Frekuensi Pemberian Makan Gambaran Pengetahuan Pemberian Makan

bedanya jangan terlalu asin gitu jangan terlalu enak-enak gurih gitu ya” Informan S. “Paling atuh sangu jeung tempe, sayur kangkung kadang-kadang, bayem atuh hayi ker aya duitna” “Mungkin sangu sama tempe, sayur kangkung kadang-kadang, bayam kalo lagi ada duitnya” Informan A. “Dihias make tempe tahu lauk, daun bayem sok di pake” “Dihias pakai tempe tahu lauk, daun bayem suka di pake” Informan SK.

3. Frekuensi Pemberian Makan

Pengetahuan mengenai frekuensi pemberian makan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu mengenai frekuensi atau seringnya pemberian makan yang ideal kepada balita, serta waktu yang tepat dalam pemberian makan kepada balita. Dari jawaban yang diberikan seluruh informan baik dari kelompok yang mengalami peningkatan status gizi maupun kelompok yang tidak mengalami peningkatan status gizi, didapatkan hasil bahwa frekuensi pemberian makan yang ideal kepada balita adalah tiga kali dalam sehari. Berikut kutipannya: “Tiga kali kalo lagi ada, pagi, dhuhur, sama sore, kalo uda nangis aja dia mah suka lapar, kalo malem gak suka dikasi” Informan B. “Tilu kali” “Tiga kali” Informan SK. “Bagusnamah tilu kali” “Sebaiknya tiga kali” Informan N. Sedangkan waktu pemberian makan menurut sebagian besar informan adalah saat balita lapar atau meminta makanan, saat balita bangun atau mau tidur dan saat balita bermain. Selain itu menurut salah satu informan yang balitanya mengalami peningkatan status gizi, sebaiknya balita diberikan makanan sesuai dengan jam makan atau teratur setiap harinya. Berikut kutipannya: “Anu bagusnamah berang saeutik atuh jam delapan, trus jam dua belas trus sosorean paling geh jam tilu, anu teratur kitu barang daharna” “Sebaiknya siang sedikit jam delapan, kemudian jam 12, kemudian sore jam tiga, yang teratur gitu makannya” Informan S. “Ker lapar, ker manehna hayangen, menta emam kitu, atuh manehnamah kudu sambari ulin bae daharna, ja te sambari ulin mah te daeken” “Saat lapar, saat dia mau makan, minta makan gitu, ya dia mah harus sambil main aja makannya, karena jika tidak sambil main anaknya tidak mau” Informan E. “Waktu anu bagusna atuh jam delapan atuh, sarapan, pagi-pagi, siang sore, kadang malem sambari ulin ja lamun te sambari ulin mah hararese” “Waktu yang baik ya jam delapan gitu, sarapan, pagi-pagi, siang sore, kadang malem sambil main soalnya kalo gak sambil makan susah” Informan SK.

4. Pemberian ASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Balita terhadap Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

3 67 84

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

Pengetahuan Gizi dan Persepsi Ibu Rumahtangga Kader dan Bukan Kader Posyandu tentang Kurang Energi Protein (KEP) Balita Serta Pertisipasi Penanggulangannya

0 10 67

Pola Asuh Orang Tua yang Melatarbelakangi Terjadinya Kurang Energi Protein pada Balita di Desa Kedung Rejo Kabupaten Grobogan 2010 - UDiNus Repository

0 0 2

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POLA ASUH GIZI IBU BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) YANG MENDAPAT PMT-P DI PUSKESMAS PLAYEN I KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 23