menurunnya  produktifitas  kerja.  Kekurangan  gizi  pada  semua  umur  dapat menyebabkan  mudahnya  terkena  serangan  infeksi  dan  penyakit  lainnya  serta
lambatnya proses regenerasi sel tubuh Suhardjo, 2003:8. Menurut Herawati 1999:15 pada  balita  KEP seringkali ditemukan adanya
tingkat konsumsi makanan yang rendah. Studi yang dilakukan oleh Hermana 1983 dalam Herawati 1999:15, menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi dan protein
balita KEP sebelum penelitian sekitar 480 kkal 2000 kj dan 13,8 gram protein. Untuk  KEP  ringan  dan  sedang,  gejala  klinis  yang  bisa  dijumpai  pada  anak
adalah  berupa  kondisi  badan  yang  tampak  kurus.  Sedangkan  gejala  klinis  KEP beratgizi  buruk  secara  garis  besar  bisa  dibedakan  menjadi  tiga  tipe:  marasmus,
kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor.
2.6.1 Marasmus
Marasmus  menurut  Depkes  2009:v  adalah  tanda  klinis  pada  balita gizi  buruk  yaitu  tampak  sangat  kurus,  iga  gambang,  perut  cekung,  wajah
seperti orang tua dan kulit keriput. Sedangkan  menurut Arisman 2002:102, marasmus  biasanya  berkaitan  dengan  ketiadaan  bahan  pangan  yang  sangat
parah, semikelaparan berkepanjangan, dan penyapihan terlalu dini. Tipe marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Badan  anak  nampak  sangat  kurus  seolah-olah  tulang  hanya  terbungkus
kulit. 2.
Wajah seperti orang tua. 3.
Mudah menangiscengeng dan rewel. 4.
Kulit menjadi keriput.
5. Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada baggy pantpakai
celana longgar. 6.
Perut cekung, dan iga gambang. 7.
Sering disertai penyakit infeksi umumnya kronis berulang. 8.
Diare kronik atau susah buang air besar Depkes, 2009:v.
2.6.2 Kwashiorkor
Kwashiorkor menurut Depkes 2009:v adalah tanda klinis pada balita gizi  buruk  yaitu  edema-minimal  di  kedua  punggung  kaki,  wajah  bulat  dan
sembab,  perut-buncit,  otot  mengecil,  pandangan  mata  sayu,  rambut tipiskemerahan dan mudah dicabut. Sedangkan menurut Arisman 2002:104,
kwashiorkor terkait dengan keterlambatan menyapih serta kekurangan protein. Kwashiorkor memiliki ciri:
1. Edema  pembengkakan,  umumnya  seluruh  tubuh  terutama  punggung
kaki dan wajah membulat dan lembab. 2.
Pandangan mata sayu. 3.
Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok.
4. Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel.
5. Terjadi pembesaran hati.
6. Otot  mengecil  hipotrofi,  lebih  nyata  bila  diperiksa  pada  posisi  berdiri
atau duduk.
7. Terdapat  kelainan  kulit  berupa  bercak  merah  muda  yang  meluas  dan
berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas crazy pavement dermatosis.
8. Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut.
9. Anemia dan diare Depkes, 2009:vi.
2.6.3 Marasmik-Kwashiorkor
Menurut Depkes 2009:vi marasmik-kwashiorkor adalah tanda klinis pada  balita  gizi  buruk  yaitu  gabungan  marasmik  dan  kwashiorkor.  Menurut
Arisman  2002:105,  bentuk  kelainan  ini  merupakan  gabungan  antara  KEP yang  disertai  dengan  edema,  dengan  tanda  dan  gejala  khas  kwashiorkor  dan
marasmus.  Gambaran  yang  utama  adalah  kwashiorkor  edema  dengan  atau tanpa  lesi  kulit,  pengecilan  otot,  dan  pengurangan  lemak  bawah  kulit  seperti
marasmus.  Jika  edema  dapat  hilang  pada  awal  pengobatan,  penampakan penderita  akan  meyerupai  marasmus.  Gambaran  marasmus  dan  kwasiorkor
muncul secara bersamaan dan didominasi oleh kekurangan protein yang parah Arisman, 2002:105.
2.7 Pemberian Makanan Tambahan PMT