Pemberian ASI Gambaran Pengetahuan Pemberian Makan

informan yang balitanya mengalami peningkatan status gizi, sebaiknya balita diberikan makanan sesuai dengan jam makan atau teratur setiap harinya. Berikut kutipannya: “Anu bagusnamah berang saeutik atuh jam delapan, trus jam dua belas trus sosorean paling geh jam tilu, anu teratur kitu barang daharna” “Sebaiknya siang sedikit jam delapan, kemudian jam 12, kemudian sore jam tiga, yang teratur gitu makannya” Informan S. “Ker lapar, ker manehna hayangen, menta emam kitu, atuh manehnamah kudu sambari ulin bae daharna, ja te sambari ulin mah te daeken” “Saat lapar, saat dia mau makan, minta makan gitu, ya dia mah harus sambil main aja makannya, karena jika tidak sambil main anaknya tidak mau” Informan E. “Waktu anu bagusna atuh jam delapan atuh, sarapan, pagi-pagi, siang sore, kadang malem sambari ulin ja lamun te sambari ulin mah hararese” “Waktu yang baik ya jam delapan gitu, sarapan, pagi-pagi, siang sore, kadang malem sambil main soalnya kalo gak sambil makan susah” Informan SK.

4. Pemberian ASI

Pengetahuan mengenai pemberian ASI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktik pemberian ASI yang ideal bagi balita, meliputi waktu yang tepat dimulainya pemberian ASI, lamanya pemberian ASI, waktu yang tepat dimulainya pemberian makanan pendamping ASI MP- ASI dan jenis MP-ASI yang baik untuk balita. Pengetahuan mengenai waktu yang tepat dimulainya pemberian ASI, menurut sebagian besar informan adalah segera setelah balita dilahirkan. Namun meskipun demikian, terdapat satu informan yang balitanya mengalami peningkatan status gizi, yang menjawab waktu dimulainya pemberian ASI adalah setelah tiga hari dilahirkan. Berikut kutipannya: “Timimiti lahir geh sok dibere ASI ku bidan geh sok dititah dibere ASI, ceunageh can putih geh neng dibere ASI bae, koneng geh” “Dari sejak lahir juga suka dikasi ASI, sama Bidan juga suka disuruh dikasi ASI, katanya belum putih juga neng dikasi ASI aja, meskipun kuning” Informan E. “Bagusna mentes lahir langsung dibere bae” “Sebaiknya sesudah lahir langsung dikasi aja” Informan SK. “Kalo udah tiga hari aja baru dikasi susu, kalo udah diurut kan suka banyak air susunya sudah tiga hari baru keluar baru dikasi, sebelum itu mah kan gak ada airnya makanya gak dikasi” Informan B. Pengetahuan mengenai lamanya pemberian ASI, menurut sebagian besar informan adalah sampai balita berumur dua tahun, meskipun demikian terdapat dua informan yang menjawab sampai balita berumur satu setengah tahun. Berikut kutipannya: “Umur dua tahun dieurenan neng” “Umur dua tahun dihentikan neng” Informan E. “Dua tahun penuh” Informan SM. “Bagusnamah sih ceunageh sampe sataun setengah” “Sebaiknya si katanya sampe setahun setengah” Informan N. “Lamun lalaki mah satahun setengah nyah, lamun perempuan dua tahun” “Kalo laki-laki setahun setengah ya, kalo perempuan dua tahun” Informan S. Untuk pengetahuan mengenai waktu yang tepat dimulainya pemberian MP-ASI, didapatkan jawaban yang bervariasi. Tiga informan menjawab sejak balita berusia enam bulan, sedangkan sisanya menjawab setelah balita dilahirkan, sejak balita berumur satu minggu dan lain-lain. Dan jenis MP-ASI yang sebaiknya diberikan untuk balita, menurut seluruh informan adalah pisang, bubur bayi instan, nasi tim, bubur nasi, dan lain- lain. Berikut kutipannya: “Ges genep bulan nyah, dibere iye bubur bayi instan “X”, sapuluh bulan bae karak dibere tim ” “Saat enam bulan ya, dikasi bubur bayi instan “X”, sepuluh bulan aja baru dikasi tim” Informan E. “Oh setelah enam bulan, bubur bayi instan apa aja” Informan SM. “Bagusnamah enam bulan karak dibere, bubur bayi instan “X” “Sebaiknya enam bulan baru diberi, bubur bayi instan “X”” Informan SK. “Karak lahir dibere kan cau ambon, tilu bulan geh ges dibere kitu, dibere bubur bayi instan “X”” “Saat lahir dikasi pisang ambon, tiga bulan juga dikasi bubur bayi instan “X”” Informan N.

5. Pemberian Makanan Tambahan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Balita terhadap Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

3 67 84

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

Pengetahuan Gizi dan Persepsi Ibu Rumahtangga Kader dan Bukan Kader Posyandu tentang Kurang Energi Protein (KEP) Balita Serta Pertisipasi Penanggulangannya

0 10 67

Pola Asuh Orang Tua yang Melatarbelakangi Terjadinya Kurang Energi Protein pada Balita di Desa Kedung Rejo Kabupaten Grobogan 2010 - UDiNus Repository

0 0 2

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POLA ASUH GIZI IBU BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) YANG MENDAPAT PMT-P DI PUSKESMAS PLAYEN I KABUPATEN GUNUNGKIDUL

0 0 23