Kerangka Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

43 Gunung Meja untuk dijadikan sebagai salah satu kebijakan konservasi, sehingga dalam pengelolaannya kawasan ini bukan saja sekedar menjadi suatu kawasan pelestarian tapi juga kawasan yang berfungsi sesuai dengan peruntukkannya yaitu sebagai kawasan wisata alam.

IV. METODE PENELITIAN

1.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 9 Sembilan kampung yang berbatasan langsung dengan kawasan TWA Gunung Meja, yaitu Kampung Manggoapi, Fanindi, Brawijaya, Sarinah, Kampung Ayambori, Kampung Ambon Atas dan Kampung Susweni, Kampung Aipri dan Kampung Anggori. Sembilan kampung ini terletak pada 4 kelurahan yaitu Kelurahan Manokwari Barat, Kelurahan Padarni, Kelurahan Pasir Putih dan Kelurahan Amban. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juli 2011. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian 1.2.Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung terhadap: 1. Masyarakat sekitar TWA Gunung Meja berupa profil umum, persepsi masyarakat tentang kondisi TWA Gunung Meja, persepsi serta kesediaan membayar willingness to pay masyarakat terhadap rencana pengembangan ekowisata serta dampak dari kegiatan wisata; 2. Wisatawan yang mengunjungi TWA Gunung Meja berupa profil umum, motivasi kunjungan, penilaian wisatawan terhadap keadaan lingkungan serta sarana dan prasarana yang ada di kawasan TWA Gunung Meja, informasi biaya perjalanan; dan 3. Para pelaku usaha untuk melihat dampak ekonomi dari kegiatan wisata. Data primer juga berasal dari Focus Group yang terdiri dari Kepala Adat Kepala Burung, Lurah Amban, Aipiri Anggori Lurah Padarni, Kepala Kampung Susweni, Kepala Kampung Ayambori, Kepala Kanpung Aipiri, Pengusaha yang tinggal dekat kawasan TWA Gunung Meja serta Pemandu Wisata. Data sekunder berupa laporan yang diperoleh dari Instansi Pemerintah seperti Badan Konservasi Sumberdaya alam BKSDA dan Kelurahan masing-masing Lurah.

1.3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive Sampling, yaitu memilih sampel secara sengaja, dengan kriteria dan jumlah sebagai berikut : 1. Responden wisatawan lokal, dengan jumlah yang tidak dibatasi, selama penelitian berlangsung. Adapun kriteria wisatawannya adalah sebagai berikut:  Wisatawan dewasa yang telah memiliki pendapatan.  Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan satu-satunya di TWA Gunung Meja. Banyaknya responden wisatawan yang diperoleh adalah 47 orang. 2. Responden masyarakat Masyarakat lokal dan masyarakat pendatang yang telah tinggal lebih dari 5 lima tahun di 9 Sembilan kampung yang berbatasan langsung dengan kawasan TWA Gunung Meja. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 10 persen dari jumlah Kepala Keluarga di masing-masing kampung, yaitu Manggoapi sebanyak 112 KK, Fanindi sebanyak 162 KK, Brawijaya sebanyak 287 KK, Sarinah sebanyak 117 KK, Ayambori sebanyak 56 KK, Kampung Ambon Atas sebanyak 139 KK , Susweni sebanyak 62 KK, Aipiri sebanyak 57 KK dan Anggori sebanyak 81 KK. Dari perhitungan tersebut maka jumlah responden Kepala Keluarga yang terambil adalah 120 orang. 3. Pelaku usaha Pemilik usaha seperti Losmen, Rumah Makan, Kiostoko, Usaha Souvenir, Pemandu Wisata yang berada di daerah perbatasan antara kawasan TWA Gunung Meja dengan Kota Manokwari. 47 4. Focus Group Kepala Adat Kepala Burung, Kepala BKSDA, Lurah Amban, Lurah Padarni, Kepala Kampung Susweni, Kepala Kampung Ayambori, Kepala Kampung Aipiri, Pengusaha yang tinggal dekat kawasan TWA Gunung Meja serta Pemandu Wisata.

4.4. Metode Analisis Data

Adapun Metode Analisis Data yang digunakan untuk menjawab masing- masing tujuan penelitian adalah : 1. Pasar Wisata Alam a. Penawaran Wisata Alam Identifikasi terhadap penawaran dilakukan berdasarkan hasil laporan berupa sumberdaya hayati, estetika, situs bersejarah serta fasilitas penunjang seperti aksesibilitas dan akomodasi. b. Permintaan Wisata Alam Identifikasi terhadap permintaan diperoleh dari hasil survei terhadap wisatawan berupa tujuan kegiatan wisata, alasan kunjungan wisata, ketersediaan informasi dan persepsi terhadap kondisi TWA Gunung Meja. c. Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan terhadap TWA Gunung Meja dihitung berdasarkan kegiatan utama kunjungan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : E = Δ Jumlah kunjungan Δ jumlah Biaya Perjalanan 2. Nilai Ekonomi Wisata Alam Untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja, digunakan pendekatan Biaya Perjalanan Travel Cost Method dan Manfaat ekonomi. a. Travel Cost Method TCM Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan individual, karena tidak tersedianya data sekunder berupa jumlah pengunjung tiap tahun di TWA Gunung Meja. 48 • Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan fungsi permintaan untuk kunjungan ke TWA Gunung Meja menggunakan teknik ekonometrik seperti regresi sederhana OLS. Secara sederhana fungsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut: Q ij = f C ij , J, M, A, P, E, P1 ij , P2 ij , P3 ij Di mana : Q ij = Jumlah kunjungan individu i ke tempat j C ij = Biaya perjalanan yang dikeluarkan individu i ke tempat j J = Jarak M = Pendapatan A = Umur individu i P = Pekerjaan E = Tingkat pendidikan P1 = Persepsi individu i terhadap kondisi fisik tempat j P2 = Persepsi inividu i terhadap pemandangan alam di tempat j P3 = Persepsi responden i terhadap keamanan di tempat j Agar lebih operasional, fungsi permintaan tersebut dibuat dalam bentuk log-linear seperti berikut : LnQ = α + α 1 c + α 2 J + α 3 M + α 4 A + α 5 P + α 6 E + α 7 P1 + α 8 P2 + α 9 P3 Langkah berikutnya adalah menghitung surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen merupakan luas wilayah di bawah kurva permintaan yang dibatasi oleh biaya perjalanan tertinggi c 1 pada batas atas dan biaya perjalanan terendah c pada batas bawah, sehingga surplus konsumen diukur melalui formula : � ≈ � = � di mana : c 1 =jumlah biaya tertinggi c = jumlah biaya terendah

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12