Namun meskipun demikian, terdapat beberapa informan yang memiliki praktik yang baik dalam hal pengobatan dan pemantauan status gizi balita. Hal ini
mungkin disebabkan seluruh informan utama memiliki balita yang mengikuti progam pemberian makanan tambahan pemulihan PMT-P, yang membuat mereka
selalu pergi berobat ke puskesmas dan melakukan penimbangan balita secara rutin. Selain itu terdapat beberapa informan utama yang memiliki praktik yang baik dalam
hal pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi, yang ternyata balitanya mengalami peningkatan status gizi.
6.8 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Balita
Menurut Notoatmodjo 2003b:117, perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi tiga kelompok yaitu perilaku pemeliharaan kesehatan, perilaku pencarian
dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan, dan perilaku kesehatan lingkungan. Sedangkan
perilaku pemeliharaan kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku informan utama yang terdiri atas pengetahuan, sikap dan praktik informan dalam hal
penyakit infeksi pada balita, pemeliharaan kesehatan balita dan kebersihan lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan menunjukkan perilaku pemeliharaan kesehatan balita yang secara umum
termasuk buruk, karena sebagian besar informan utama memiliki pengetahuan dan praktik pemeliharaan kesehatan yang buruk terhadap balitanya. Pengetahuan
sebagian besar informan utama mengenai pemeliharaan kesehatan balita dapat
dikategorikan buruk, karena sebagian besar informan utama tidak memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakit infeksi dan kebersihan lingkungan yang
diyakini dapat berpengaruh terhadap usaha menciptakan lingkungan bersih untuk balita. Namun meskipun demikian, sebagian besar informan utama memiliki
pengetahuan yang baik mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi dan cara pemeliharaan kesehatan balita.
Selain pengetahuan yang buruk, praktik pemeliharaan kesehatan balita yang dilakukan sebagian besar informan utama juga termasuk buruk, baik dalam hal
pencegahan penyakit infeksi, cara pemeliharaan kesehatan balita maupun kebersihan lingkungan. Praktik informan yang buruk tersebut mungkin menjadi penyebab
sebagian besar balita sering menderita penyakit infeksi. Namun meskipun demikian, terdapat beberapa informan yang memiliki
praktik yang baik dalam hal pengobatan dan pemantauan status gizi balita. Hal ini mungkin disebabkan seluruh informan utama memiliki balita yang mengikuti
progam pemberian makanan tambahan pemulihan PMT-P, yang membuat mereka selalu pergi berobat ke puskesmas dan melakukan penimbangan balita secara rutin.
Selain itu beberapa informan utama terlihat selalu memberikan suplemen vitamin yang didapat dari puskesmas sampai habis, yang ternyata balitanya mengalami
peningkatan status gizi. Selain itu meskipun sebagian besar informan utama memiliki pengetahuan
dan praktik pemeliharaan kesehatan balita yang buruk, sikap informan utama terhadap pemeliharaan kesehatan balita ternyata dapat dikategorikan baik. Sebagian
besar informan utama menunjukkan sikap yang baik terhadap semua aspek
pemeliharaan kesehatan balita. Namun meskipun demikian, sikap positif yang ditunjukan informan tersebut masih terbatas pada kepercayaan atau keyakinan dan
belum sampai pada tingkatan bertanggung jawab atau kecenderungan untuk bertindak. Karena menurut Notoatmodjo 2005:53, sikap mempunyai tingkatan
berdasarkan intentitasnya, yaitu terdiri dari menerima receiving, merespon responding, menghargai valuing dan bertanggung jawab responsible.
Menurut Notoatmodjo 2003b:129 setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa
yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Namun dari hasil
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengetahuan dan sikap yang baik dalam hal pemeliharaan kesehatan tidak dapat menjamin terjadinya praktik
pemeliharaan kesehatan yang baik. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa meskipun terdapat beberapa informan yang memiliki
pengetahuan dan sikap yang baik mengenai pencegahan penyakit infeksi dan cara pemeliharaan kesehatan balita, ternyata tidak memiliki praktik yang baik dalam hal
tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran informan utama untuk mematuhi arahan petugas kesehatan, serta kurangnya fasilitas
sarana dan prasarana yang dapat menunjang praktik pemeliharaan kesehatan yang baik bagi balita.
Namun meskipun demikian, terdapat beberapa informan yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, serta kesadaran tinggi, yang memiliki praktik yang
baik dalam pemeliharaan kesehatan balita, khususnya dalam hal upaya peningkatan
status gizi balita yang ternyata dilakukan oleh informan yang balitanya mengalami peningkatan status gizi.
6.9 Pola Asuh Gizi