substansial pada komponen produk
akhir. Produk kerajinan tersebut dibuat dari raw material dalam jumlah yang tidak terbatas,
produk itu berupa produk kegunaan, estetik, artistik, kreatif, pelestarian budaya, dekoratif,
fungsional, tradisional, religius dan simbol‐simbol sosial.
Berdasarkan bahan baku raw material, produk kerajinan dikategorikan menjadi:
1. Ceramic seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain
2. Logam seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga
3. Natural fiber, serat alam bambu, akar‐akaran, rotan
4. Batu ‐batuan seperti batu mulia, semi precious stone, jade
5. Tekstil seperti cotton, sutra, linen
6. Kayu termasuk kertas dan lacquer ware
99
I.2 Rantai Nilai Subsektor Industri Kerajinan
Pada umumnya, aktivitas‐aktivitas dan pihak‐pihak yang terkait dalam industri kerajinan
adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Dalam Luar
Negeri
Inspirasi
Pasar
Kreasi Produksi
Komersialisasi Distribusi
Desain Produk Potong
‐Bentuk anyam, ukir dll‐ Finishing
Brosur, pameran,
branding Pilihan chanel
distribusi
Pendukung Bahan Baku Pendukung
Pasar Modern
Toko Galeri
Trading House
Pasar Tradisional EO
Pameran Pemerintah
Asosiasi Percetakan
Media Industri Logam
Industri Tekstil Industri Zat
Warna Supplier
Batuan Supplier
Serat Alam;
Akar, Bambu
Industri Penyamakan
Kulit Supplier
Kayu, Rotan
Chanel Distribusi
Media; contoh
produk Internet
Preferensi Buyer Konten lokal:
Riset
UKMIKM Kerajinan
Gambar 9 Rantai Nilai Subsektor Industri Kerajinan
Dari gambar di atas terlihat bahwa industri kerajinan terdiri dari 2 kelompok utama, yaitu
industri pengolahan dan industri jasa perdagangan barang‐barang kerajinan. Industri
pengolahan menghasilkan produk‐produk kerajinan melalui aktivitas‐aktivitas di rantai
kreasi, produksi dan komersialisasi. UKMIKM kerajinan merupakan pelaku utama di
kelompok pertama ini. Sedangkan industri jasa perdagangan mendistribusikan produk‐
produk kerajinan melalui saluran‐saluran distribusi yang terdiri dari berbagai bentuk
channel distribusi seperti pasar tradisional, pasar modern, toko, galeri dan trading house.
Industri kerajinan pengolahan
Perusahaan ‐perusahaan subsektor industri kerajinan pengolahan pada umumnya adalah
UKMIKM yang memiliki kemiripan dalam mengelola bisnis di setiap rantai nilai.
Perbedaan utama terletak pada bahan bakunya, sehingga berbeda pula proses produksinya.
Aktivitas utama pada rantai kreasi adalah desain produk yang akan diproduksi. Desain
produk bisa bersumber dari ide pekerja kreatif perusahaan itu sendiri internal, dari contoh‐
contoh produk di media, informasi internet, dan bisa juga berasal dari pemesan preferensi
buyer produk yang sebagian besar berasal dari luar negeri eksternal. Inspirasi yang
mengangkat konten lokal, yang bisa dihasilkan melalui riset‐riset, masih sangat minim
menopang rantai kreasi industri kerajinan ini.
Produk ‐produk dengan desain berasal dari internal biasanya merupakan contoh produk
untuk dipajang, atau produk untuk dijual tanpa harus menunggu pesanan. Sebagian kecil
pengusaha kerajinan sudah cukup kuat dalam desain, namun kelompok terbesar pengusaha
kerajinan hanya meniru yang sudah ada atau mengikuti desain pemesan saja.
Ketidakmampuan modal membuat produk untuk dijual dengan model made to stock,
meskipun berjumlah kecil, merupakan alasan utama mengapa desain menjadi tidak perlu
bagi sebagian pengusaha tersebut. Contoh‐contoh gambar produk di majalah akhirnya
menjadi pilihan bagi mereka dalam menawarkan desain kepada konsumen pemesan.
100 Pada
rantai produksi, jenis aktivitas bergantung pada jenis bahan baku yang digunakan. Aktivitas
pada bahan baku tekstil meliputi aktivitas batik, anyam, tenun, sulam, rajut dan lain
‐lain. Aktivitas UKMIKM kerajinan berbahan baku tanah liat meliputi aktivitas pembentukan
dan pembakaran pengeringan. Aktivitas berbahan baku logam dan batuan meliputi
pemotongan, pembentukan pahat, ukir dan pengasahan. Aktivitas berbahan baku serat
alam terutama adalah anyam dan ukir. Keseluruhan aktivitas‐aktivitas ini dapat dikelompokkan
menjadi: pemotongan penyiapan bahan baku; Pembentukan proses tenun, ukir,
anyam, dan lain‐lain; dan tahap akhir Terbentuknya
suatu perusahaan UKMIKM kerajinan terutama berdasarkan bahan baku yang
digunakannya. Namun perusahaan kerajinan dapat juga terbentuk berdasarkan aktivitasnya,
seperti anyam, rajut dan lain‐lain. Untuk
mencapai rantai produksi industri kerajinan yang tangguh dan efisien, diperlukan dukungan
dari industri‐industri bahan baku produksi seperti: supplier kayurotan, industri logam,
industri tekstil, industri zat warna, supplier batu‐batuan, supplier serat alam, industri penyamakan
kulit, dan industri‐industri pendukung lainnya. Seperti
pada rantai kreasi, rantai komersialisasi juga merupakan aktivitas yang minimal dilakukan
suatu perusahaan kerajinan. Namun demikian, sebagian kecil pengusaha berusaha
melakukan aktivitas di rantai ini melalui pembuatan brosur‐brosur produk, keikutsertaan
dalam pameran‐pameran serta iklan di media. Mengikuti pameran adalah aktivitas
terbesar di rantai ini, baik atas inisiatif sendiri, difasilitasi oleh asosiasi, dan terutama
difasilitasi oleh pemerintah, di dalam dan di luar negeri. Dengan demikian, aktivitas
komersialisasi ini memang cenderung untuk mempertemukan produsen dengan calon
pembeli melalui media pameran. Nilai
tambah yang dihasilkan industri kerajinan pengolahan pada rantai kreasi dan komersialisasi
belum signifikan besarnya dibandingkan nilai tambah yang dihasilkan pada rantai
produksi. Inspirasi konten lokal tradisional, budaya dan warisan budaya belum optimal
dimanfaatkan pada rantai kreasi. Ketradisionalan itu diwariskan masih cenderung pada
kemampuan produksi saja, seperti mengukir, menganyam, menenun, membatik. Juga minimnya
pelabelan, pencitraan dan aspek komersialisasi lain yang bisa menambah nilai keseluruhan
produk.
Industri kerajinan perdagangan
Pada kelompok jasa perdagangan kerajinan, terdapat beberapa jenis channel distribusi,
antara lain; pasar modern, pasar tradisional, toko‐toko kerajinan, galeri, sampai kepada
trading house. Di pasar domestik, aktivitas‐aktivitas distribusi jasa perdagangan sebagian
besar dikuasai pengusaha asing, melalui galeri‐galeri yang tersebar di sekitar sentra‐sentra
industri kerajinan, termasuk retailer besar pasar modern seperti Carefour yang makin
bertumbuh kembang di kota‐kota besar. Jalur distribusi asing tidak sekedar menjual produk‐
produk kerajinan lokal, mereka juga menetapkan standar kualitas produk yang ingin
dijualnya, dan memberi label atau house‐citra sendiri. Sehingga nilai tambah yang dihasilkan
semakin besar. Selain melayani pasar domestik, galeri‐galeri milik asing ini juga melayani
pasar luar negeri.
101 Jalur
distribusi milik domestik sebagian besar adalah toko‐toko mini di sekitar sentra‐sentra industri
kerajinan, di pasar‐pasar tradisional dan pasar modern. Beberapa daerah sudah mulai
menciptakan jalur distribusi berbentuk Trading House dan seperti Imah Tasik, Trading House
Sutra Jawa Barat, dan galeri kerajinan nasional seperti Sarinah dan Alun‐alun. Di
pasar asing, belum terdapat jalur distribusi milik lokal. Pasar asing dijangkau melalui para
broker ekspor ataupun melalui galeri‐galeri milik asing yang menjual ke luar negeri.
I.3 Lapangan Usaha dan Industri yang terkait dengan Subsektor Industri