langsung dalam program PMT-P. Serta dengan cara observasi yang dilakukan rata- rata lebih dari dua kali di rumah informan utama maupun di Puskesmas Pagedangan
karena terdapat intensitas pertemuan setiap kamis. Selain itu dilakukan cross cek data antar informasi yang didapat dari informan utama dengan catatan rekam medik
balita yang ada di puskesmas.
5.3.1 Gambaran Pengetahuan Pemberian Makan
Pengetahuan pemberian makan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan informan utama dalam hal pemberian makan untuk balita
yang meliputi komposisi dan porsi makanan yang tepat untuk balita, cara pengolahan dan penyajian makanan yang tepat untuk balita, frekuensi
pemberian makan ideal untuk balita, pemberian ASI Air susu ibu dan pemberian makanan tambahan kepada balita.
1. Komposisi dan Porsi Makanan
Pengetahuan mengenai komposisi dan porsi makanan meliputi pengetahuan tentang komposisi makanan bergizi bagi balita, zat gizi dalam
makanan, jenis atau sumber makanan bergizi, dan porsi makanan ideal bagi balita dalam sekali makan.
Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dengan informan utama, baik dari kelompok yang mengalami peningkatan status gizi maupun
dari kelompok yang tidak mengalami peningkatan status gizi, didapatkan hanya satu informan yang mengetahui komposisi makanan bergizi yaitu
yang tercakup dalam empat sehat lima sempurna atau yang terdiri dari makanan pokok, sayuran, buah-buahan, lauk pauk dan susu, sedangkan
enam informan yang lain tidak mengetahui komposisi makanan bergizi yang seharusnya diberikan pada balita. Berikut kutipannya:
“Opat sehat lima sempurna tea, susu bayem kangkung, tempe tahu, endok, telur, kacang ijo, bubur sangu”
“Empat sehat, lima sempurna itu, susu, bayam, kangkung, tempe, tahu, telur, kacang hijau, bubur nasi, buah-
buahan” Informan E “Enggak tahu” Informan B
“Teu nyaho” “Tidak tahu” Informan SK.
Sedangkan pengetahuan mengenai zat gizi dalam makanan, sebagian
besar informan tidak mengetahuinya. Namun meskipun mayoritas informan tidak mengetahui sumber makanan bergizi, sebagian besar informan
mengetahui makanan sumber lemak yaitu minyak, daging, jeroan, coklat, dan susu. Sedangkan untuk sumber zat gizi lain seperti energi, karbohidrat,
protein dan vitamin, sebagian besar informan tidak mengetahuinya. Hanya dua informan yang menjawab sumber energi adalah nasi dan susu. Satu
informan menjawab sumber karbohidrat adalah nasi, kentang, roti dan mie, tiga informan menjawab sumber protein adalah lauk pauk seperti ayam dan
telur, dan satu informan menjawab sumber vitamin adalah sayur-sayuran. Berikut kutipannya:
“Naon nyah, teu nyaho lah sumber energi, karbohidrat heunteu nyaho lah, lemak-lemak teh kos je
roan sapi nyah neng” “Apa ya, tidak tahu sumber energi, karbohidrat tidak tahu, lemak-
lamak itu seperti jeroan sapi ya neng” Informan E. “Heunteu si teu terang, paling geh umpamana paling vitamin, di
pasihan kitu sayur-sayuran, lamun anu protein kitu mah nyah umpamana lauk-pauk jeung ayam., misalken ayam kitu, telor kitu,
lamun lemak terlalu banyak minyak kitu”
“Enggak si tidak tahu, mungkin seperti vitamin yang dikasi seperti sayur-sayuran, kalo protein gitu seperti lauk pauk seperti ayam,
misal makan sama ayam, telur gitu, kalo lemak terlalu banyak minyak gitu yah” Informan S.
“Makanan yang mengandung energi susu, protein tempe, telur, ikan, karbohidrat nasi, roti, kentang, mie udah, lemak dari itu yah,
tetelan, daging, mentega” Informan SM.
“Sumber energi nasi heeh nasi bener, protein susu meureun, mengandung lemak teh coklat geh sarua kan nyah, susu sarua kan,
eta minyak-minyak, daging, anu berminyak, engges teu nyaho deui hehe”
“Sumber energi nasi ya, protein susu kali, karbohidrat lupa lagi kalo itu, mengandung lemak itu coklat juga sama kan, susu sama,
terus kaya minyak-minyak, daging, yang berminyak, sudah tidak tahu lagi hehe” Informan N.
Dan mengenai pengetahuan porsi makanan yang ideal bagi balita, didapatkan jawaban yang bervariasi, namun dari jawaban tersebut dapat
disimpulkan bahwa, porsi makanan yang ideal menurut informan yang balitanya mengalami peningkatan status gizi lebih besar dari pada porsi
makanan menurut informan yang balitanya tidak mengalami peningkatan status gizi. Dua informan yang balitanya mengalami peningkatan status
gizi menjawab porsi makanan pokok adalah dua centong nasi atau setengah mangkuk sampai satu mangkuk, dan untuk lauknya sepotong
tempe atau sebutir telur. Sedangkan menurut dua informan yang balitanya tidak mengalami peningkatan status gizi, porsi makanan pokok adalah
secentong nasi atau sepiring kecil, dan lauk sedikit saja sebagai pelengkap. Berikut kutipannya:
“Atuh bagusnamah dua centong setengah jeung budak mah hayi manehna daeken, tempe paling sakeret tea neng
”
“Ya sebaiknya dua centong setengah kalo untuk anak, jika dia mau, tempe paling sepotong itu neng,
” Informan E. “Setengah mangkok sampe samangkok, atuh telorna sahiji”
“Setengah mangkok sampai satu mangkok, ya telurnya satu” Informan S.
“Sapiring letik, sacentong heeh, lauk mah paling geh saeutik tea”
“Sepiring kecil, secentong ya, lauk tu paling juga sedikit itu” Informan SK.
“Satu piring kecil satu porsi” Informan SM.
2. Cara Pengolahan dan Penyajian Makanan