Pengertian Status Gizi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

c. Tindakan praktek kesehatan lingkungan Mencakup antara lain: membuang air besar di jamban, membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya. Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan observasi, yaitu mengamati tindakan dari subjek dalam rangka memelihara kesehatannya, misalnya: dimana responden membuang air besar, makanan yang disajikan ibu dalam keluarga untuk mengamati praktik gizi dan sebagainya Notoatmodjo, 2005:59. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali recall. Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu Notoatmodjo, 2005:59.

2.5 Status Gizi Balita

2.5.1 Pengertian Status Gizi

Status gizi menurut Riyadi 1995 dalam Khomsan dkk 2007a:10 adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi makanan. Sedangkan menurut Supariasa dkk 2002:18 status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Menurut Call dan Lavinson 1871 dalam Hasanudin 2001 faktor- faktor yang menimbulkan masalah gizi dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi makanan dan kesehatan seseorang. Dan kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh kandungan zat gizi dalam makanan; ada tidaknya program pemberian makanan diluar keluarga; daya beli keluarga; kebiasaan makan; upaya pemeliharaan kesehatan; dan lingkungan fisik serta sosial. Senada dengan hal itu, Paryanto 1996 yang dikutip Anonim 2008 mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi status gizi adalah faktor langsung seperti asupan makan dan penyakit infeksi. Latar belakang terjadinya faktor tersebut adalah ekonomi keluarga, produksi pangan, kondisi perumahan, ketidaktahuan dan pelayanan kesehatan yang kurang baik. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Konsumsi makanan oleh keluarga atau oleh individu bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini bergantung pula pada pendapatan, agama, adat istiadat, pendidikan dan jumlah anggota keluarga Almatsier, 2004:9. Seperti terlihat pada bagan 2.1 dibawah ini, menurut UNICEF 1998 dalam Husin 2008:38 akar masalah gizi adalah terjadi krisis ekonomi, politik dan sosial dalam masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya permasalahan kekurangan pangan, kemiskinan dan tingginya angka inflasi dan pengangguran. Sedangkan pokok masalahnya dimasyarakat adalah kurangnya pemberdayaan wanita, sumber daya manusia, rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Adapun faktor tidak langsung menyebabkan kurang gizi adalah tidak cukup persediaan pangan akibat krisis ekonomi dan rendahnya daya beli masyarakat, pola asuh anak yang tidak memadai akibat dari rendahnya pengetahuan, pendidikan orang tua dan buruknya sanitasi lingkungan dan akses pelayanan kesehatan dasar masih sulit sehingga berdampak terhadap pola konsumsi dan penyakit infeksi yang secara langsung menyebabkan kurang gizi. Bagan 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Penyebab langsung Penyebab tidak langsung Pokok masalah Akar Masalah nasional Sumber: UNICEF 1998 dalam Husin 2008.

2.6 KEP pada Balita

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Balita terhadap Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

3 67 84

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

Pengetahuan Gizi dan Persepsi Ibu Rumahtangga Kader dan Bukan Kader Posyandu tentang Kurang Energi Protein (KEP) Balita Serta Pertisipasi Penanggulangannya

0 10 67

Pola Asuh Orang Tua yang Melatarbelakangi Terjadinya Kurang Energi Protein pada Balita di Desa Kedung Rejo Kabupaten Grobogan 2010 - UDiNus Repository

0 0 2

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POLA ASUH GIZI IBU BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) YANG MENDAPAT PMT-P DI PUSKESMAS PLAYEN I KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 23