Berkelanjutan Sustainability Kriteria Daerah Pengembangan Ekowisata

19 sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi 3. Keberlanjutan sosial : Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan dan mampu menyediakan layanan sosial. Wisata alam berkelanjutan sebagai bagian dari ekowisata juga memperhatikan 3 tiga aspek yaitu keberlanjutan ekonomi, ekologilingkungan dan sosial. Tabel 3. Dimensi-dimensi Ekonomi, Lingkungan dan Sosial Budaya dalam Pariwisata Berkelanjutan Dimensi Wisatawan Penyedia jasa Masyarakat Ekonomi • Peningkatan kepuasan wisata • Peningkatan belanja wisata di daerah destinasi • Peningkatan dan pemerataan pendapatan semua pelaku wisata • Penciptaan kesempatan kerja terutama bagi masyarakat lokal • Peningkatan kesempatan berusahadiversifikasi pekerjaan Lingkungan • Penggunaan produk dan layanan wisata berbasis lingkungan • Kesediaan membayar lebih mahal untuk produk dan layanan wisata yang ramah lingkungan • Penentuan dan konsistensi pada daya dukung lingkungan • Pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan bahan baku hemat energi • Prioritas pengembangan produk dan layanan jasa berbasis lingkungan dengan kebutuhan konservasi Sosial dan Budaya • Kepedulain sosial yang meningkat • Peningkatan konsumsi produk lokal • Penerimaan kontak dan perbedaan budaya • Apresiasi budaya masyarakat lokal • Pelibatan stakeholder dalam perencanaan sebanyak mungkin, implementasi dan monitoring • Peningkatan kemampuan masyarakat lokal dalam pengelolaan jasa-jasa wisata • Pemberdayaan lembaga-lembaga lokal dalam pengambilan keputusan pengembangan pariwisata • Terjaminnya hak-hak dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata • Penonjolan ciri atau produk budaya lokal dalam penyediaan atrakasi, aksesibilitas dan amenitas • Perlindungan warisan budaya, kebiasaan-kebiasaan dan kearifan lokal. Sumber : Damanik dan Webber 2006 20

2.2. Taman Wisata Alam TWA dan Prinsip Pengembangan Ekowisatanya

Taman Wisata Alam TWA merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi flora, fauna dan ekosistemnya serta gejala dan keunikan alam yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata alam Wahyuningsih, 2001. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkam untuk pariwisata dan rekreasi alam. Pengembangan ekowisata di Taman Wisata Alam harus berazaskan : 1. Keadilan bagi akses pemanfaatan Peluang pemanfaatan terbuka bagi masyarakat umum dan sejauh dimungkinkan, menciptakan sinergi antara potensi wisata, masyarakat dan pemerintah. 2. Pemanfaatan secara berkelanjutan Pemanfaatan untuk kebutuhan pariwisata dipadudasarkan dengan beragam kepentingan dari berbagai pihak agar saling menunjang, untuk menekan kemungkinan konflik kepentingan dalam pemanfaaatan. Dengan demikian tercipta pemanfaatan yang berazaskan keseimbangan untuk menuju pemanfaatan yang berkelanjutan. 3. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat Pengembangan ekowisata di TWA untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha bagi masyarakat setempat. Dalam membina hubungan kemitraan dengan masyarakat, konsep hubungan dilandaskan pada kesetaraan yang saling bergantung dan saling membutuhkan. Oleh karena itu kesinambungan hubungan perlu dibina agar rasa kebersamaan yang tinggi terus berkembang. Azas ini dapat diwujudkan dalam program-program pembinaan, penyuluhan teknis dan pengembangan usaha. 4. Prioritas pemanfaatan Penetapan prioritas pemanfaatan kawasan TWA untuk ekowisata disesuaikan dengan potensi dan kesiapan sumber-sumber resources serta optimasi peran dalam menggerakkan pertumbuhan dan pengembangan ekonomi wilayah. 21 Keberhasilan penyelenggaraan ekowisata di TWA sangat tergantung dari kemampuan pengelola dalam menjaga dan memelihara kualitas alam dan budaya kawasan, yang pada gilirannya akan melestarikan manfaat ekonomi dan kualitas hidup yang diperoleh melalui kegiatan ekowisata tersebut. Untuk itu, berdasarkan Wahyuningsih 2001 pengembangan ekowisata di TWA harus mencakup 5 lima prinsip berikut: 1. Konservasi Pengembangan ekowisata harus memenuhi kaidah konservasi danatau menciptakan manfaat untuk konservasi seperti : • Membantu mengurangi terjadinya gangguan kawasan seperti penebangan liar, perambahan kawasan dan pemanfaata ilegal lainnya; • Mendukung upaya pengawetan jenis tumbuhan dan satwa terutama tumbuhan dan satwa langka, diantaranya melalui perlindungan terhadap populasi, jenis, habitat, keunikan, kekhasan dan ekosistem tumbuhan dan satwa yang endemik, langka dan dilindungi; • Melindungi sumber-sumber mata air seperti mata air, danau, air terjun, sungai, daerah minum satwa; • Melindungi kawasan-kawasan dengan tingkat kepekaan tinggi terhadap bencana alam seperti erosi, gunung meletus, gas beracun, gelombang pasang, arus bawah dan sejenisnya; • Membantu upaya perlindungan terhadap warisan budaya khususnya berada di dalam kawasan; • Melaksanakan konsep pemanfaatan yang berkelanjutan dengan melakukan upaya diantaranya : menentukan batas perubahan yang dapat diterima oleh kawasan, mengatur dan mengelola pengunjung, mengelola limbah, mencegah polusi dan lain-lainnya. 2. Edukasi Pengembangan ekowisata di TWA harus diarahkan untuk : • Mengembangkan program interpretasi danatau pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pengunjung dan masyarakat terhadap keanekaragaman sumberdaya alam hayati dan ekosistem;

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12