Taman Wisata Alam TWA dan Prinsip Pengembangan Ekowisatanya

21 Keberhasilan penyelenggaraan ekowisata di TWA sangat tergantung dari kemampuan pengelola dalam menjaga dan memelihara kualitas alam dan budaya kawasan, yang pada gilirannya akan melestarikan manfaat ekonomi dan kualitas hidup yang diperoleh melalui kegiatan ekowisata tersebut. Untuk itu, berdasarkan Wahyuningsih 2001 pengembangan ekowisata di TWA harus mencakup 5 lima prinsip berikut: 1. Konservasi Pengembangan ekowisata harus memenuhi kaidah konservasi danatau menciptakan manfaat untuk konservasi seperti : • Membantu mengurangi terjadinya gangguan kawasan seperti penebangan liar, perambahan kawasan dan pemanfaata ilegal lainnya; • Mendukung upaya pengawetan jenis tumbuhan dan satwa terutama tumbuhan dan satwa langka, diantaranya melalui perlindungan terhadap populasi, jenis, habitat, keunikan, kekhasan dan ekosistem tumbuhan dan satwa yang endemik, langka dan dilindungi; • Melindungi sumber-sumber mata air seperti mata air, danau, air terjun, sungai, daerah minum satwa; • Melindungi kawasan-kawasan dengan tingkat kepekaan tinggi terhadap bencana alam seperti erosi, gunung meletus, gas beracun, gelombang pasang, arus bawah dan sejenisnya; • Membantu upaya perlindungan terhadap warisan budaya khususnya berada di dalam kawasan; • Melaksanakan konsep pemanfaatan yang berkelanjutan dengan melakukan upaya diantaranya : menentukan batas perubahan yang dapat diterima oleh kawasan, mengatur dan mengelola pengunjung, mengelola limbah, mencegah polusi dan lain-lainnya. 2. Edukasi Pengembangan ekowisata di TWA harus diarahkan untuk : • Mengembangkan program interpretasi danatau pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pengunjung dan masyarakat terhadap keanekaragaman sumberdaya alam hayati dan ekosistem; 22 • Mendukung program-program pendidikan dan penelitian untuk konservasi dan pariwisata. 3. Partisipasi masyarakat Untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan, menekan danatau mengurangi konflik pemanfaatan, pengembangan ekowisata harus : • Melibatkan masyarakat dalam proses pemanfaatan, sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi; • Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan TWA untuk ekowisata sesuai dengan sosial dan budayanya melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan dan program-program pengembangan usaha. 4. Ekonomi Untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan, pengembangan ekowisata di TWA harus: • Menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha bagi masyarakat, khususnya sekitar kawasan; • Mempunyai kelayakan finansial pada setiap usaha pemanfaatan sebagai jaminan kelangsungan usaha; • Meningkatkan pendapatan, kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat; • Menyumbang secara nyata terhadap perekonomian lokal, regional, dan apabila dimungkinkan nasional. 5. Rekreasi Untuk memastikan pengembangan ekowisata di TWA sejalan dengan konsep pemanfaatan secara lestari, pengembangan ekowisata di TWA harus mampu menyajikan pelayanan berkualitas kepada pengunjung dalam melakukan rekreasi diantaranya : • Menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan serta kenyamanan bagi pengunjung; • Memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada pengunjung sebelum dan selama di tempat tujuan serta setelah meninggalkan kawasan; • Menyajikan ragam pilihan produk; 23 • Memperkaya pengalaman dan pengetahuan tentang objek dan atraksi kawasan.

2.3. Konservasi

Berdasarkan Wikipedia, konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harafiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah : • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya. • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam fisik. • Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik. • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, definisi konservasi adalah melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Konservasi didefinisikan sebagai pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. 24

2.4. Ekonomi Wisata

Menurut Yoeti 2008, para pakar ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke- 21. Dalam perekonomian suatu negara, bila dikembangkan secara berencana dan terpadu, peran sektor pariwisata akan melebihi sektor migas serta industri lainnya. Lebih lanjut, Yoeti 2008 memaparkan bahwa sektor pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. 1. Agen Pembangunan Pariwisata dikatakan sebagai katalisator dalam pembangunan, karena dampak yang diberikannya terhadap kehidupan perekonomian di negara yang dikunjungi wisatawan. Kedatangan para wisatawan pada suatu DTW Daerah Tujuan Wisata telah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat, dimana pariwisata itu dikembangkan. 2. Pentingnya Pariwisata bagi Perekonomian Pariwisata merupakan faktor penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, karena mendorong perkembangan beberapa sektor perekonomian nasional, misalnya : • Peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya prasarana dan sarana demi pengembangan pariwisata, sehingga memungkinkan orang-orang melakukan aktivitas ekonominya dari suatu tempat ke tempat lainnya, baik dalam suatu wilayah negara tertentu, maupun dalam kawasan internasional. • Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannya dengan pariwisata. • Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan restoran. • Meningkatkan permintaaan terhadap : Handicraft, Souvenir Goods, Art Painting, dan lain-lain. • Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia internasional. • Meningkatkan perolehan devisa negara, sehingga dapat mengurangi beban defisit neraca pembayaran.

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12